Proyek APBA

Pj Gubernur Ingatkan Rekanan Perhatikan Kualitas Fisik Proyek APBA 2023

Bangunan break water yang dibangun, harus berkualitas, agar tidak cepat rusak dan runtuh,” tegas Achmad Marzuki, kepada rekanan yang mengerjakan

Penulis: Herianto | Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS/HERIANTO
Pj Gubernur Aceh Achmad Marzuki didampingi Kadis Pengairan Ade Surya Fan Kadis Kelautan dan Perikanan Aceh Aliman, sedang menasehati, rekanan yang bangun break water di Kampung Tepin Gunung Kerambe, Tapak Tuan, Selasa ( 9/5/2023).   

Laporan Herianto l Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Pj Gubernur Aceh Achmad Marzuki pada kunjungan kerjanya ke lokasi pembangunan Break Water di Gampong Tepin Gunung Kerambe, Tapaktuan, Aceh Selatan, mengingatkan kepada rekanan yang mengerjakan proyek fisik APBA 2023, di antara proyek Break Water ini, harus dikerjakan dengan bagus dan berkualitas.

“Bangunan break water yang dibangun, harus berkualitas, agar tidak cepat rusak dan runtuh,” tegas Achmad Marzuki, kepada rekanan yang mengerjakan pembangunan break water/bendungan penahan dan pemecah ombak sepanjang 400 meter di Kampung Tepin Gunung Kerambe, Tapaktuan, Aceh Selatan.

Pemerintah Aceh Kontrakkan 42 Paket Proyek APBA 2023

Kunjungan kerja Pj Gubernur ke lokasi proyek break water tersebut, didampingi Pj Bupati Aceh Selatan, Kepala Bappeda Aceh, H T Ahmad Dadek, Kadis Pengairan Aceh, Ade Surya, Kadis Perikanan Aceh, Aliman, Asisten I Setda Aceh Dr Iskandar, dan sejumlah pejabat lainnya.

Kadis Pengairan Aceh, Ir Ade Surya MT yang didampingi Kepala UPTD Pengairan Wilayah Aceh Selatan Bambang mengatakan, break water atau bendungan penahan dan pemecah ombak itu dibangun di Kampung Tepin Gunung Kerambe, Tapaktuan, untuk melindungi rumah penduduk, badan jalan nasional dan sejumlah fasilitas umum lainnya seperti Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Yuliddin Away, Aceh Selatan, yang letaknya dekat dengan pantai.

Bangunan break water tersebut, dibangun setinggi 2 meter, menggunakan batu gunung dari Kecamatan Sawang, Aceh Selatan. Tujuan pembangunannya, untuk cegah abrasi, pengaman pantai dari terjangan ombak laut, agar pemukiman penduduk, yang sudah sangat dekat dengan pantai sekitar 30 meter lagi. Begitu juga dengan badan jalan dan fasilitas umum lainnya, seperti masjid, sekolah, rumah sakit dan lainnya.

Ratusan rumah penduduk, terancam terabrasi, dan tergerus oleh ombak besar  laut. Jika Pemerintah Aceh, melalui Dinas Pengairan Aceh, tidak segera membangun break water atau bangunan batu penahan dan pemecah ombak tersebut, rumah pemukiman penduduk bisa diterjang ombak laut yang besar, pada musim ombak besar di laut.

Menanggapi penjelasan Kadis Pengairan Aceh, Ade Surya, Pj Gubernur Aceh Achmad Marzuki, dalam kata pengarahannya menyatakan, dalam pelaksanaan konstruksi pembangunan break water/bendungan penahan dan pemecah ombak laut tersebut, konsultan bersama pengawas bersama PPTK, Kepala UPTD Pengairan Aceh Selatan, untuk mengawasinya secara ketat, agar bangunan break water yang dibangun berkualitas dan tidak cepat rusak dan runtuh ke laut bangunannya. Disebutkan banyak braek water yang telah dibangun pemerintah untuk mencegah abrasi laut dan sungai, karena dikerjakan sembarangan oleh rekanannya, usia atau waktu pakainya sangat pendek dan cepat runtuh.

Untuk membangun break water, sebagai penahan ombak sepanjang 400 meter tersebut, kata Pj Gubernur Aceh, Achmad Marzuki, Pemerintah Aceh, harus mengeluarkan anggaran senilai Rp 8 miliar lebih. Ini merupakan nilai yang cukup besar, karena itu perlu diawasi oleh konsultan pengawas, agar hasil bangunannya nanti benar-benar berkualitas, sehingga masa pakainya jadi lebih lama dari yang ditargetkan.

Selain itu, lanjut Pj Gubernur, model bangunan break water yang dibangun nanti, bisa memperkecil tekanan ombak yang datang dari laut sampai ke pantai, sehingga lokasi yang sudah di bangun break water, masih bisa digunakan tempat wisata pantai dan berjualan oleh masyarakat Tapaktuan, Aceh Selatan.

Pantai berpasir putih, yang dimiliki Aceh Selatan, jangan sampai menghilangkan peluang ekonomi masyarakat, akibat pembangunan break water tersebut. Potensi wisata pantai yang dimiliki Aceh Selatan, jadi tetap terpelihara. Lokasi pantai daerah yang berpasir putih bersih, yang sangat cantik dan indah serta nyaman, dijadikan tempat mandi dan bermain anak, serta lokasi wisata laut.

Sementara itu, Kadisperikanan Aceh, Aliman yang hadir dalam acara tersebut mengatakan, kehadirannya ke acara peninjauan lokasi pembangunan break water ini, untuk memberikan bantuan pelampung kepada 30 orang nelayan dan 5 unit alat pelacak kerumunan ikan di laut.

Dua fasilitas melaut ini, sangat dibutuhkan nelayan untuk memberikan keamanan keselamatan bagi nelayan untuk melaut. Sedangkan fungsi alat deteksi ikan untuk meningkatkan hasil tangkapan ikan dalam melaut.

Alat pelacakan lokasi kerumunan/gerombolan ikan di laut itu, sangat diperlukan oleh nelayan di Tapaktuan, untuk peningkatan hasil tangkapan ikannya ketika pergi melaut, dan untuk efisiensi biaya melaut.

Boat-boat tangkap ikan di Lampulo, Kota Banda Aceh, sudah banyak yang menggunakan alat pelacak gerombolan ikan di laut tersebut.

“Sementara di Tapaktuan, Aceh Selatan ini, masih sedikit, makanya kita perlu membantunya,” pungkas Aliman yang didampingi Kepala UPTD PPS Lampulo, Ibu Fani.(*)

Harga Emas di Lhokseumawe Hari Ini Naik, Cek Rinciannya Pada Selasa 9 Mei 2023

Begini Permintaan Aurel ke Ashanty, Saat Tahu Ia Hamil Anak ke Dua

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved