Berita Aceh Barat
DPRK Aceh Barat Dorong Pemerintah Antisipasi Kekeringan
BMKG memprediksi mayoritas wilayah di Indonesia akan menghadapi musim kemarau atau kekeringan panjang mulai Maret 2023.
Penulis: Sadul Bahri | Editor: Taufik Hidayat
Laporan Sa'dul Bahri | Aceh Barat
SERAMBINEWS.COM, MEULABOH – Pemerintah Kabupaten Aceh Aceh Barat diminta untuk segera mengambil sikap terhadap ancaman kemarau yang menyebabkan kekeringan berdampak terhadap petani akibat pengaruh badai El Nino atau fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) di atas kondisi normalnya.
Dampak tersebut akan bermuara terhadap para petani, sehingga perlu adanya langkah antisipasi agar petani tidak mengalami gagal panen yang berpengaruh terhadap krisis pangan nantinya.
Wakil Ketua DPRK Aceh Barat H Kamaruddin kepada Serambinews.com, Selasa (16/5/2023) mengungkapkan kekhawatiran terhadap pengaruh badai El Nino tersebut, sehingga pemerintah untuk segera mengambil langkah antisipasi terhadap petani seperti menyediakan mesin pompa air fiber agar sawah petani tidak kering jika kekeringan terjadi nantinya.
Ia menambahkan, bahwa dari informasi yang didapatkannya, bahwa Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi mayoritas wilayah di Indonesia akan menghadapi musim kemarau atau kekeringan panjang mulai Maret 2023. Puncaknya, diperkirakan sebanyak 32 dari total 34 provinsi akan dilanda musim kering pada Agustus 2023 mendatang, salah satunya termasuk Provinsi Aceh yang berada di Sumatera.
Kondisi tersebut dimana saat ini cuaca panas sudah mulai dirasakan, baik siang maupun pada malam hari.
Dikatakannya, terkait perkiraan tersebut perlu adanya antisipasi terhadap bagian pertanian, seperti adanya persiapan pompa air fiber yang mampu mengalirkan air ke 30 hektar sawah per unit mesin tersebut, dan mesin tersebut tentu sangat efektif disediakan pemerintah ditambah dengan jangkauan harga yang murah.
“Antisipasi ini perlu dilakukan agar masyarakat tani tidak terganggu oleh faktor kemarau nantinya atau kekeringan,” harap H Kamaruddin.
Dalam pemantauannya, untuk antisipasi terjadi kekeringan terhadap petani sedikit pemerintah dapat menyiapkan sekitar 200 unit mesin pompa air fiber di Aceh Barat, sebab sejauh ini di Aceh Barat belum ada irigasi yang selama ini bercocok tanam mengandalkan tadah hujan.
Dikatakannya, bahwa penggunaan mesin pompa air fiber tersebut dapat digunakan di daerah persawahan yang berdekatan dengan sungai atau danau, sehingga petani tidak mengalami gagal panen dan tidak akan mempengaruhi krisis pangan nantinya.
“Dalam dalam antisipasi ini juga terjadi kekeringan sungai dan danau, ini sudah menjadi bencana nasional, yang tidak bisa kita lakukan antisipasi lebih jauh,” ujarnya.
Dikatakannya bahwa serangan badai El Nino yang diperkirakan akan melanda Indonesia pada Agustus mendatang diharapkan bisa segera diambil langkah antisipasi. Guna mencegah dampak mengerikan yang mungkin saja terjadi, baik dampak kekeringan masal maupun dampak lainnya.
“Kita menegaskan Pemerintah Aceh Barat kita harapkan untuk segera mengambil langkah pencegahan, agar petani kita tidak ikut terkena dampak badai El Nino,” harap H Kamaruddin.(*)
Baca juga: Kepala SKPK dan Pejabat Fungsional Pemkab Aceh Barat Ikuti Pembekalan ASN
Usai Ikuti Arahan Presiden, Bupati Aceh Barat Langsung Gelar Gerakan Pangan Murah untuk Warga |
![]() |
---|
Bupati Aceh Barat Serahkan Bantuan kepada ASN Korban Kebakaran, Wujud Solidaritas Pegawai Pemkab |
![]() |
---|
Bank Sampah Binaan Mifa Bersaudara Jadi Objek Penilaian Adipura Aceh Barat |
![]() |
---|
Berbulan-bulan Konflik dengan Gajah, Warga Aceh Barat Kini Bisa Bernapas Lega |
![]() |
---|
Dua Syech Arab ‘Jadi Guru’ di MAN 1 Aceh Barat, Tekankan Hal Penting Ini Kepada Siswa |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.