Berita Banda Aceh

Diundang ke Kazan dan Moskow, Wali Nanggroe Malik Mahmud Paparkan Potensi Aceh di Rusia

Dalam forum itu, Wali Nanggroe, Malik Mahmud, mempromosikan potensi yang dimiliki oleh Aceh, khususnya mengenai hutan dan satwa.

Penulis: Muhammad Nasir | Editor: Mursal Ismail
For Serambinews.com
Wali Nanggroe Paduka Yang Mulia Tgk Malik Al Haythar Aceh membuka kegiatan Sidang Raya Mejelis Tinggi yang diikuti oleh Majelis Tuha Peut, Majelis Tuha Lapan dan Majelis Fatwa, Kamis (25/11/2021) 

Masih di Kota Kazan, Wali Nanggroe juga didapuk untuk menjadi pembicara pada Russia  Islamic World Kazan Forum 2023.

Ia kembali membahas berbagai isu dan mempromosikan Aceh.

Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Presiden Republik Tatarstan, Rustam Minnikhanov, yang didampingi Wakil Perdana Menteri Rusia, Marat Khusnullin dan Menteri Pembangunan Ekonomi, Maxim Reshetnikov dan Perdana Menteri Tajikistan, Kohir Rasulzoda.

Dalam forum itu turut hadir Berlian Helmy, Wakil Duta Besar RI untuk Federasi Rusia beserta para Diplomat dan Staf KBRI Moscow, serta Prof KH Din Syamsuddin M.A, Ph.D.

Sementara dari Lembaga Wali Nanggroe, hadir Staf Khusus Wali Mohammad Raviq, dan Kasubag Protokol Keurukon Katibul Wali Ichsan Iswandi. 

Baca juga: VIDEO Penjelasan Mahfud MD Soal Proyek Tower BTS Bermasalah Sejak Tahun 2020

Kerja Sama dengan Kampus Teknik

Di sela-sela berlangsungnya forum tersebut, juga ditandatangani Letter of Intent (LoI) atau Surat Minat Kerja Sama akademik antara Lembaga Wali Nanggroe Aceh dan Kazan State Power Enginering University (KSPPEU). LoI itu ditandatangani langsung oleh Wali Nanggroe dan Rektor KSPEU, Edvard Abdullazyanov.

Keesokannya pada 19 Mei, Wali Nanggroe kembali menjadi pembicara pada sesi Round Table "Rusia-Indonesia: Prospects Economic Cooperation" atau prospek kerja sama ekonomi antara Rusia-Indonesia.

Isu yang dibicarakan pada forum itu antara lain, food security, tourism, health, pengembangan SDM bidang digital dan teknologi, transfer teknologi, serta pertukaran mahasiswa dan peneliti. 

Wali Nanggroe, dalam forum itu secara detail menyampaikan potensi-potensi yang dimiliki Aceh, dan status Aceh dalam negara Republik Indonesia. 

"Aceh adalah bagian dari Indonesia yang otonom,  yang memungkinkan Aceh untuk melakukan bisnis dengan caranya sendiri.

Otonomi ini telah memberi Aceh kebebasan untuk mengatur agenda pembangunannya sendiri dan untuk melakukan pengaturan bisnisnya,  sebaik mungkin.  Maka sudah sepantasnya saya bisa mewakili kepentingan Aceh di sini, hari ini, di pertemuan ini," jelas Wali Nanggroe.

Selain di Kota Kazan, mulai tanggal 21 Mei, Wali Nanggroe juga dijadwalkan untuk melakukan beberapa pertemuan di Kota Moskow. (*)

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved