Capres 2024

Elektabilitas Prabowo Melejit Tinggalkan Ganjar dan Anies, Ketum Gerindra-PDIP Segera Bertemu

Elektabilitas Prabowo Subianto melejit tinggalkan Ganjar dan Anies, Ketum Gerindra dan PDIP dijadwalkan bakal segera bertemu.

Penulis: Sara Masroni | Editor: Mursal Ismail
Dok Tribunnews dan Instagram @prabowo
Elektabilitas Prabowo Subianto melejit tinggalkan Ganjar dan Anies, Ketum Gerindra dan PDIP dijadwalkan bakal segera bertemu. 

Diketahui survei Litbang Kompas menempatkan Prabowo Subianto pada puncak elektabilitas Bakal Capres 2024.

SERAMBINEWS.COM - Elektabilitas Prabowo Subianto melejit tinggalkan Ganjar dan Anies, Ketum Gerindra dan PDIP dijadwalkan bakal segera bertemu.

Diketahui survei Litbang Kompas menempatkan Prabowo Subianto pada puncak elektabilitas Bakal Capres 2024.

Hasil survei tersebut didapati elektabilitas Prabowo sebesar 24,5 persen, Ganjar Pranowo 22,8 persen, dan Anies Baswedan 13,6 persen.

Baca juga: PDIP Panggil Gibran, Klarifikasi Dukungan Relawan ke Prabowo, Ini yang Disampaikan Putra Jokowi Itu

Baca juga: Sekjen PDIP Sebut Ada yang Melakukan Dansa-dansa Politik ke Gibran, Maksudnya Siapa?

Survei Litbang Kompas ini dilakukan secara tatap muka pada 29 April-10 Mei 2023 terhadap 1.200 responden secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 38 provinsi dengan margin of error lebih kurang 2,83 persen.

Hasil survei tersebut tentu menjadi kabar baik bagi Gerindra karena sang ketua umum (Ketum) memimpin puncak elektabilitas Capres 2024.

Wakil Ketua Umum Gerindra, Habiburokhman menyampaikan Ketum Gerindra Prabowo Subianto akan segera bertemu dengan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri.

"Kalau pak Prabowo ketemu bu Mega sebetulnya sering ya, gak terkait Pemilu juga sering," kata Habiburokhman dikutip dari tayangan Kompas TV, Kamis (25/5/2023).

"Tapi ini kita sedang mencari waktu yang cocok di antara beliau berdua," tambahnya.

 

 

Waketum Gerindra itu menyampaikan, keduanya masih sama-sama sibuk, meski demikian komunikasi terus berjalan.

"Kita tahu bu Mega sibuk, pak Prabowo juga sibuk. Tapi intinya komunikasi kedua tokoh ini terus berjalan dengan baik," ungkap Habiburokhman.

"Beliau berdua saling menghormati dan memang sahabat sejak lama," sambungnya.

Baca juga: Pengamat Politik Sorot Wacana Duet Prabowo-Erick Thohir di Pilpres 2024: Pasangan Saling Melengkapi

Ketika ditanya apa agenda dalam pertemuan tersebut nanti, Waketum Gerindra itu menyampaikan akan membahas soal kebangsaan.

"Agendanya tentu soal kebangsaan, beliau berdua kan representasi dua kekuatan politik besar," ucap Habiburokhman.

Menurutnya Prabowo dan Mega merupakan dua kekuatan besar yang perlu terus bersinergi

"Kalau toh ada event Pemilu, ada perbedaan calon dan lain sebagainya, sudah terbukti tidak mampu merusak persahabatan kedua tokoh ini, itu hal yang biasa," kata Habiburokhman.

Baca juga: Sekjen PKS: Bacawapres Anies Bakal Diumum Juni atau Juli, Senang Jika Ganjar dan Prabowo Sudah Dapat

Persahabatan dua tokoh tersebut, lanjutnya, sudah teruji saat Pilpres 2019 lalu.

"Ada yang menganggap itu kontestasi yang antagonis," ucap Habiburokhman.

"Tapi persahabatan pak Prabowo dan bu Mega, persahabatan Partai Gerindra dan PDIP tetap terawat hingga saat ini," pungkasnya.

Profil Prabowo

Letnan Jenderal H Prabowo Subianto Djojohadikusumo, atau akrab dengan Prabowo Subianto mulai dikenal secara luas sejak ia menjadi calon wakil presiden.

Dilansir dari Tribunnews Wiki Kala itu ia mendampingi Megawati Soekarnoputri pada Pilpres 2009. Kariernya di dunia militer sangat cemerlang dan naik begitu pesat.

Baca juga: Relawan Jokowi dan Gibran Beri Dukungan untuk Prabowo Subianto pada Pilpres 2024 

Dikutip dari jabar.tribunnews.com, secara profesional, kariernya dimulai pada sejak tahun 1974, saat ia bergabung sebagai anggota Komando Pasukan Khusus (Kopassus).

Belum lama menjadi anggota Kopassus, Prabowo ditugaskan ke Timor Leste. Tidak tanggung-tanggung, ia diberikan amanah sebagai Komandan Pleton Grup I Kopassus.

Setelah menyelesaikan tugasnya di Timor Leste, pada 1981 bersama Mayor Luhut Binsar Pandjaitan dan beberapa perwira lain kembali dikirim ke Jerman.

Di sana mereka menjalani Pendidikan di Polisi Elit Jerman Barat, Grenzschutzgruppe 9 (GSG-9) untuk belajar tentang penanganan terorisme.

Pulang dari Jerman, karier Prabowo semakin cemerlang. Ia didaulat menjadi Wakil Komandan Datasement 81 Penanggulangan Teror (Gultor) Kopassus dari tahun 1983 sampai 1985.

Pada tahun 1985, ia ditempatkan di Komando Strategis Angkatan Darat (Kostrad) sebagai Wakil Komandan Batalyon Infanteri Lintas Udara 328 sampai tahun 1987.

Kemudian pada tahun 1991 sampai 1993, ia menjadi Kepala Staf Brigade Infanteri Lintas Udara 17 di Kostrad.

Kariernya terus naik, di Kopassus ia diangkat sebagai Komandan Grup-3 pada tahun 1993.

Setahun kemudian ia diangkat menjadi Wakil Komandan Kopassus, dan pada tahun 1995 sampai 1996, ia menjabat sebagai Komandan Kopassus.

Kariernya di dunia militer semakin moncer ketika ia ditunjuk sebagai Komandan Jenderal Kopassus pada 1996 sampai 1998.

Ketika menjadi Komandan Jenderal Kopassus, ia ditugaskan untuk memimpin pembebasan sandera Mapenduma.

Dalam operasi tersebut, Prabowo Bersama timnya berhasil menyelamatkan 10 dari 12 peneliti yang disandera oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM).

Puncak kariernya terjadi pada 1998, ketika ia ditunjuk sebagai Panglima Kostrad (Pangkostrad) yang membawahi sekitar 11.000 prajurit.

Saat itu, ia juga memegang peran penting di dalam TNI AD, dimana ia ditugaskan untuk mengamankan Jakarta karena situasi yang sedang kacau saat terjadi reformasi.

Saat itu, mahasiswa melakukan aksi besar-besaran untuk menuntut mundurnya Soeharto yang sudah menjadi presiden selama lebih dari tiga dasawarsa itu.

Sayangnya karier Prabowo juga merosot dengan pesat.

Sehari setelah Soeharto yang juga mertuanya mengundurkan diri, jabatannya sebagai Pangkostrad dan Komandan Sekolah Staf dan Komando ABRI dicopot.

Pemberhentian ini dilakukan setelah ia menjalani sidang Dewan Kehormatan Perwira terkait beberapa kasus.

Salah satunya adalah kasus penculikan aktivis yang disebut-sebut dilakukan oleh Tim Mawar. Nama Prabowo terseret karena dialah yang membawahi Tim Mawar itu.

Meski tidak terbukti ia telah memberikan instruksi untuk melakukan penculikan, namun ia tetap disalahkan karena tidak mampu mengetahui kegiatan yang dilakukan oleh bawahannya.

Sejak saat itu, kariernya di dunia militer akhirnya harus terhenti.

Pasca berhenti dari dunia militer, Prabowo mulai masuk ke dalam dunia bisnis dan politik.

Di dunia bisnis, namanya tercatat sebagai salah satu pemegang peranan penting di beberapa perusahaan.

Dikutip dari daftar riwayat hidup calon presiden yang dimiliki KPU, pada tahun 2001 sampai 2009, namanya tercatat sebagai Presiden / CEO PT. Kertas Nusantara.

Adapun sejak tahun 2002 sampai sekarang, namanya masih tercatat sebagai Presiden / CEO PT. Nusantara Energy dan sebagai Komisaris Utama PT. Tidar Kerinci Agung.

Sementara itu, di dunia politik kariernya dimulai sejak tahun 2004 ketika ia bergabung Bersama Partai Golkar.

Ia bahkan pernah menjadi kandidat capres dari Partai Golkar, namun namanya kalah dari Wiranto.

Akhirnya Prabowo keluar dari Partai Golkar dan mendirikan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) pada tahun 2008.

Dalam Pemilu 2009, Gerindra langsung bisa meraih 26 kursi di DPR RI.

Prabowo juga maju mendampingi Megawati Soekarnoputri dalam Pilpres 2009. Namun mereka hanya mampu meraih suara 26,79 persen, masih kalah dari pasangan SBY – Boediono.

Pilpres berikutnya pada 2014, Prabowo kembali maju dalam bursa Pilpres. Kali ini ia bahkan langsung menjadi calon presiden, berdampingan dengan Hatta Rajasa.

Namun lagi-lagi suaranya masih kalah dari pasangan Joko Widodo dan M. Jusuf Kalla yang menjadi presiden dan wakil presiden untuk periode 2014-2019.

Ia tidak patah semangat. Di Pilpres 2019 ini, ia kembali mencalonkan diri sebagai presiden berpasangan dengan Sandiaga Salahudin Uno sebagai cawapresnya.

Ia kembali head to head dengan Joko Widodo yang maju sebagai calon petahana didampingi oleh Ma’ruf Amin.

Meski kemudian kalah, Prabowo bergabung dengan koalisi pemerintah dan mendapat kursi Menteri Pertahanan (Menhan) hingga saat ini.

Prabowo kembali bersiap memulai pertarungan untuk keempat kalinya di Pilpres 2024, namun kali ini lebih pede karena berada di puncak survei elektabilitas capres.

(Serambinews.com/Sara Masroni)

BACA BERITA SERAMBI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved