Berita Pidie

Pj Bupati Pidie Lapor Perkembangan dan Kendala Waduk Tiro kepada Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko

Orang nomor satu di Pidie itu menjumpai mantan Panglima TNI ini untuk melaporkan terhadap pentingnya Waduk Tiro, Pidie, dilanjutkan sebagai Proyek Str

Penulis: Muhammad Nazar | Editor: Mursal Ismail
For Serambinews.com
Pj Bupati Pidie, Wahyudi Adisiswanto foto bersama Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko di Jakarta 

Orang nomor satu di Pidie itu menjumpai mantan Panglima TNI ini untuk melaporkan terhadap pentingnya Waduk Tiro, Pidie, dilanjutkan sebagai Proyek Strategi Nasional atau PSN.

Laporan Muhammad Nazar I Pidie

SERAMBINEWS.COM, SIGLI - Penjabat atau Pj Bupati Pidie, Wahyudi Adisiswanto, menjumpai Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko di Jakarta.

Orang nomor satu di Pidie itu menjumpai mantan Panglima TNI ini untuk melaporkan terhadap pentingnya Waduk Tiro, Pidie, dilanjutkan sebagai Proyek Strategi Nasional atau PSN.

"Saya telah menjumpai Kepala Staf Kepresidenan, Pak Jenderal TNI (Purn) Moeldoko tiga hari lalu di Jakarta, guna melaporkan perkembangan Waduk Tiro," kata Pj Bupati Pidie, Wahyudi Adisiswanto, kepada Serambinews.com, Jumat (16/6/2023).

Menurutnya, pembangunan Waduk Tiro, lanjutan Pabrik Semen Laweung dan penegerian Unigha merupakan tiga prioritas programnya yang telah disampaikan saat pertama dirinya menjadi Pejabat Bupati Pidie.

Ternyata, kata Wahyudi, ketiga program itu tidak semudah dibayangkan bisa terwujud seperti membalikkan telapak tangan, mengingat adanya kendala yang harus dituntaskan. Progresnya butuh komunikasi yang intensif.

Untuk Waduk Tiro, sebut Pj Bupati, akan diteruskan sebagai PSN, meski yang menjadi kendala utama warga tidak mau direlokasi, karena warga sudah terlanjur tidak mau pindah.

Baca juga: Para Istri Lakukan 2 Hal Ini Ketika Suami Pulang Kerja, dr Aisah Dahlan : Dia Makin Nyaman di Rumah

Tetapi, dirinya tetap terus melakukan progres, seperti terakhir bertemu Kepala Staf Kepresidenan, Jenderal TNI (Purn) Moeldoko di Jakarta. 

"Saya telah sampaikan kepada Pak Jenderal TNI (Purn) Moeldoko, kendala di Waduk Tiro, bahwa adanya persoalan sosial di Pidie, terkait tidak adanya pekerjaan," jelasnya.

Menurutnya, saat ini sekitar 200 KK tidak mau pindah di lokasi Waduk Tiro. Masyarakat di sana bersedia dipindah jika disediakan rumah dan lahan garapan yang sama seperti di Tiro. 

"Tanah sudah ketemu di Gampong Paya Guci, Kecamatan Tangse. Jadi tinggal di petak-petak untuk tanah garapan bagi masyarakat. Masalah ini pun telah saya sampaikan kepada Pak Moeldoko," ujarnya.

Dikatakan, saat ini sekitar 80 persen masyarakat di Pidie berprofesi sebagai petani dan 20 persen melakoni pekerjaan sebagai nelayan. 

Untuk kebutuhan bertani, tentunya warga sangat bergantung pada irigasi teknis. Kemudian, irigasi teknis tergantung pada waduk untuk menyuplai air. 

Baca juga: Absen ke Indonesia, Terungkap Lionel Messi Pernah Derita Penyakit Mengerikan saat Kecil

Untuk itu, kata Wahyudi, Waduk Tiro harus dilanjutkan dalam upaya mengatasi kebutuhan air bagi petani, meski sempat terkendala. Akibat terkendala sehingga dicabut dari PSN, sebab dinilai proyek mangkrak itu dianggap kendala, yang akhirnya dihentikan akibat mangkrak. 

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved