Haji 2023

Wukuf di Arafah Jatuh pada 27 Juni 2023, Jemaah Haji Diminta Istirahat Total dan Jaga Kondisi Fisik

Puncak ibadah haji tahun ini terjadi pada musim kemarau, ketika cuaca di Arafah dan Makkah mencapai 45 derajat Celsius.

Editor: Faisal Zamzami
AFP
Para jamaah haji melaksanakan wukuf di Arafah pada Jumat (8/7/2022). 

SERAMBINEWS.COM, MAKKAH - Otoritas Arab Saudi memutuskan wukuf di Arafah pada 9 Dzulhijah 1444 Hijriyah jatuh pada 27 Juni 2023. 

Hal itu berdasarkan hasil sidang isbat yang dilakukan pemerintah setempat.

"Tanggal 9 Dzulhijah (1444 Hijriyah) wukuf di Arafah bertepatan dengan 27 Juni 2023," kata Kepala Daerah Kerja (Daker) Makkah, Khalilurrahman di Makkah, Senin (19/6/2023).

Khalilurrahman mengatakan, wukuf di padang Arafah adalah salah satu rukun haji yang wajib dilaksanakan para jamaah haji.

Puncak ibadah haji tahun ini terjadi pada musim kemarau, ketika cuaca di Arafah dan Makkah mencapai 45 derajat Celsius.

Karenanya, jamaah haji diimbau wajib mengonsumsi minum dan makan yang cukup, serta perbanyak istirahat.

Ia pun meminta jemaah haji tidak banyak keluar ketika menjelang wukuf.

Misalnya, lima hari sebelum wukuf jangan banyak keluar hotel. Sebaiknya, jemaah haji istirahat total dari aktivitas fisik yang berlebihan.

Jika tetap melakukan aktivitas fisik berlebihan, nanti akan menghambat kondisi jemaah haji saat wukuf.

"Kemudian ketika di Arafah, karena cuaca panas, diharapkan jemaah haji lebih banyak ibadah, karena tujuan mereka tiba di Arafah untuk ibadah, jangan banyak keluar karena akan mengurangi energi mereka dan bisa mempengaruhi kondisi kesehatan jasmani mereka," ujar Khalilurrahman.

Sebelumnya, Khalilurrahman juga menyampaikan bahwa kondisi lalu lintas yang sangat padat dan macet menjelang dan setelah puncak haji di Arafah menjadi kendala distribusi katering bagi jamaah haji. Sehingga pada 7, 14, dan 15 Dzulhijah layanan katering dihentikan sementara.

"Dalam rentang waktu itu, jemaah haji bisa membeli makanan dan minuman di sekitar hotel. Untuk tanggal 8 sampai 13 Dzulhijah, layanan katering diberikan sebanyak 16 kali di Arafah, Muzdalifah, dan Mina," kata Khalilurrahman.

Khalilurrahman menyampaikan, penghentian sementara layanan katering terjadi hampir di setiap musim haji. Sebab kendalanya memang sama, yakni kemacetan yang menghalangi pengiriman makanan.

"Pada tahun 2017, 2018, 2019, layanan konsumsi juga dihentikan sementara selama lima hari, yaitu pada 5, 6, 7, serta 14 dan 15 Dzulhijah," tutup Khalilurrahman.

Baca juga: Manasik Haji CJH Digelar IPHI Banda Aceh Berakhir, Tawaf di Masjid Oman dan Wukuf Halaman Masjid USK

Jemaah Haji Lansia dan Risiko Tinggi Diimbau Jaga Kondisi Fisik Sebelum Wukuf

Panitia Pelaksana Ibadah Haji (PPIH) mengimbau supaya para jemaah yang saat ini berada di Makkah tidak terlampau memaksakan diri buat menunaikan ibadah salah lima waktu di Masjidil Haram, dan bisa menggunakan masjid atau musala di sekitar pemondokan.

Imbauan itu disampaikan bagi jemaah lansia dan berisiko tinggi (risti) supaya bisa menjaga kondisi tubuh supaya maksimal menjalani ibadah puncak di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).

“Untuk beribadah khususnya salat lima waktu, jemaah lansia dan risti dapat memanfaatkan musala hotel atau masjid di sekitar hotel, agar terhindar dari kelelahan,” kata Juru Bicara PPIH Pusat, Akhmad Fauzin, dalam keterangan persnya di Media Center Haji (MCH) Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, seperti dikutip pada Rabu (14/6/2023).

Fauzin memahami keinginan seluruh jemaah haji buat rutin menunaikan salat wajib 5 waktu di Masjidil Haram karena momen itu kemungkinan belum tentu bisa terulang.

Akan tetapi menurut dia jika jemaah lansia dan risti memang kesulitan untuk bolak-balik dari pemondokan dan Masjidil Haram buat beribadah maka sebaiknya tidak perlu memaksakan diri.

“Salat di musala dan masjid sekitar hotel memiliki keutamaan dan pahala yang sama bila salat di Masjidil Haram. Pelipatgandaan pahala di Tanah Haram Makkah tidak dikhususkan di Masjidil Haram saja, tetapi mencakup semua Tanah Haram, dan semua hotel jemaah haji Indonesia berada di Tanah Haram," sambung Fauzin.

Fauzin juga mengingatkan, suhu di Makkah yang cukup panas yakni berkisar 31-42 derajat celcius.

Maka dari itu dia juga mengimbau jemaah yang akan melaksanakan umrah wajib sebaiknya tidak memaksakan diri melakukannya pada siang hari, atau ketika terjadi tingkat kepadatan tinggi di Masjidil Haram seperti bersamaan dengan waktu salat berjamaah.

“Jemaah yang tiba di Makkah siang hari, sebaiknya tidak memaksakan diri langsung umrah wajib, tapi istirahat terlebih dahulu di hotel,” ucap Fauzin.

Selain kondisi Masjidil Haram padat saat salat, lanjut Fauzin, pada rentang di antara waktu salat kondisi terminal bus Salawat juga sangat padat oleh jemaah yang datang untuk salat berjamaah dan pulang dari Masjidil Haram setelah salat.

Dia menyarankan jemaah yang tiba di Makkah pada siang dan sore hari bisa melaksanakan umrah wajib pada malam hari.

“Jemaah yang menunggu dan akan melaksanakan umrah wajib di momen yang lebih lapang dan tidak padat di Masjidil Haram, harus tetap memperhatikan ketentuan dan larangan-larangan selama ihram,” ucap Fauzin.

Baca juga: DLH Ingatkan PT Mifa Bersaudara Serius Bangun Sumur Bor untuk Petani Akibat Kehilangan Sumber Air

Baca juga: Harga Emas di Lhokseumawe Hari Ini Stagnan di Kisaran Rp 2.794.500 per Mayam

Baca juga: Cek Harga Emas di Banda Aceh Hari Ini per Mayam beserta Emas Antam Awal Pekan, Senin 19 Juni 2023

Sudah tayang di Kompas.com: Wukuf di Arafah Jatuh pada 27 Juni 2023, Jemaah Haji Diminta Istirahat Total

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved