Haji 2023

Kakek Arifin Menangis Usai Memeluk Istrinya, Putus Kontak Tiga Hari Saat Ibadah Haji di Arab Saudi

Arifin bin Abdullah (70) sempat tersesat setelah hilnag kontak dengan istri dan keluarganya di tanah suci .

|
Editor: Faisal Zamzami
Tribunnews.com/Rachmat Hidayat
Arifin bin Abdullah (70) (kanan). Pria asal Desa Banyu Urip Kecamatan Gering, Lombok Nusa Tenggara Barat (NTB) itu diantarkan seseorang ke Kantor Sektor dua Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Mekkah, Hotel Bab Al Multazam Mahabs Jin, pada Kamis 29 Juni sekira pukul 23.00 waktu Arab Saudi (WAS). 

SERAMBINEWS.COM, MEKKAH - Seorang jemaah haji putus kontak dengan istri dan keluarganya saat melaksanakan ibadah haji di Aarab Saudi.

Arifin bin Abdullah (70) sempat tersesat setelah hilnag kontak dengan istri dan keluarganya di tanah suci .

Pria asal Desa Banyu Urip Kecamatan Gering, Lombok Nusa Tenggara Barat (NTB) itu diantarkan seseorang ke Kantor Sektor dua Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Mekkah, Hotel Bab Al Multazam Mahabs Jin, pada Kamis 29 Juni sekira pukul 23.00 waktu Arab Saudi (WAS).

Wajahnya pucat, terlihat sedang lapar dan panik.

Petugas PPIH Abdurrahman Jauhari yang piket malam itu menyerahterimakan kepada petugas lainnya yang baru saja pulang dari Jamarot, Purwaji bersama beberapa petugas haji lainnya.

Setelah diberi makan, Arifin yang datang tanpa identitas apapun (gelang, kalung masyariq dll) juga tidak menyandang tas apalagi uang atau handphone.

"Beliau ini mengaku haji non pemerintah (kemungkinan visa ziarah) semua barang-barangnya hilang dan tersesat. Awalnya mengakunya berasal Lombok," ungkap Jauhari petugas PPIH.

Baca juga: Jamaah Haji RI Alami Sejumlah Masalah, Menag Yaqut Protes Pada Menteri Haji Arab Saudi, Ini Hasilnya

Karena sudah larut, pria asal Lombok itu kemudian diinapkan di musala hotel Bab Al Multazam, bersama dua jemaah reguler yang juga tersesat dan belum bisa diantar ke hotelnya karena semua akses jalan ditutup.

Selama tiga hari dua malam, Arifin ditampung di Bab Al Multazam kantor PPIH Sektor 2 Mekkah.

Setiap hari kebutuhan makannya ditanggung para petugas.

Mereka patungan untuk beli makan dan cemilan setiap harinya, untuk diberikan ke para jemaah haji yang tersesat termasuk Arifin.

Ibu-ibu petugas yang prihatin dengan kondisi Arifin, membelikan baju ganti dan mencucikan kain ihramnya yang kotor.

 
Setiap diajak bicara Arifin selalu menangis, ia teringat istrinya dan proses hajinya.

Menurutnya ia sudah selesai dari Mina, lalu tawaf dan Sai.

Tapi belum melempar jumroh. Proses melempar jumrohnya pun akhirnya dibadalkan oleh para petugas.

Baca juga: Walaupun Hari Raya, Haji Uma dan Pemkot Langsa Fasilitasi Pemulangan Warga Langsa Sakit di Malaysia

Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved