Berita Subulussalam
Mengenal Sosok Sarwani Sabi, Kakek asal Aceh Penakluk Si Raja Rimba Hingga Populer Seantero Sumatera
Kek Carwani mengaku sudah menggeluti penaklukan harimau sejak masih kecil seusia kelas dua sekolah dasar (SD).
Laporan Khalidin | Subulussalam
SERAMBINEWS.COM, SUBULUSSALAM – Innalillahi Wainna Ilaihi Rajiun. Sarwani Sabi alias Carwani meninggal dunia.
Kalimat berisi ucapan tersebut menyebar melalui pesan WhatsApp (WA) dan media sosial pada 20 Juni 2022 malam atau tepat setahun lalu.
Ungkapan duka cita tersebut terus mengalir dari ponsel ke ponsel warga Aceh dan Sumatera, terutama kalangan insan konservasi.
Ya, Sarwani Sabi adalah kakek berusia 85 tahun asal Meulaboh, Aceh Barat yang merupakan pawang harimau Aceh hingga seluruh Sumatera.
Ia meninggal dunia pada Senin (20/6/2022) tahun lalu.
Nah, hari ini Selasa (20/6/2023), bertepatan setahun meninggalnya sang penakluk Harimau Sumatera tersebut untuk menghadap Allah SWT Sang Maha Pencipta.
Meninggalnya pawang harimau ini diterima Serambinews.com dari unggahan petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kota Subulussalam waktu itu.
Serambinews.com kembali mengonfirmasi untuk memastikan kebenaran meninggalnya Sarwani alias Kakek Carwani.
Hal ini dibenarkan Riya Kamba, SHut, salah seorang petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) yang turut memasang ucapan duka cita di story WhatsAppnya kala itu.
Kakek Carwani meninggal dunia tadi selepas Shalat Maghrib di kediamannya di Meulaboh, Aceh Barat.
“Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un, telah pulang ke Rahmatullah sahabat kita Nek Carwani Sabi, hari ini ba'da Magrib jam 18.55 wib di Meulaboh,” tulisnya.
“Semoga Allah meridhai beliau dan Alam barzhah nya menjadi kebun surga, mohon maaf segala khilaf dan salah Nek Carwani selama hidupnya, baik sengaja maupun yang tidak disengaja,” demikian antara lain ucapan duka terhadap meninggalnya Sarwani Sabi.
Kek Carwani menjadi salah satu sosok paling top dalam hal penangan konflik harimau, baik di Aceh hingga hampir seluruh Pulau Sumatera.
Dia sangat dikenal di kalangan BKSDA karena sosok pria bertubuh kecil tersebut memiliki kapasitas sebagai pawang harimau hingga Padang, Riau, dan Pulau Sumatera lainnya.
Sosok Kakek Carwani ini juga tidak asing bagi para jurnalis yang meliput setiap ada kasus konflik manusia dengan harimau di Aceh, termasuk wilayah Sumatera lainnya seperti Riau.
Pasalnya, setiap terjadi konflik harimau dengan manusia, sosok Sarwani lah yang diandalkan pihak BKSDA Aceh untuk menaklukkan sang raja hutan itu.
Kasus terbaru di Kota Subulussalam, konflik harimau dengan manusia terjadi di Desa Singgersing, Kecamatan Sultan Daulat.
Kakek Sarwani pun diturunkan ke sana untuk menaklukkan hewan dilindungi tersebut.
Sepintas, tak ada yang istimewa pada warga Sawang Teubei, Kecamatan Kawai XIV, Aceh Barat ini.
Kek Carwani saat itu berusia 83 tahun.
Dia tampil apa adanya dengan tubuh mungil, pakaiannya lusuh, kulitnya legam keriput dimakan usia.
Malah saat itu, Kek Carwani juga saat berjalan harus menggunakan tongkat lantaran salah satu kakinya mengalami cidera akibat kecelakaan lalu lintas.
Saat itu, ada banyak orang yang mungkin masih meragukan kepiawaian kakek dengan 37 cucu ini dalam menaklukan sang raja rimba jika belum menyaksikan langsung dengan mata kepala.
Bahkan, saat jurnalis Serambi Indonesia bertemu dengan Kek Carwani di Camp Perkebunan, lokasi penangkapan harimau kala itu, ada warga yang masih ragu terhadap ketangguhan sang pria renta ini.
”Kuncinya cuma sabar, jangan sombong terus niat baik,” kata Kek Carwani mengawali pembicaraan dengan wartawan.
Kek Carwani pun tanpa canggung berbicara panjang lebar soal asal mula dia menjadi pawang harimau untuk Aceh hingga Riau.
Kek Carwani mengaku sudah menggeluti penaklukan harimau sejak masih kecil seusia kelas dua sekolah dasar (SD).
Kek Carwani pun mengaku tidak tamat sekolah.
Dia hanya sempat mengenyam pendidikan Sekolah Rakyat (SR) selama satu tahun setengah dan disebutnya kelas satu setengah.
Selanjutnya, Kek Carwani sering bolos sekolah dan memilih ikut ayahnya bernama Haji Nyak Sabi yang juga pawang harimau ke hutan.
Saat sang ayah pergi, Kek Carwani mengaku mengikuti dari belakang dan tak mau pulang meski dipukul.
Namun, walau berkali-kali dipukul sang ayah agar mau sekolah, tetap tidak diindahkan.
Ini lantaran Kek Carwani hobi ikut menangkap harimau.
Nah, kata Kek Carwan,i jika sudah tiba di hutan, dia tidak lagi kena pukul lantaran sang ayah takut anaknya saat pulang melewati hutan dimakan harimau.
”Bapak nanti pergi ke hutan melihat harimau seperti ini, saya ikut dari belakang, bapak pukul saya suruh pulang tapi saya tetap ikut dari belakang. Karena saya hobi ke harimau,” papar Kek Carwani.
Sehingga dengan hobi yang menggebu, membuat Carwani kecil ngotot ingin seperti sang ayah.
Ia terus berusaha mengamati bahasa tubuh harimau dan belajar cara berinteraksi dengan binatang itu.
Walhasil, Carwani cilik kini menjadi sosok pawang harimau tersohor, bukan hanya di Tanah Rencong tapi namanya populer hingga ke Riau.
Pasalnya, BKSDA Riau juga kerap memakai jasa Kek Carwani untuk menaklukkan harimau di sana.
Yah, sepeninggalan orangtuanya, nama Carwani terus melejit soal ketangguhannya menaklukkan hewan ganas tersebut.
Bermodal ilmu diturunkan sang mendiang ayahnya, ia melanjutkan pertualangan menaklukkan harimau.
Hingga di usia remaja, Carwani mengawali pertualangan di hutan. Setiap mendapat berita harimau ‘mengamuk’, ia hadir untuk menaklukkan.
Aksinya pun semua dengan cara serba tradisional, dan terbukti satu per satu sang raja rimba takluk di tangan pria periang ini.
Carwani sudah kerap dipanggil warga untuk menangkap harimau di seluruh pelosok Aceh. Hampir semua daerah di Aceh dimasuki Carwani untuk menaklukkan benatang bertaring ini.
Carwani menyatakan, setiap menaklukkan harimau tujuannya hanya membantu masyarakat yang mengalami teror.
Hingga akhirnya, Carwani direkrut BKSDA Aceh pada tahun 2007, sebagai tenaga honorer di kantor tersebut.
”Mungkin saya honorer tertua, usia 83 tahun masih bekerja, tapi honor saya gak besar,” ungkap dia.
“Jadi PNS juga tidak bisa karena tidak sekolah dan usia sudah lanjut,” cerita Carwani seraya terkekeh saat diwawancarai Khalidin Umar Barat, wartawan Serambi Indonesia di Kota Subulussalam pada Maret 2020 lalu.
Saat Jurnalis Serambinews.com berusaha menanyai doa apa yang dibaca saat menaklukkan sang hewan bertaring itu, Kek Carwani dengan tersenyum mengatakan akan menjelaskan kemudian hari.
Namun, lanjutnya, semua dilakukan intinya demi kebaikan membantu manusia.
Sebab, kata Kek Carwani, doa apa pun yang dibaca bila tidak dikehendaki Allah, semua akan nihil.
Sementara soal ritualnya yang selalu menggunakan pohon asam kincung, Kek Carwani menjelaskan, karena ada sejarah antara harimau dengan manusia.
Menurutnya, jaman dulu ada semacam perjanjian antara harimau dengan manusia untuk tidak saling menganggu.
Dia pun memakai istilah perjanjian damai antara Repulik Indonesia dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) melalui MoU Helsinki.
Jadi, kata Kek Carwani saat perjanjian dibuat pohon asam kincung menjadi saksi.
Pun begitu, kala ditanyai soal cerita harimau memberi tanda jika sedang berburu atau adanya marabahaya.
Kek Carwani mengakui, adanya sejumlah tanda seperti menggores jalan setapak di hutan dengan kukunya sebagai warning di depan sedang ada harimau beranak.
Makanya, kata Kek Carwani, jika menemukan hal demikian yang perlu dilakukan dengan batuk, berdehem, atau bunyian lain sebagai aba-aba, sebab harimau takut dengan suara manusia.
”Karena harimau juga takut sama manusia. Berapa kali kita takut sama harimau, dia dua kali lipat lebih takut, karena saat melihat manusia kurang rezekinya atau sial,” terang Kek Carwani
Kini, sosok Kek Carwani yang periang tersebut telah dipanggil menghadap Sang Ilahi. Segenap keluarga besar BKSDA Aceh menyampaikan rasa duka cita yang sedalam-dalamnya.
Begitu pula masyarakat Aceh yang tentunya ikut berduka. Selamat jalan Kek Carwani.
Semoga diampuni segala kesalahan dan diterima segala amal ibadahnya dalam membantu umat manusia setiap ada konflik dengan hewan buas menjadi amal jariyah dan pelita di alam sana. Amin.(*)
Carwani
Sarwani Sabi
Kek Carwani
kisah Kek Carwani
Pawang Harimau
Subulussalam
Serambi Indonesia
Serambinews.com
Rawan Kecelakaan, Jalur Singgersing Subulussalam Butuh Penanganan Serius Pemerintah |
![]() |
---|
Pos AHASS TEFA Diresmikan di SMKN 1 Simpang Kiri Subulussalam |
![]() |
---|
Kepala Dinas PUPR Kota Subulussalam Mengundurkan Diri, Alasan Faktor Usia dan Kesehatan |
![]() |
---|
Dokumen Andalalin Wajib Diurus, Dishub Subulussalam Akan Panggil Vendor Pengangkutan CPO PT BDA |
![]() |
---|
Tertibkan Aset Pemko Subulussalam, HRB Minta Sekda Siapkan Regulasi untuk Dilelang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.