Hortikultura

SMK 2 Pegasing Kembangkan Penanaman Nanas Seluas 3 Hektare

Muksalmina mengatakan, program tanam nanas di SMK 2 Pertanian Pegasing tersebut dilakukan pertama menindaklanjuti seruan da

Penulis: Herianto | Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS/FOR SERAMBINEWS.COM
Muksalmina, selaku Plt Kacabdisdik Wilayah Kabupaten Aceh Tengah, melaksanakan kegiatan Ketahanan Pangan menanam Nanas di SMK 2 Takengon. Kegiatan ini diikuti oleh warga sekolah yang berada di Kabupaten Aceh Tengah baik dari SMK dan SMA yang terdiri dari 25 sekolah. 

Laporan Herianto l Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Sekolah Menengah Kejuruan atau SMK 2 Pertanian di Desa Wih Nareh Pegasing, Takengon, Aceh Tengah, mulai tahun ini mengembangkan tanaman nanas, di lahan sekolahnya seluas 3 hektare.

“Nanas dipilih sebagai komoditi yang dikembangkan, karena hara tanahnya cocok untuk komoditi tersebut dan pemeliharaan  mudah,” kata Plt Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Aceh Tengah, Muksalmina kepada Serambinews.com, Senin (19/6/2023) di Banda Aceh.

Sudah Setahun, Stefan William Disebut Tak Temui Anak-anaknya, Celine Evangelista Kecewa

Muksalmina mengatakan, program tanam nanas di SMK 2 Pertanian Pegasing tersebut dilakukan pertama menindaklanjuti seruan dari Kadis Pendidikan Aceh, Drs Al Hudri MM, memproduktifkan lahan sekolah yang tak produktif menjadi lahan produktif.

SMK 2 Pertanian Pegasing, sebut Muksalmina, memiliki areal tanah seluas 28 hektar.

Untuk sebuah SMK Pertanian, areal seluas itu, cukup luas dan banyak tanaman yang bisa dikembangkan di lahan sekolah tersebut.

Lahan sekolahnya masih banyak yang kosong, belum ditanami. SMK Pertanian, perlu memiliki kebun percontohan untuk praktik siswa/siswinya dari berbagai jenis tanaman sayuran dan buah-buahan.

Aceh Tengah, merupakan daerah dingin, jenis tanaman yang cocok dikembangkan adalah hortikultura, seperti nanas, jeruk, alpukat.

Sayuran seperti kol, bunga kol, buncis, tomat,  cabe, kentang dan lainnya.  

Jenis tanaman produktif seperti yang kita sebutan di atas tadi, kata Muksalmina, di lahan SMK 2 Pertanian Pegasing itu, perlu ditanam, untuk memotivasi semangat siswa dalam memperdalam ilmu pengetahuannya tentang budi daya berbagai jenis tanaman hortikultura dan sayuran.

Selain itu, kata Muksalmina, yang kini menjabat Kepala Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) pada Dinas Pendidikan Aceh, dengan banyaknya jenis tanaman hortikultura dan sayuran yang di tanam di lahan dan pekarangan SMK 2 Pertanian tersebut, lahan sekolah yang tadinya tidak produktif, saat ini sudah kembali menjadi produktif.

Untuk membersihkan dan menemani lahan sekolah yang belum produktif dengan tanaman produktif, kata Muksalmina, manfaatkan hari libur sekolah. Lakukan dengan cara bergotong royong, mengajak jajaran dinas cabang pendidikan setempat, untuk membersihkan lahan yang belum produktif tersebut, guna ditanam jenis tanaman produktif.

Misalnya, menanam nenas madu, yang nilai jualnya di pasar sangat ekonomis Rp 10.000/biji. Menanam dan memelihara nanas madu, menurut informasi dari pihak Distanbun Aceh dan petani yang sudah pernah menanam nanas madu, tidak begitu susah dan pemeliharaannya juga gampang dengan masa tanam antara 10 – 12 bulan, sudah bisa di panen.

Pada saat kami ditunjuk menjadi Plt Kacab Dinas Pendidikan Wilayah Aceh Tengah dan berkunjung ke sejumlah SMA dan SMK Pertanian di Aceh Tengah, banyak lahan pekarangan sekolahnya yang luas, belum dimanfaatkan untuk tanaman produktif.

Potensi sumber alam yang terdapat di Pegunungan Dataran Tinggi Gayo, yang bersuhu sejuk itu, kata Muksalmina, harus kita manfaatkan semaksimal mungkin, untuk memproduksi tanaman hortikultura dan sayuran bernilai ekonomis.

Siswa SMK Pertanian di Wilayah Dataran Tinggi Gayo, jangan mau kalah dengan siswa SMK Pertanian di Wilayah Tanah Karo dan sekitar.

Daerah Tanah Karo, saat ini, hampir menguasai pasara hortikultura di Sumut dan Aceh.

Buah nanas, jeruk, salak, markisa, dan sayuran serta lainnya yang di jual di Aceh, sekarang sudah banyak hasil produksi dari petani Sumut.

Sementara Aceh, punya potensi tanah yang subur bagi tanaman hortikultura dan sayuran, tapi karena belum dimaksimalkan untuk ditanami tanaman hortikultura dan sayuran, sehingga pasar hortikultura dan sayuran yang tersedia di Aceh telah "direbut" oleh petani dan pedagang hortikultura dan sayuran dari luar Aceh, kata Muksalmina.

Program memanfaatkan lahan pekarangan sekolah, untuk ditanami tanaman hortikultura dan sayuran, menurut Muksalmina, tujuannya untuk membangkitkan semangat dan motivasi siswa serta para guru SMK Pertanian, memproduktifkan lahan terlantar sekolah dan meningkatkan pengetahuan siswa tentang budidaya tanaman hortikultura dan sayuran yang ekonomis.(*)

Inge Anugrah Tuntut Nafkah Rp 1 Miliar kepada Ari Wibowo, Ini Kata Kuasa Hukumnya

Puasa Arafah dan Tarwiyah, Ada Amalan Puasa Dzulhijjah Dilaksanakan 9 Hari Menjelang Idul Adha

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved