Jurnalisme Warga

ISBI Aceh, Membangun Seni Merawat Budaya

Dua entitas utama visi ISBI Aceh, yakni lembaga dan SDM seni budaya, adalah bagian penting alur kerja pemajuan kebudayaan yang ada dalam UU Pemajuan K

Editor: mufti
For Serambinews.com
Dr Ratri Candrasari, MPd, Wakil Rektor ISBI Aceh Bidang Akademik 

Dr. RATRI CANDRASARI, M.Pd., Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Aceh, melaporkan dari Jantho, Aceh Besar

Institut Seni dan Budaya Indonesia (ISBI) Aceh menetapkan visinya, “Mewujudkan lembaga pendidikan tinggi seni dan budaya yang menghasilkan insan akademis, kreatif, mandiri, berkepribadian, dan berbudaya."

Artinya, ada dua entitas utama yang diharapkan akan terwujud oleh ISBI, yakni: lembaga dan sumber daya manusia (SDM) seni budaya, yang mampu memantik kemajuan seni dan budaya, khususnya di Aceh. 

Visi pembentukan ISBI Aceh ini sejalan dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.  Dua entitas utama visi ISBI Aceh, yakni lembaga dan SDM seni budaya, adalah bagian penting alur kerja pemajuan kebudayaan yang ada dalam UU Pemajuan Kebudayaan. Setidaknya terdapat empat langkah strategis dalam memajukan kebudayaan, yakni, “Perlindungan, Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan”. Tiga langkah strategis: Perlindungan,  Pengembangan, dan Pemanfaatan bertujuan memperkuat unsur-unsur dalam ekosistem kebudayaan. Sedangkan pembinaan bertujuan meningkatkan kapasitas SDM dalam ekosistem kebudayaan.

Keempat langkah strategis tersebut saling terkait sehingga tidak dapat berjalan masing-masing untuk mencapai pemajuan kebudayaan. Capaian setiap langkah strategis dibutuhkan untuk saling mendukung langkah-langkah strategis lain. Oleh karena itu, pelaksanaan keempat langkah strategis tersebut tidak dilakukan secara berjenjang atau setahap demi setahap, melainkan dilakukan secara bersamaan.

ISBI Aceh menjadi bagian penting pelaksanaan langkah strategis pemajuan kebudayaan, khususnya dalam melakukan langkah pembinaan. Pertama, ISBI Aceh adalah lembaga penyelenggara pendidikan seni dan budaya. Secara kelembagaan, ISBI Aceh mengemban amanah pemajuan kebudayaan. ISBI Aceh harus turut melakukan perlindungan, pengembangan, pemanfataan, dan pembinaan. Sejumlah kegiatan pemajuan kebudayaan yang dapat dilakukan secara kelembagaan, di antaranya, inventarisasi kebudayaan Aceh, pengamanan, pemeliharaan, penyelematan, dan memublikasikan kebudayaan Aceh di tingkat nasional dan internasional. 

Kedua, secara personal civitas akademika ISBI Aceh menjadi bagian penting SDM kebudayaan. Jika lebih dirinci lagi, ISBI Aceh mengemban amanah melahirkan SDM pendidikan dan SDM kebudayaan, serta melakukan pembinaan terhadap SDM kebudayaan. SDM kebudayaan di sini bukan semata yang bekerja di bawah kelembagaan kebudayaan, melainkan juga SDM kebudayaan yang ada di masyarakat.  SDM kebudayaan dapat dikategorikan dalam bidang profesi/pekerjaan, yakni bidang cagar budaya, permuseuman, kesejarahan, nilai budaya, kesenian, perfilman, dan kebahasaan.

Inventarisasi SDM Seni dan Budaya 

Klasifikasi SDM bidang kebudayaan setidaknya ada tujuh profesi SDM kebudayaan, yakni bidang cagar budaya, permuseuman, kesejarahan, nilai budaya, kesenian, perfilman, dan kebahasaan. Dalam menyahuti kebutuhan profesi tersebut, ISBI Aceh menyelenggarakan dua jurusan, yakni jurusan Seni Pertunjukan yang mengelola lima program studi (prodi), yaitu Prodi Tari, Prodi Karawitan, Prodi Teater, Prodi Kajian Budaya dan Sastra, serta Prodi Bahasa Aceh. 
Untuk Jurusan Seni Rupa dan Desain terdapat Prodi Seni Rupa Murni, Kriya, Desain Komunikasi Visual, dan Desain Interior. 

SDM subbidang seni pertunjukan sejatinya masih sangat luas keprofesian/pekerjaannya. Di antaranya profesi/pekerjaan: SDM seni pertunjukan: penari, penyanyi/penembang/sinden/pengudung, penyair, musisi/musikus (komposer, pengrawit, pangripto), penabuh (musik klasik/tradisional), aktor teater/drama (seni tradisi, modern, kontemporer), penata artistik, manajer panggung (stage manager), penata lampu (lighting manager), dalang, penata rias pentas (make-up artist), sutradara dan asisten, sutradara, penulis hikayat, pembaca hikayat, kurator seni pertunjukan atau dramaturgis (ahli pertunjukan), peneliti/pengkaji/sejarawan seni pertunjukan, pengamat dan kritikus seni pertunjukan, penata peran (casting), penata busana (desainer kostum), penata efek (desainer efek visual dan suara), penata tari, penata musik, konduktor, penulis naskah, penata artistik, pendongeng (story teller)/ pencerita, pelawak, pesulap (magician), seniman akrobat, dan pantomimer. 

Sedangkan SDM seni rupa dan desain juga masih banyak ragam profesi/pekerjaan, di antaranya, pelukis, pembatik, pematung, pegrafis, keramikus, desainer mode/tekstil, desainer produk, desainer interior-eksterior, desainer grafis, kriyawan kayu (pembuat topeng, dll), kriyawan logam (empu keris, dll), kriyawan kaca, kriyawan bambu, kurator seni rupa (senior curator, curator, assosiate curator, asistant curator, independent curator), pengamat/kritikus, pengkaji/peneliti/sejarawan seni rupa, konservator seni rupa, pendidik seni, juru lelang (auctioner), dokumentator/arsiparis, seni rupa, penenun, arsitek/undagi, arsitek lanskap, komikus/kartunis/karikaturis/ilustrator, seniman tato, seniman video (video artist), seniman fotografer, edukator ekshibisi, penata pameran, dan seniman pertunjukan (performance artist).

ISBI Aceh berupaya memberikan sentuhan lain melalui visi misi institusi, dengan memasukkan kesenian sebagai fungsi religi/keagamaan, fungsi komunikasi, fungsi perbaikan karakter. Bukan sebatas kesenian sebagai hiburan/rekreasi, atau fungsi ekonomi. Sejauh ini ISBI Aceh telah melakukan pengembangan SDM seni pertunjukan dan seni rupa melalui diklat/workshop terstruktur, terstandar, dan terukur berdasarkan inventarisasi dan peta kompetensi SDM Kebudayaan. Pendidikan SDM seni budaya dilakukan dengan melibatkan maestro seni budaya Aceh dengan mendatangkan sang maestro ke kampus, dan juga sebaliknya mahasiswa ISBI Aceh datang belajar ke sanggar seni-budaya para maestro seni di Aceh. Pembelajaran model ini akan terus dikembangkan dengan mendatangkan atau mengunjungi maestro seni budaya di luar Aceh. 

ISBI Aceh akan terus berbenah demi mewujudkan amanah pendiriannya, untuk itu ISBI Aceh berusaha melakukan pengembangan di bidang seni dan budaya secara berkelanjutan, di antaranya dengan pendirian prodi  baru yang siap melayani kebutuhan masyarakat. Prodi di ISBI Aceh harus merefleksikan kebutuhan kompetensi yang diharapkan lapangan pekerjaan yang sudah ada di Aceh dan kebutuhan nasional. Harapannya ISBI Aceh melahirkan SDM seni pertunjukan dan seni rupa dengan kompetensi yang dapat berbicara banyak di kancah nasional dan internasional. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved