Info Kesehatan Aceh

Batasan Konsumsi Mi Instan: Maksimal 2 Bungkus per Pekan Menurut Ahli Gizi

Mi instan telah menjadi makanan yang sangat populer di kalangan luas. Kehadirannya yang praktis dan mudah diproses membuatnya menjadi pilihan favorit

Penulis: AMALIA PURNAMA SARI | Editor: IKL
Freepik
Illustrasi 

SERAMBINEWS.COM - Mi instan telah menjadi makanan yang sangat populer di kalangan luas. Kehadirannya yang praktis dan mudah diproses membuatnya menjadi pilihan favorit bagi banyak orang. Selain itu, variasi rasa yang berlimpah membuat mi instan semakin menarik dan memuaskan berbagai selera. 

Tidak hanya digemari oleh orang dewasa, tetapi juga sangat disukai oleh anak-anak. Perubahan pola konsumsi ini terjadi karena kemampuan mi instan dalam memberikan kepuasan yang cepat dan praktis bagi sebagian besar masyarakat.

Menurut Tri Kurniawati, seorang Ahli Gizi dari Universitas Muhammadiyah Surabaya, mi instan tidak bisa dianggap sebagai makanan yang sehat karena tidak memberikan kebutuhan gizi yang seimbang bagi tubuh. Mi instan yang terbuat dari tepung terigu mengandung karbohidrat dalam jumlah yang tinggi, namun kandungan protein, vitamin, dan mineralnya sangatlah minim. 

Untuk memenuhi kebutuhan gizi yang diperlukan, Tri Kurniawati menyarankan untuk menambahkan sayuran dan sumber protein pada mi instan tersebut. Demikianlah kutipan yang diambil dari laman Universitas Muhammadiyah Surabaya, seperti yang dilaporkan oleh Kompas.com pada Kamis (4/5/2023).

Di lain sisi, mi instan juga dapat membahayakan kesehatan. Hal ini dikarenakan dalam sekali penyajian mi instan umumnya mengandung lemak dan natrium yang tinggi, tapi rendah serat, vitamin dan mineral. Pola konsumsi mi instan mempunyai pengaruh positif terhadap obesitas abdominal dan hiperkoles-terolemia. 
 
"Konsumsi mi instan lebih dari 2 bungkus dalam seminggu berhubungan dengan peningkatan sindrom metabolik yang tinggi pada wanita," tegas dia.

Pola konsumsi mi instan dapat berkontribusi terhadap pola makan. Konsumsi mi instan yang tinggi cenderung diiringi juga dengan konsumsi makanan fast food lain yang tinggi. Konsumen yang mengonsumsi mi instan cenderung lebih sedikit makan buah dan sayuran. 

Tri menegaskan, konsumsi mi lebih baik tidak lebih dari dua bungkus dalam satu minggu dan tidak dijadikan kebiasaan rutin. 

Sangat disarankan untuk menambahkan sayuran dan protein seperti telur, ayam, daging, serta sumber protein lainnya ketika mengkonsumsi mi instan. 

Perlu diingat bahwa menggunakan mi instan sebagai lauk atau mengonsumsinya hanya dengan nasi tidak dianjurkan karena hanya memberikan asupan karbohidrat saja."Waspadai pemakaian mi instan yang dijadikan sebagai lauk atau dimakan hanya dengan nasi. Hal tersebut tidak dianjurkan karena hanya mengandung karbohidrat saja," tukas dia.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved