Mantan Atlet Bulu Tangkis Nasional Tewas di Kamar Mandi, Tetangga Cium Bau Busuk

SERAMBINEWS.COM  - Seorang Mantan atlet bulu tangkis putri nasional Yulies Yatimah ditemukan meninggal dunia di kamar mandi rumahnya.

Korban diduga terjatuh hingga akhirnya meninggal dunia di dalam kamar mandi.

Penemuan itu berawal dari tetangga yang curiga karena sudah beberapa hari mencium bau busuk di sekitar rumahnya.

Seperti apa kisah lengkapnya?

Seorang wanita lansia yang diketahui di Jalan Danau Tondano Barat 1 blok A3 No 58 RT 01 RW 10 Kelurahan Sawojajar, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang.

Korban adalah Yulies Yatimah dan diduga sudah meninggal enam hari. Sebab saat ditemukan, jenazah korban yang merupakan atlet bulu tangkis putri di zaman Presiden Soeharto itu sudah membusuk.

Korban diduga terjatuh hingga akhirnya meninggal dunia di dalam kamar mandi. "Saya mencium bau busuk kayak bangkai tikus yang cukup menyengat sudah satu minggu ini," kata Catur (55) tetangga korban yang rumahnya persis di sebelah tembok rumah korban dikutip dari tvOnenews.com, Rabu (12/7).

Menurut Catur, korban hidup sendirian dan tidak mau ditemani oleh anak-anaknya maupun keluarganya.

Dalam seminggu ini, kata Catur korban diketahui tidak keluar rumah.

"Terakhir keluar rumah hari Selasa (5/7/2023) lalu untuk beli sayuran di depan rumahnya. Korban sulit kalau diajak bicara, karena pendengaran kurang dan penglihatan matanya agak rabun," kata Catur.

Curiga akan bau menyengat selama beberapa hari terakhir, Catur pun melaporkan hal itu kepada ketua RT setempat.

Laporannya ditindaklanjuti oleh Ketua RT dan warga setempat yang dengan sigap mengambil tindakan dengan membuka pagar dan pintu rumah korban.

Dari sanalah, akhirnya ditemukan kondisi korban tidak bernyawa di dalam kamar mandi rumahnya.

Warga kemudian melaporkan kasus ini ke pihak berwajib yang segera melakukan evakuasi atas jenazah korban.

Yulies Yatimah kata Catur dikenal warga bahwa di masa mudanya merupakan seorang atlet bulu tangkis pitri nasional yang berkiprah di era Presiden Soeharto.