Berita Banda Aceh

Dosen Fakultas Pertanian USK Banda Aceh Gelar Pengabdian kepada Masyarakat Tentang Pengolahan Sampah

Dosen Fakultas Pertanian USK Banda Aceh, Dr Zulfarizal, S.TP, MSi, selaku ketua pengabdian kegiatan ini dalam sambutannya mengatakan pentingnya penyel

|
Editor: Mursal Ismail
For Serambinews.com
Dosen Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala atau USK Banda Aceh menggelar kegiatan pengabdian kepada masyarakat tentang penerapan teknologi dalam pengolahan sampah atau limbah rumah tangga di Aceh Besar. Kegiatan ini digelar di Gampong Miruek Lam Reudeup, Kecamatan Baitussalam, Aceh Besar, Jumat dan Sabtu, 14-15 Juli 2023.  

Dosen Fakultas Pertanian USK Banda Aceh, Dr Zulfarizal, S.TP, MSi, selaku ketua pengabdian kegiatan ini dalam sambutannya mengatakan pentingnya penyelesaian masalah pengolahan sampah yang telah menjadi perhatian utama.

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Dosen Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala atau USK Banda Aceh menggelar kegiatan pengabdian kepada masyarakat tentang penerapan teknologi dalam pengolahan sampah atau limbah rumah tangga di Aceh Besar

Kegiatan ini digelar di Gampong Miruek Lam Reudeup, Kecamatan Baitussalam, Aceh Besar, Jumat dan Sabtu, 14-15 Juli 2023. 

Dosen Fakultas Pertanian USK Banda Aceh, Dr Zulfarizal, S.TP, MSi, selaku ketua pengabdian kegiatan ini dalam sambutannya mengatakan pentingnya penyelesaian masalah pengolahan sampah yang telah menjadi perhatian utama.

Menurutnya, tujuan pengolahan sampah lebih dari sekadar memproses sampah untuk mencegah pencemaran lingkungan, tetapi juga untuk menciptakan kegiatan yang merangsang pertumbuhan ekonomi bagi masyarakat sekitar.

Dua narasumber pun dihadirkan dalam kegiatan diikuti masyarakat ini, yaitu Dosen Agroteknologi USK, Nasrullah, MSi dan Alumnus Jurusan Teknik Pertanian USK Fachrudin, STP, MSi.

Nasrullah dalam materinya antara lain menyampaikan manfaat menggunakan pupuk kompos atau pupuk yang berasal dari sampah atau zat sisa yang berbahan organik yang mudah didapatkan di lingkungan sekitar, seperti sisa sayuran, daun pepohonan, dan sebagainya.

Baca juga: BPP Simpang Tiga Aceh Besar Berikan Penyuluhan Perendaman Benih, Hindari Rendam Bibit di Air Parit 

"Namun pupuk kompos jarang digunakan untuk komoditas pertanian yang luas karena diperlukan dalam jumlah besar. 

Hal ini berbeda dengan pupuk kimia yang hanya memerlukan jumlah sedikit, namun pupuk kimia memiliki dampak yang lebih merusak bagi kesehatan tanah dalam waktu ke depannya," kata Nasrullah. 

Hal ini sebagaimana dikutip dalam siaran pers yang dikirim kepada Serambinews.com, Sabtu (15/7/2023). 

Seiring kesadaran terhadap dampak yang ditimbulkan oleh pupuk kimia dalam jangka panjang, menurut Nasrullah, petani mulai mengurangi penggunaan pupuk kimia dan beralih menggunakan pupuk kompos.

Beberapa petani bahkan mencampurkan kedua jenis pupuk tersebut.

"Hasilnya, nilai jual pupuk kompos mulai meningkat karena permintaan yang meningkat dari petani yang sadar manfaatnya dan ingin menjaga kesehatan tanah," ujar Nasrullah. 

Baca juga: Panas Dalam Bisa Diatasi dergan Minum Herbal Ini, Cuma 2 Bahan Alami, Ada Pakai Madu, Catat Caranya

Sedangkan Fachrudin menyampaikan materi bertopik "Menjaga dan Mengelola Sampah".

Menurutnya, dalam mengolah sampah memiliki tantangan tersendiri, meski secara teoritis mudah, yakni cukup memisahkan jenis sampah yang umun, yaitu organik dan anorganik.

Sampah organik seperti sisa sayuran, kulit pisang, daunan kering dan lainya, sampah organik memiliki karakteristik yang mudah terurai dan umumnya sampah organik memiliki aroma yang kurang sedap.

Sedangkan sampah anoganik atau nonorganik, seperti botol plastik, botol kaca, kaleng, dan lainya yang sifatya susah terurai.

Jika ingin mengolah sampah secara berkelanjutan memerlukan pemisahan terhadap jenis kedua sampah tersebut. 

"Namun, seringkali kita menemui situasi di mana kedua jenis sampah tersebut tercampur, yang pada akhirnya menghambat proses pengolahan sampah secara berkelanjutan.

Oleh karena itu, untuk mencapai keberhasilan dalam pengolahan sampah, diperlukan kerja sama yang luas dari semua pihak terkait, serta kesadaran individu dalam membuang sampah dengan benar," kata Fachrudin. 

Baca juga: VIDEO Petugas SPBU Diamuk Warga Lantaran Sibuk Layani Pelanggan yang Isi Pertalite Pakai Jerigen

Fachrudin menambahkan hanya melalui kolaborasi yang kuat antara berbagai pihak, termasuk pemerintah, institusi pendidikan, masyarakat, dan sektor swasta, masalah ini dapat diatasi secara efektif.

Selain itu, masyarakat harus memiliki kesadaran diri yang tinggi tentang pentingnya membuang sampah pada tempatnya dan mengikuti praktik pengelolaan sampah yang ramah lingkungan.

"Dengan demikian, kita dapat mencapai tujuan pengolahan sampah yang berkelanjutan dan menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat," ujarnya. 

Ketua Kompleks Arab Saudi Gampong Miruek Lam Reudeup, Kecamatan Baitussalam, Aceh Besar, M Ali Umar, dalam sambutannya mengucapkan terimakasih kepada pengabdi dari USK, sekaligus berharap kegiatan pengabdian seperti ini berkelanjutan.

Hal hampir sama disampaikan Sekdes Gampong Miruek Lam Reudeup, Tgk Muhajir.

Ia mengatakan kegiatan pengabdian ini berdampak baik untuk masyarakat, sekaligus berharap pupuk kompos terus dipertahankan oleh masyarakat setempat dan terus dibina pengolahannya oleh Dosen USK. (*)

Baca juga: VIDEO Kades di Demak Pakai Uang Dana Desa Buat Sewa 4 Wanita Pemandu Karaoke dan Berjudi

 

       

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved