HUT ke 78 RI

Detik-Detik Sepatu Pembawa Baki Lepas di Upacara Kemerdekaan, Lilly Indriani Tetap Rapi di Barisan

Sepatu sisi kirinya terlepas saat ia bersama anggota pasukan 8 lainnya tengah merapikan barisan dan bergabung membentuk formasi barisan dengan pasukan

Penulis: Yeni Hardika | Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS.COM
Sosok Lilly Indiani, Pembawa Baki yang Sepatunya Copot saat Upacara Kemerdekaan di Istana Negara 

Lima orang tersebut melambangkan Pancasila.

Baca juga: Sosok Lilly Indiani, Pembawa Baki yang Sepatunya Copot saat Upacara Kemerdekaan di Istana Negara

Sejak itu, sampai tahun 1949, pengibaran bendera di Yogyakarta tetap dilaksanakan dengan cara yang sama.

Ketika Ibu kota dikembalikan ke Jakarta pada tahun 1950, Mutahar tidak lagi menangani pengibaran bendera pusaka.

Pengibaran bendera pusaka pada setiap 17 Agustus di Istana Merdeka dilaksanakan oleh Rumah Tangga Kepresidenan sampai tahun 1966.

Selama periode itu, para pengibar bendera diambil dari para pelajar dan mahasiswa yang ada di Jakarta.

Pada tahun 1967, Husein Mutahar dipanggil Presiden Soeharto untuk menangani lagi masalah pengibaran bendera pusaka.

Dengan ide dasar dari pelaksanaan tahun 1946 di Yogyakarta, dia kemudian mengembangkan lagi formasi pengibaran menjadi 3 kelompok yang dinamai sesuai jumlah anggotanya, yaitu:

- Pasukan 17 / pengiring (pemandu).
- Pasukan 8 / pembawa bendera (inti).
- Pasukan 45 / pengawal.

Jumlah tersebut merupakan simbol dari tanggal Proklamasi Kemerdekaan RI, 17 Agustus 1945 (17-8-45).

Pada waktu itu dengan situasi kondisi yang ada, Mutahar hanya melibatkan putra daerah yang ada di Jakarta dan menjadi anggota Pandu/Pramuka untuk melaksanakan tugas pengibaran bendera pusaka.

Rencana semula, untuk kelompok 45 (pengawal) akan terdiri dari para mahasiswa AKABRI (Generasi Muda ABRI) namun tidak dapat dilaksanakan.

Usul lain menggunakan anggota pasukan khusus ABRI (seperti RPKAD, PGT, KKO, dan Brimob) juga tidak mudah.

Akhirnya diambil dari Pasukan Pengawal Presiden (PASWALPRES) yang mudah dihubungi karena mereka bertugas di lingkungan Istana Kepresidenan Jakarta.

Mulai tanggal 17 Agustus 1968, petugas pengibar bendera pusaka adalah para pemuda utusan provinsi.

Tetapi karena belum seluruh provinsi mengirimkan utusan sehingga masih harus ditambah oleh eks-anggota pasukan tahun 1967.

Pada tanggal 5 Agustus 1969, di Istana Negara Jakarta berlangsung upacara penyerahan duplikat Bendera Pusaka Merah Putih dan reproduksi Naskah Proklamasi oleh Suharto kepada Gubernur/ Kepala Daerah Tingkat I seluruh Indonesia.

Bendera duplikat (yang terdiri dari 6 carik kain) mulai dikibarkan menggantikan Bendera Pusaka pada peringatan Hari Ulang Tahun Proklamasi Kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 1969 di Istana Merdeka Jakarta, sedangkan Bendera Pusaka bertugas mengantar dan menjemput bendera duplikat yang dikibar/diturunkan.

Mulai tahun 1969 itu, anggota pengibar bendera pusaka adalah para remaja siswa SLTA se-tanah air Indonesia yang merupakan utusan dari seluruh provinsi di Indonesia, dan tiap provinsi diwakili oleh sepasang remaja putra dan putri.

Istilah yang digunakan dari tahun 1967 sampai tahun 1972 masih Pasukan Pengerek Bendera Pusaka.

Baru pada tahun 1973, Idik Sulaeman melontarkan suatu nama untuk Pengibar Bendera Pusaka dengan sebutan Paskibraka.

PAS berasal dari PASukan, KIB berasal dari KIBar mengandung pengertian pengibar, RA berarti bendeRA dan KA berarti PusaKA.

Mulai saat itu, anggota pengibar bendera pusaka disebut Paskibraka.

Daftar Lengkap 78 Anggota Paskibraka Nasional 2023

Termasuk Lilly, berikut daftar lengkap 76 anggota Paskibraka Nasional 2023 :

Aceh: Raihanah Az ZahHutra dan Al Fathir Rayan Pratama;

Sumatera Utara: Davina Anis Raisha dan Nabil Arya Barata Lubis;

Sumatera Barat: Afifah Rinra Putri dan Alfin Alfarisi;

Riau: Kezia Maruny Paramitha dan Kelvin Ramahenda;

Jambi: Auranisah Izati dan M. Gibran Haffiyan Faza;

Sumatera Selatan: Keyla Azzahrah Purnama dan Bintang Wirasatya RA;

Bengkulu: Mutia Azzahra dan Samsuar Alamsyah;

Lampung: Agita Nazara dan Frans Timothy Prawira Siallagan;

Kepulauan Bangka Belitung: Bunga Puspita Sari dan Febri Arwan Syah;

Kepulauan Riau: Adelia Sibarani dan Sanika Satyawada Fauzi Arthadira;

DKI Jakarta: Inolla Jovial Gwineth Jacob dan Muhammad Faqih Fhihi;

Baca juga: VIDEO Detik-Detik Sepatu Pembawa Baki Lily Indiani Copot Saat Upacara Kemerdekaan di Istana Negara

Jawa Barat: Cabbyan Davita Gunawan dan Raja Siam Al Ghiffary Panjiyoga;

Jawa Tengah: Yustisie Chelsea Awanda dan Fardhan Fathi Kamal;

Daerah Istimewa Yogyakarta: Nessya Ayudhia Alwanni dan Muhammad Rizky Karunia Putra;

Jawa Timur: Kirei Na Hana Ramadhani dan Wira Yudha;

Banten: Naila Aulita Alqubra Sinapoy dan Dzaki Abiyyu Ryanza;

Bali: Komang Andini Tria Amanda dan Made Guruh Anggara Putra;

Nusa Tenggara Barat: Putri Lintang Sari dan Muhammad Andhika Pratama;

Nusa Tenggara Timur: Gita Natin Ngura Habba Lagu dan Passya Fredrick Sihupala;

Kalimantan Barat: Theresia Novennia Decianty dan Sabda Sadewa Baadillah;

Kalimantan Tengah: Kachina Ozora dan Tarangga Mahatvavirya Andyeanta;

Kalimantan Selatan: Ela Noval Putri Ghafur dan Ahmad Faddilah Rahmadani Ilham;

Kalimantan Timur: Nur Fadia Aguspika dan Rangga Nuke Leonaardo;

Kalimantan Utara: Mellifriska dan Muhammad Rahmat;

Sulawesi Utara: Kezia Ziva Varzea Kamu dan Nathaniel Shawn Edgar Sondakh;

Sulawesi Tengah: Gracia Marselina dan Amal Fitrah Putra Kedua;

Sulawesi Selatan: Stevia Azalia Saranga dan Agusaryanto;

Sulawesi Tenggara: Nadira Syalvallah dan Wiradinata Setya Persada;

Gorontalo: Aqilah Najwa Toyib dan Diki Wahyudi Ahiri;

Sulawesi Barat: Zae Try Syfra dan Juan Christofer P. Sihombing;

Maluku: Hana Grace Nuruwe dan Achmad Rasya Alfarizki;

Maluku Utara: Muhtafia Asmar Badarab dan Deril Tonga;

Papua: Rose Athena Melanesia Nauw dan Millian Sampari Mandowen;

Papua Barat: Paskalia A. Kubiari dan Muhamad Moreno Aryl Rimosan;

Papua Barat Daya: Gebby Dimara dan Yan Loi Oktavianus Sanadi;

Papua Pegunungan: Lilly Indiani Suparman Wenda dan Mahardhika Benhill Wapai;

Papua Tengah: Kefira Melinda Arsal dan Martinus Arnold Yogi;

Papua Selatan: Esthi Stevanie Hamadi dan Juan Paulinus Damianus Faya.

(Serambinews.com/Yeni Hardika/Agus Ramadhan/Firdha Ustin)

BACA BERITA LAINNYA DI SINI

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved