Profil Konglomerat Hary Tanoesoedibjo, Pemilik Media yang Ajak Istri dan 5 Anaknya Daftar Caleg 2024

Tak tanggung-tanggung, anggota keluarga konglomerat ini mendaftar di tujuh daerah pemilihan atau dapil yang berbeda.

Penulis: Firdha Ustin | Editor: Ansari Hasyim
Kolase berbagai sumber, instagram keluaraga Hary Tanoesoedibjo.
Hary Tanoesoedibjo, Ketua Partai Persatuan Indonesia (Perindo) ini mengajak istri dan kelima anaknya untuk mendaftar sebagai calon legislatif ada pemilihan umum (PEMILU) 2024 mendatang. 

Ia adalah pendiri sekaligus Ketua Umum Partai Persatuan Indonesia (Partai Perindo).

Sebelumnya, Hary sempat bergabung dalam Partai NasDem dan Partai Hanura.

Pemilik dari perusahaan konglomerat MNC Group itu kemudian mendeklarasikan Partai Perindo pada 7 Februari 2015.

Awalnya Perindo adalah ormas yang baru dideklarasikan pada 24 Februari 2013 di Istora Senayan, Jakarta.

Baca juga: Elektabilitas Perindo Makin Menguat, Hary Tanoesoedibjo Top Five Ketum Parpol Terpopuler

Kehidupan awal

Hary Tanoesoedibjo lahir dan dibesarkan di Surabaya.

Ia adalah anak dari Ahmad Tanoesoedibjo, seorang pengusaha. Hary adalah bungsu dari enam bersaudara.

Seusai menamatkan pendidikan menengahnya di SMA Katolik St. Louis 1 Surabaya, Hary meneruskan pendidikannya untuk mencapai gelar Bachelor of Commerce (Honours) dari Carleton University, Ottawa, Kanada (1988); serta Master of Business Administration dari Ottawa University, Ottawa, Kanada (1989).

Ia kemudian menjadi pendiri, pemegang saham, dan Presiden Eksekutif Grup Bhakti Investama sejak tahun 1989.

Bhakti Investama bergerak dalam bisnis manajemen investasi, yang membeli kepemilikan berbagai perusahaan, membenahinya, dan kemudian menjualnya kembali.

Perusahaan tersebut terdaftar dalam bursa efek sebagai perusahaan terbuka, dan seiring dengan waktu berkembang semakin besar.

Baca juga: Setelah Tgk Muharuddin dan Teuku Nofal, Hary Tanoe Kini Tunjuk Tgk Batee Pimpin Perindo Aceh

Pada masa krisis ekonomi Indonesia pasca tumbangnya Orde Baru, Hary melalui perusahaannya banyak melakukan penggabungan dan akuisisi.

Pada tahun 2000, Bhakti Investama mengambil alih sebagian saham Bimantara Citra dan kemudian diubah namanya menjadi Global Mediacom ketika mayoritas saham sudah dimilikinya.

Sejak pengambilalihan tersebut, Hary terjun dalam bisnis media penyiaran dan telekomunikasi.

Hary kemudian menjadi Presiden Direktur Global Mediacom sejak tahun 2002, setelah sebelumnya menjabat sebagai Wakil Presiden Komisaris perusahaan tersebut.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved