Profil Konglomerat Hary Tanoesoedibjo, Pemilik Media yang Ajak Istri dan 5 Anaknya Daftar Caleg 2024
Tak tanggung-tanggung, anggota keluarga konglomerat ini mendaftar di tujuh daerah pemilihan atau dapil yang berbeda.
Penulis: Firdha Ustin | Editor: Ansari Hasyim
Profil Konglomerat Hary Tanoesoedibjo, Pemilik Media yang Ajak Istri dan 5 Anaknya Daftar Caleg 2024
SERAMBINEWS.COM - Nama konglomerat sekaliigus pengusaha media, Hary Tanoesoedibjo belakangan ini mendapat sorotan publik.
Pasalnya, Ketua Partai Persatuan Indonesia (Perindo) ini berhasil mengajak istri dan kelima anaknya untuk mendaftar sebagai calon legislatif ada pemilihan umum (PEMILU) 2024 mendatang.
Di Twitter, nama Hary Tanoesoedibjo ramai disebut-sebut karena mengajak satu keluarganya mendaftar sebagai bakal calon legislatif atau caleg.
Tak tanggung-tanggung, anggota keluarga konglomerat ini mendaftar di tujuh daerah pemilihan atau dapil yang berbeda-beda.
Berdasarkan daftar calon sementara caleg yang dirilis Komisi Pemilihan Umum (KPU) melalui situs resminya, Hary Tanoesoedibjo selaku kepala keluarga mendaftarkan diri pada pemilu 2024 untuk daerah pemilihan (Dapil) Banten III,
sementara sang istri, Liliana Tanoesoedibjo mendaftar pada pemilu 2024 pada Dapil DKI Jakarta 2.
Baca juga: Keluarga Hary Tanoe Kompak Nyaleg di Pemilu 2024, Said Didu: Nepotisme
Disusul anak pertama mereka, Angela Tanoesoedibjo, berusia 36 tahun mendaftar pada Dapil Jatim 1.
Anak kedua, Valencia Tanoesoedibjo, berusia 30 tahun nyaleg dapil DKI Jakarta 3.
Kemudian anak ketiga, Jessica Tanoesoedibjo, berusia 29 tahun nyaleg dapil NTT 2.
Dilanjutkan anak keempat, Clarissa Tanoesoedibjo berusia 26 tahun nyaleg Dapil Jabar 1.
Terkahir anak kelima, Warren Tanoesoedibjo berusia 22 tahun Dapil Jateng 1.
Lantas, bagaimana sebenarnya profil Hary Tanoesoedibjo yang mengajak seluruh anggota keluarganya untuk nyaleg di 2024 tersebut?
Baca juga: Perindo Pilih Dukung Ganjar Ketimbang Prabowo dan Airlangga Hartanto, Ini Alasan Hary Tanoesoedibjo

Profil Hary Tanoesoedibjo
Sukses sebagai pengusaha, Hary Tanoesoedibjo kini dikenal sebagai tokoh politik Indonesia.
Ia adalah pendiri sekaligus Ketua Umum Partai Persatuan Indonesia (Partai Perindo).
Sebelumnya, Hary sempat bergabung dalam Partai NasDem dan Partai Hanura.
Pemilik dari perusahaan konglomerat MNC Group itu kemudian mendeklarasikan Partai Perindo pada 7 Februari 2015.
Awalnya Perindo adalah ormas yang baru dideklarasikan pada 24 Februari 2013 di Istora Senayan, Jakarta.
Baca juga: Elektabilitas Perindo Makin Menguat, Hary Tanoesoedibjo Top Five Ketum Parpol Terpopuler
Kehidupan awal
Hary Tanoesoedibjo lahir dan dibesarkan di Surabaya.
Ia adalah anak dari Ahmad Tanoesoedibjo, seorang pengusaha. Hary adalah bungsu dari enam bersaudara.
Seusai menamatkan pendidikan menengahnya di SMA Katolik St. Louis 1 Surabaya, Hary meneruskan pendidikannya untuk mencapai gelar Bachelor of Commerce (Honours) dari Carleton University, Ottawa, Kanada (1988); serta Master of Business Administration dari Ottawa University, Ottawa, Kanada (1989).
Ia kemudian menjadi pendiri, pemegang saham, dan Presiden Eksekutif Grup Bhakti Investama sejak tahun 1989.
Bhakti Investama bergerak dalam bisnis manajemen investasi, yang membeli kepemilikan berbagai perusahaan, membenahinya, dan kemudian menjualnya kembali.
Perusahaan tersebut terdaftar dalam bursa efek sebagai perusahaan terbuka, dan seiring dengan waktu berkembang semakin besar.
Baca juga: Setelah Tgk Muharuddin dan Teuku Nofal, Hary Tanoe Kini Tunjuk Tgk Batee Pimpin Perindo Aceh
Pada masa krisis ekonomi Indonesia pasca tumbangnya Orde Baru, Hary melalui perusahaannya banyak melakukan penggabungan dan akuisisi.
Pada tahun 2000, Bhakti Investama mengambil alih sebagian saham Bimantara Citra dan kemudian diubah namanya menjadi Global Mediacom ketika mayoritas saham sudah dimilikinya.
Sejak pengambilalihan tersebut, Hary terjun dalam bisnis media penyiaran dan telekomunikasi.
Hary kemudian menjadi Presiden Direktur Global Mediacom sejak tahun 2002, setelah sebelumnya menjabat sebagai Wakil Presiden Komisaris perusahaan tersebut.
Selain itu, ia juga menjabat sebagai Presiden Direktur Media Nusantara Citra (MNC) dan RCTI sejak tahun 2003, serta sebagai Komisaris Mobile-8, Indovision dan perusahaan-perusahaan lainnya di bawah bendera grup perusahaan Global Mediacom dan Bhakti Investama.
Selain empat jaringan televisi swasta (RCTI, MNCTV, GTV, dan iNews), grup medianya juga mencakup beberapa jaringan radio seperti Trijaya FM dan beberapa media cetak seperti surat kabar Harian Seputar Indonesia, majalah ekonomi dan bisnis Trust, dan tabloid remaja Genie.
Baca juga: Hary Tanoesoedibjo Tunjuk Agustiar Pimpin Perindo Lhokseumawe, Tugas Awal Benahi Internal Partai
Pada tahun 2011, majalah Forbes merilis daftar orang terkaya di Indonesia, dan Hary menduduki peringkat ke-22 dengan total nilai kekayaan sebesar US$ 1,19 miliar.
Saat ini, Hary Tanoesoedibjo juga menjadi jajaran direksi beberapa perusahaan.
Awal masuk politik
Kabar bahwa Hary Tanoesoedibjo masuk ke dunia politik mulai terdengar sejak awal bulan Oktober 2011, yang kemudian terkonfirmasi ketika ia secara resmi bergabung dengan Partai NasDem pada tanggal 9 Oktober 2011.
Pada bulan November 2011, Hary muncul pada acara Rapat Pimpinan Nasional Partai NasDem yang pertama.
Di partai tersebut, Hary menduduki posisi sebagai Ketua Dewan Pakar dan juga Wakil Ketua Majelis Nasional.
Sejak ia berkiprah melalui Partai NasDem, Hary mendengung-dengungkan semboyan Gerakan Perubahan, suatu gerakan yang dimotori oleh kelompok angkatan muda Indonesia.
Menurutnya, di dalam Partai NasDem 70 persen kadernya terdiri dari generasi muda.
Pada tanggal 21 Januari 2013, Hary Tanoesoedibjo mengumumkan bahwa ia resmi mengundurkan diri dari Partai NasDem karena adanya perbedaan pendapat dan pandangan mengenai struktur kepengurusan partai.
Hary menyebutkan alasan bahwa "politik itu adalah idealisme", dan dirinya merasa sedih dan sangat berat meninggalkan Partai NasDem yang telah tiga bulan ia besarkan; apalagi Partai NasDem telah berhasil lolos verifikasi Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan resmi menjadi partai politik peserta Pemilu 2014 dengan Nomor Urutan 1.
Setelah keluar dari Partai NasDem, Hary Tanoesoedibjo resmi bergabung dengan Partai Hanura pada tanggal 17 Februari 2013.
Hal ini disampaikan di kantor DPP Partai Hanura di Jl. Tanjung Karang, Jakarta, dan langsung menduduki posisi Ketua Dewan Pertimbangan.
Ia selanjutnya menjabat Ketua Bapilu dan Calon Wakil Presiden dari Hanura berpasangan dengan Wiranto.
Hary Tanoesoedibjo pernah berkecimpung dalam Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat peride 2003-2007, dengan jabatan Bendahara.
Selain itu, ia kerap diundang sebagai pembicara seminar atau dosen tamu di berbagai perguruan tinggi.
Ia menjabat sebagai ketua Federasi Futsal Indonesia periode 2014-2018, dan terpilih kembali pada periode 2018-2022.
Selain itu dia juga menjabat sebagai Dewan Kehormatan/Pembina Persatuan Tinju Amatir Indonesia periode 2012-2016.
Kehidupan pribadi
Hary menikah dengan Liliana Tanaja, dan memiliki lima orang anak yaitu Angela Herliani Tanoesoedibjo (1987), Valencia Herliani Tanoesoedibjo (1993), Jessica Herliani Tanoesoedibjo (1994), Clarissa Herliani Tanoesoedibjo (1996), dan Warren Haryputra Tanoesoedibjo (2000).
Anaknya Valencia Herliani Tanoesoedibjo sempat menjadi buah bibir karena menikahi atlet tampan, Kevin Sanjaya.
Hary Tanoesoedibjo yang berusia 56 tahun menjadi orang terkaya paling muda nomor 4. Adapun konglomerat pemilik MNC Grup ini berada di posisi 40 sebagai orang terkaya di Indonesia.
Forbes mencatat kekayaan Hary Tanoesoedibjo tahun 2022 ini mencapai US$ 1,02 miliar atau setara dengan Rp 15,1 triliun (Rp 14.881/dolar AS).
(Serambinews.com/Firdha Ustin)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.