Nasir Djamil Dukung ISBI Aceh Hadirkan Prodi Bahasa Mandarin, Film dan Fashion
Nasir Djamil mendukung pengembangan ISBI Aceh sehingga memberi makna besar dalam khasanah ilmu dan seni budaya, termasuk menghadirkan Prodi Bahasa Man
Penulis: Fikar W Eda | Editor: Mursal Ismail
Nasir Djamil mendukung pengembangan ISBI Aceh sehingga memberi makna besar dalam khasanah ilmu dan seni budaya, termasuk menghadirkan Prodi Bahasa Mandarin, Film, dan Fashion.
Laporan Fikar W Eda | Jakarta
SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Ketua Forum Bersama (Forbes) Anggota DPR dan DPD RI asal Aceh, M Nasir Djamil, menyatakan keberadaan Institut Seni Budaya Indonesia atau ISBI Aceh sangat penting dalam meneguhkan keberagaman Indonesia.
Nasir Djamil mendukung pengembangan ISBI Aceh sehingga memberi makna besar dalam khasanah ilmu dan seni budaya, termasuk menghadirkan Prodi Bahasa Mandarin, Film, dan Fashion.
"Saya kira sangat penting keberadaan ISBI Aceh karena itu kita dukung pengembanganya," kata Nasir Djamil saat menerima kunjungan Rektor ISBI Aceh Dr Wildan MPd, di Jakarta , Selasa (29/8/203).
Wildan datang didampingi Kabag Perencanaan, Keuangan, dan Umum Al Munzir, SPdI, MSi dan Staf Perencanaan ISBI, Aulia Rahman.
Nasir Djamil, politisi PKS yang duduk di Komisi III DPR RI mengatakan, sependapat dengan rencana Rektor ISBI Aceh untuk memperluas areal kampus mencapai 60 hektare dan dibangun perwakilan rumah adat sebagai tempat penyelenggaraan atraksi budaya dari 23 kabupaten/kota di Aceh.
"Lokasi Taman Ratu Safiatuddin sudah sangat sempit dan tidak sesuai lagi, saya sependapat dengan Rektor ISBI," katanya.
Baca juga: Banyak Dikritik, HBO Pastikan Serial Debut Jennie BLACKPINK The Idol tak Dilanjutkan ke Musim Kedua
Dalam kesempatan itu Dr Wildan menyampaikan rencana pihaknya merintis dua Program Studi (Prodi) baru, Film dan Fashion bekerja sama dengan Institut Kesenian Jakarta (IKJ).
Ia juga menginformasikan bahwa dalam waktu dekat ISBI akan membuka prodi Bahasa Mandarin, dengan tenaga pengajar terdiri atas putra-putra Aceh yang telah menyelesaikan studi S2 di Tiongkok.
Menanggapi hal itu, Nasir mengatakan, sebuah terobosan yang sangat sangat penting telah menghadirkan Bahasa Mandarin.
"Untuk mengenal suatu bangsa, adalah melalui bahasanya, dengan cara begitu kita menjadi sangat kaya. Bukankah manusia itu diciptakan bersuku-suku berbangsa-bangsa untuk saling mengenal. Salah satu cara saling mengenal adalah lewat bahasa," lanjut Nasir Djamil.
Dua perguruan tinggi di Aceh sebelumnya sudah menghadirkan Bahasa Arab di UIN Ar Raniry dan Bahasa Inggris di Universitas Syiah Kuala. "Sekarang ada ISBI dengan Bahasa Mandarin, maka lengkaplah Aceh itu," kata Nasir.
Pada hari yang sama Rektor ISBI Aceh diterima Rektor Institut Kesenian Jakarta (IKJ), Dr Indah Tjahjawulan, MSn dan Dekan Fakultas Film dan Televisi IKJ Hanief Jerry di Kampus IKJ, Jalan Cikini Raya Jakarta.
Baca juga: VIDEO TNI Harus Beri Kompensasi ke Keluarga yang jadi Korban Penganiayaan oleh Oknum Paspampres
Dr Wildan mengatakan bahwa ISBI Aceh dalam usia sembilan tahun terus berbenah dan mengejar, sehingga sejajar dengan perguruan tinggi seni yang sudah lebih awal, salah satunya adalah IKJ.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.