Hendak Laporkan SBY, Ahmad Sahroni Dapat Perintah Larangan dari Surya Paloh: Jadi Saya Sudah Siap
Ahmad Sahroni diketahui hendak melaporkan SBY atas dugaan pemberitaan bohong terkait gonjang ganjing Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP).
Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Muhammad Hadi
Hendak Laporkan SBY, Ahmad Syahroni Dapat Perintah Larangan dari Surya Paloh: Jadi Saya Sudah Siap
SERAMBINEWS.COM, JAKARTA – Bendahara Umum Partai NasDem, Ahmad Sahroni mengaku mendapat perintah larangan dari Ketua Umum NasDem, Surya Paloh.
Perintah larangan tersebut turun dari Surya Paloh yang meminta untuk tidak melaporkan Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ke Bareskrim Polri, Senin (4/9/2023).
Ahmad Sahroni diketahui hendak melaporkan SBY atas dugaan pemberitaan bohong terkait gonjang ganjing Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP).
Di mana SBY menyatakan bahwa KPP bersama dengan Anies Baswedan telah melakukan pengkhianatan.
“Cuma karena perintah Ketum Pak Surya mengatakan tidak boleh, maka saya urungkan niat untuk tidak jadi melaporkan Pak SBY," kata Sahroni di Lobi Bareskrim, Mabes Polri, Jakarta, Senin (4/8/2023), dikutip dari Kompas.com.
Menurutnya, laporan terhadap Presiden ke-6 RI itu akan dibuat dalam kapasitasnya sebagai individu, tidak mewakili institusi atau jabatannya selaku anggota Partai Nadem maupun Anggota DPR RI.

Namun, saat dalam perjalanan menuju Bareskrim, Sahroni mendapat perintah dari Surya Paloh agar tidak membuat laporan terhadap SBY.
"Jadi saya nih sudah siap melaporkan tapi tadi perintah Ketum untuk tidak boleh melaporkan yang bersangkutan (SBY)," ujarnya.
Sahroni mengungkapkan, rencana awal pembuatan laporan itu terkait adanya pernyataan SBY yang tidak lengkap pada 25 Agustus 2023 lalu.
Pernyataan terkait adanya pengkhianatan yang dilakukan Partai Nasdem dan Anies Baswedan terhadap Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP).
Baca juga: SBY Terkejut Anies-Nasdem Berkhianat, Minta Petinggi Demokrat Gelar Rapat Darurat Putuskan Sikap
Sahroni lantas mengklarifikasi soal pernyataan SBY dalam pertemuan tangal 25 Agustus 2023 itu.
Sebab, dirinya juga berada dalam pertemuan tersebut.
Saat itu, kata Sahroni, tidak ada pembahasan bahwa Koalisi Perubahan sepakat mendeklarasikan Anies Baswedan dengan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
"Tapi, Pak SBY meminta deklarasi tanggal 3 September itu benar. Jadi apa yang disampaikan Pak SBY sebenarnya itu adalah bohong belaka,”
“Tidak ada bahwa Anies-AHY akan dideklarasikan awal September. Jadi enggak ada," kata Sahroni.
Selain itu, pertemuan pada 25 Agustus 2023 itu juga banyak membahas soal pengalaman SBY saat maju dalam Pilpres 2004.
"Selama dua jam saya di dalam ruangan itu adalah menerima cerita tentang apa yang pengalaman Pak SBY selama memulai proses sebagai capres 2004 itu adalah dia cerita, beliau cerita terkait apa yang pernah terjadi sama dirinya," ujar Sahroni.
SBY: Saya Paham Para Kader Demokrat Pasti Marah atas Pengkhianatan Anies Baswedan
Diberitakan TribunJabar, mantan presiden yang juga Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), mengatakan, Anies Baswedan berkali-kali datang mengunjunginya ketika diusung sebagai bakal calon presiden (capres) Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP).
Menurut SBY, Anies selalu membawa kata-kata yang luar biasa baik dalam setiap kesempatan bertemu.
Mulanya, kata SBY, masih segar dalam ingatannya ketika Anies datang berkunjung ke Cikeas pada 25 Agustus 2023.
"Di ruangan ini, saya duduk di sini tanggal 25 Agustus 2023, berarti seminggu lalu. Anies duduk di sini. Dengan didampingi Tim 8. AHY memang tidak selalu hadir," ujar SBY di Cikeas, Jawa Barat, Jumat (1/9/2023).
SBY mengungkapkan, dalam pertemuan seminggu lalu itu, Anies mengatakan bahwa ia akan mendeklarasikan koalisi beserta calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) pada awal September 2023.

Akan tetapi, Anies malah memberikan kejutan dengan tiba-tiba memilih Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin sebagai bakal cawapresnya.
Bahkan, kata SBY, Anies tidak mengucapkan apa-apa kepadanya setelah memberikan kejutan tersebut.
"Dan saya ini orang tua, beberapa kali Pak Anies datang ke sini dengan semangat yang luar biasa, kata-kata yang luar biasa baiknya," tuturnya.
"Di Cikeas dua kali, di Malang, Pacitan. Dengan kejadian seperti itu, tidak ada satu kata pun yang disampaikan kepada saya, dan tentu kepada ketum (ketua umum) kita."
"Saya memang sebagai orang tua, 'Kok jadi begini?'"
Karena itu, SBY memahami para kader pasti marah atas pengkhianatan Anies tersebut.
SBY mengatakan, kader Demokrat bisa saja mengekspresikan emosinya secara berbeda-beda.
Sebelumnya, SBY mengaku bersyukur Demokrat dikhianati Anies dan Partai Nasdem saat ini.
Baca juga: Eks Kepala BAIS Ungkap Peran Oknum Tentara dan Jumlah Toko Penjual Obat Ilegal di Kelola Warga Aceh
Sebab, belum mendekati waktu pendaftaran pasangan calon ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI.
Ia juga mengaku bersyukur karena Demokrat diselamatkan.
Dalam artian, tidak jadi mendukung sosok yang tidak jujur dan tidak amanah.
"Berarti tidak bisa dipercaya dan mengingkari hal-hal yang telah disepakati. Tidak memegang komitmen dan janji-janjinya," kata SBY.
"Nah, sekarang saja tidak sidiq, tidak amanah, tidak memegang komitmen."
"Bagaimana nanti kalau menjadi pemimpin dengan kekuasaan yang besar?" ujarnya lagi. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)
SBY
Ahmad Sahroni
Surya Paloh
perintah larangan
NasDem
Bareskrim Polri
politik
Pengkhianatan
Anies Baswedan
Serambi Indonesia
Serambinews
Tim Penilai Adipura KLHK RI Tinjau Bank Sampah di Peunyeurat Banda Aceh |
![]() |
---|
Cuaca Lhokseumawe Berawan Hari Ini, Simak Prediksi Sebagian Aceh untuk 3 Hari ke Depan |
![]() |
---|
Puluhan Keuchik di Pidie Jaya Ikut Rapat Koodinasi, Ini Pesan Bupati |
![]() |
---|
Apakah PPPK Paruh Waktu 2025 Dapat THR? Begini Ketentuannya |
![]() |
---|
Emas Perhiasan di Langsa Tembus Rp 5,9 Juta Per Mayam, Cek Rincian Edisi 28 Agustus 2025 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.