Tidak Dikawal Petugas, Material Perbaikan di Jalan di Sekerak Aceh Tamiang Sebabkan Kemacetan

Tumpukan material perbaikan jalan ini menyebabkan ruas jalan di Sekerak, Aceh Tamiang ini hanya bisa dilintasi satu kendaraan.

Laporan Rahmad Wiguna | Aceh Tamiang

SERAMBINEWS.COM, KUALASIMPANG – Arus kendaraan di Sekerak, Aceh Tamiang sering terhambat akibat material perbaikan jalan yang ditumpuk memakan separuh badan jalah.

Kondisi ini tidak akan terjadi jika pelaksana pekerjaan menempatkan petugas pengatur lalu lintas.

Tumpukan material perbaikan jalan ini menyebabkan ruas jalan di Sekerak, Aceh Tamiang ini hanya bisa dilintasi satu kendaraan.

Pada waktu-waktu tertentu, penyempitan ruas ini membuat kendaraan sering terjebak hingga menimbulkan kemacetan. Diperkirakan tumpukan material ini mencapai 300 hingga 500 meter.

Warga di sekitar lokasi menilai kemacetan ini bisa dihindari bila pelaksana pekerjaan menempatkan petugas pengatur lalu lintas.

Petugas ini bisa memberlakukan sistem buka tutup untuk menghindari kendaraan terjebak pada jalur yang menyempit.

Baca juga: VIDEO Terkuak Sosok Pengantin Pria dan Wanita Pemicu Kebakaran Gunung Bromo, Disebut Banyak Gaya

“Setiap hari saya lewat sini, selalu terjebak macet karena tidak ada yang mengatur lalu lintas,” kata Mahdi, Senin (11/9/2023).

Mahdi mengaku rutin melintasi kawasan itu untuk melihat kondisi kebunnya di seputaran Sekerak.

Biasanya kata dia, kondisi semakin buruk kalau truk pengangkut tandan buah segar (TBS) kelapa sawit atau material lainnya melintas.

“Sekali jalan minimal dua sampai tiga truk, ini yang membuat jalan macet,” kata dia.

Kadis PUPR Aceh Tamiang, Edi Mofizal ketika dikonfirmasi Serambinews.com akan menyampaikan laporan itu ke pihak provinsi.

Informasinya material yang ditumpuk di jalan itu merupakan penanganan long segmen ruas jalan batas Aceh Timur – Karangbaru, Aceh Tamiang.

Baca juga: VIDEO Pengendara Motor Dikeroyok Sekelompok Pria karena Hadang Bus Lawan Arah

Di lokasi disampaikan kalau proyek itu menggunakan APBA 2023 sebesar Rp 8 miliar. (*)