Luar Negeri

Banjir Bandang di Libya 'Seperti Tsunami', 5.200 Orang Tewas, 10.000 Hilang, dan 20.000 Mengungsi

Lebih dari 5.000 orang tewas dan sedikitnya 10.000 orang hilang di Libya setelah hujan lebat mengakibatkan dua bendungan jebol di Kota Derna.

Editor: Faisal Zamzami
KANTOR PERS PERDANA MENTERI LIBYA via AFP
Orang-orang memeriksa kerusakan di daerah banjir Libya di Kota Derna. Badai Mediterania Daniel menewaskan setidaknya 150 orang dan menyebabkan banjir besar di Libya timur, kata otoritas setempat pada Senin (11/9/2023). Hujan lebat dan badai juga melanda Turkiye, Bulgaria, serta Yunani. 

Kronologi bermula pada Minggu (10/9/2023) sore saat badai Daniel menghantam pantai timur Libya, setelah menerjang Yunani, Bulgaria, dan Turkiye.

Badai Daniel mendarat di Kota Benghazi, Libya, lalu membelok ke kota distrik Jabal Al Akhdar di Shahat, Al Marj, Al Bayda, Soussa, dan Derna.

Di Derna, kota berpenduduk 100.000 jiwa yang dialiri sungai Wadi dan berjarak 900 kilometer (km) dari ibu kota Tripoli, dua bendungannya jebol dalam semalam.

Aliran air menghancurkan jembatan dan menyapu seluruh permukiman di kedua sisi sungai, kemudian meluap ke Laut Mediterania.

Jalan-jalan yang sudah dalam kondisi buruk terputus, semakin menyulitkan akses ke daerah-daerah yang terdampak.

Baca juga: Ngeri! 10.000 Orang Hilang akibat Banjir Dahsyat di Libya, Korban Tewas Bertambah

2. Kenapa banyak korban banjir Libya di Derna?

 

Layanan darurat Pemerintah Tripoli yang diakui dunia menunjukkan, badai Daniel menewaskan 5.200 orang di Derna saja, menghancurkan kota tersebut, dan memutus akses dari luar.

Namun, pihak berwenang di timur negara itu khawatir jumlah korban tewas akan jauh lebih tinggi.

Beberapa pejabat menduga ada lebih dari 10.000 korban jiwa.

Penyebabnya adalah infrastruktur Derna yang bobrok.

Bangunan-bangunan yang didirikan selama sepuluh tahun terakhir mengabaikan aturan perencanaan dasar.

Derna juga kurang siap menghadapi bencana, sehingga jumlah korban di kota ini sangat tinggi.

Adapun Libya dilanda kekacauan setelah revolusi yang didukung NATO pada 2011 menggulingkan 42 tahun pemerintahan diktator Muammar Gaddafi dan membunuhnya.

Banyak sekali milisi yang mengeksploitasi kekacauan dan perpecahan antara timur dan barat ini.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved