Breaking News

Ketahanan Pangan

Kapolres Pidie: APBG 20 Persen Bisa Dimanfaatkan untuk Tangani Lahan Tidur

Lahan tidur itu jangan kita hitung 730 gampong, kita kerucutkan saja 500 gampong. Sehingga akan menghasilkan 500 ton komoditi setiap kali panen, yang

Penulis: Muhammad Nazar | Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS.COM/MUHAMMAD NAZAR
Kapolres Pidie, AKBP Imam Asfali SIK, memberikan pengarahan untuk peserta pada kegiatan rapat turun ke sawah di Oprom Bupati Pidie, Kamis (21/9/2023). 

Laporan Muhammad Nazar I Pidie

SERAMBINEWS.COM, SIGLI - Kapolres Pidie, AKBP Imam Asfali SIK mengatakan gampong bisa memanfaatkan APBG 20 persen jatah ketahanan pangan dalam menangani lahan tidur di 730 gampong di Pidie.

Saat ini, hampir semua gampong di Pidie memiliki lahan tidur yang telantar.

APBG 20 persen itu bisa dimamfaatkan berbagai sektor, baik sektor pertanian, perikanan maupun sektor lainnya.

"Lahan tidur itu jangan kita hitung 730 gampong, kita kerucutkan saja 500 gampong. Sehingga akan menghasilkan 500 ton komoditi setiap kali panen, yang bisa mendongkrak ekonomi warga," kata Kapolres Pidie, AKBP Imam Asfali SIK, dalam rapat turun ke sawah di Oprom Bupati Pidie, Kamis (21/9/2023).

Ia menjelaskan, lahan tidur yang ada di sejumlah gampong di Pidie bisa ditanam berbagai komoditi seperti jagung. Hasil komuditi tersebut harus ditampung Bundes dan UPTD.

Baca juga: Mulyanto, Pendaftar Pertama Balon Ketum KONI Lhokseumawe 

Sehingga hasil panen petani itu tidak ditampung tengkulak yang kemudian dijual ke Medan, Sumatera Utara.

Saat ini, kata Kapolres Imam Asfali, berdasarkan pengakuan petani, bahwa saat ini masih terjadi penjualan padi ke Medan, Sumatera Utara.

Salah satu faktor, mengingat tidak adanya mesin pencuci beras. Namun, padi dijual itu diolah menjadi beras, yang kemudian dikirim ke Pidie.

Sehingga beras hasil panen di Pidie dijual kembali ke kemasyarakat di Aceh.

" Idealnya kita harus ada mesin packing untuk produk lokal. Dengan adanya mesin packing, otomatis akan bisa menyerap tenaga kerja," jelasnya.

Di sisi lain, sebut Imam Asfali, saat turun ke sawah yang perlu diperhatikan adalah fasilitas di areal persawahan untuk mendukung kelancaran bagi petani bercocok tanam.

Baca juga: Pengungsi Banjir di Peudada Kembali ke Rumah

Menurutnya, fasilitas untuk pertanian seperti saluran irigasi, dari saluran skunder hingga tersier harus terpenuhi.

Sehingga saat banjir hujan dan musim kemarau, petani tidak mengeluh tidak adanya air.

Untuk itu, harus dilakukan iventarisasi terhadap fasilitas pertanian.

Jika hasil iventarisasi adanya saluran dangkal, maka harus melakukan gotong royong membersihkan saluran.

Dikatakan, jika fasilitas pertanian sempurna, maka hasil panen padi pun akan melimpah. Sehingga bisa menguatkan untuk ketahanan pangan dan inflasi tidak akan terlalu tinggi.

Apalagi Pidie memiliki potensi lahan pertanian yang cukup luas setelah Aceh Utara di urutan pertama dan Aceh Besar di urutan kedua luas baku sawah.

"Untuk mencapai itu, kita harus melengkapi dan saling mengingatkan supaya bisa mencapai target hasil panen," pungkasnya.(*)

Baca juga: Mulyanto, Pendaftar Pertama Balon Ketum KONI Lhokseumawe 

Baca juga: Pengungsi Banjir di Peudada Kembali ke Rumah

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved