Berita Aceh Barat

CRU Alue Kuyun Turunkan Tim Usir Gajah Liar di Desa Canggai Aceh Barat

“Seperti letusan mercon guna menggiring gajah keluar permukiman atau perkebunan,” papar Mahyuzar.

Penulis: Sadul Bahri | Editor: Saifullah
Foto kiriman Sulaiman
Jejak kotoran gajah liar di perkampungan warga di Desa Canggai, Kecamatan Pante Ceureumen, Kabupaten Aceh Barat, Selasa (26/9/2023). 

Laporan Sa'dul Bahri | Aceh Barat

SERAMBINEWS.COM, MEULABOH – Kepala Conservation Response Unit (CRU) Alue Kuyun, kecamatan Woyla Timur, Mahyuzar kepada Serambinews.com, Selasa (26/9/2023), mengatakan, atas laporan masyarakat yang baru diterimanya, tim dari CUR Alue Kuyun akan segera ke lokasi guna mengusir kawanan gajah liar yang saat ini ‘meneror’ warga Desa Canggai dan sejumlah desa lainnya di Aceh Barat.

“Saat ini di sejumlah desa juga terjadi konflik gajah, seperti Desa Seumara, Canggai, Lawet, dan Lango, di Kecamatan Pante Ceureumen, termasuk di desa Drien Sibak, Kecamatan Sungai Mas,” kata Kepala CRU Alue Kuyun, Mahyuzar.

Terkait adanya laporan konflik gajah liar, pihaknya akan segera melakukan penanganan dengan menurunkan sejumlah personelnya ke lokasi.

Dikatakan Mahyuzar, bahwa kemunculan gajah liar saat ini terjadi di luar prediksi.

Ia menerangkan, biasanya kemunculan gajah liar itu terjadi sekitar 3 bulan sekali.

“Namun akhir-akhir ini sudah tidak menentu lagi, muncul bertubi-tubi,” ungkap dia.

Terkait dengan laporan masyarakat tersebut, pihaknya juga telah melaporkan hal itu kepada pihak BKSDA dan akan segera dilakukan penanganan menyangkut gajah liar tersebut.

Ke depan, pihaknya berharap akan ada masyarakat yang bisa ikut serta belajar dalam teknik penanganan gajah liar yang bisa dilakukan pengusiran secara manual.

“Seperti letusan mercon guna menggiring gajah keluar permukiman atau perkebunan,” papar Mahyuzar.

Disebutkan dia, sebagian masyarakat saat ini sudah ada pengalaman melakukan pengusiran gajah dengan cara manual yang bergerak dalam satu kelompok.

Dengan demikian, menurutnya, akan sangat terbantu dalam penanganan gajah liar tersebut.

Lain halnya jika ada gajah liar yang sulit dihalau dengan mercon atau melakukan perlawanan, maka akan diturunkan gajah jinak untuk menghadapi gajah liar itu.

“Namun sejauh masih bisa dilakukan pengusiran secara manual, akan tetap dilakukan dengan cara itu dulu,” pungkas Mahyuzar.

Seperti diketahui, warga Desa Canggai, Kecamatan Pante Ceureumen, Kabupaten Aceh Barat diresahkan oleh kemunculan gajah liar yang merusak tanaman padi dan pohon pisang, Selasa (26/9/2023).

Kehadiran kawanan gajah liar tersebut memunculkan ketakutan kepada anak-anak warga desa setempat.

Sehingga para siswa tidak ada yang berani ke sekolah lantaran harus melewati jalan sepi dan hutan.

“Warga kami resah sebab gajah liar masuk dalam perkampungan warga, padi di persawahan juga ikut rusak,” kata Keuchik Canggai, T Sulaiman kepada Serambinews.com, Selasa (26/9/2023).

Disebutkan, kehadiran gajah liar semakin membuat warga dalam ketakutan.

Sebab khawatir akan menjadi amukan gajah yang tentunya bisa mengancam keselamatan bagi warga yang berhadapan dengan satwa liar tersebut.

Ia menambahkan, sejak malam kemarin, satu ekor gajah liar diketahui masuk ke perkampungan warga.

Di atas badan jalan, gajah tersebut menyikat pohon pisang dan tanaman lainnya yang bisa menjadi makanannya.

Di sisi lain, gajah disebut juga mengarungi persawahan masyarakat di Canggai.

Di mana padi yang sudah tumbuh juga sebagian menjadi makanan gajah liar tersebut.

Pihaknya berharap kepada pemerintah atau pihak terkait guna melakukan penanganan karena kondisi masyarakat kian terjepit dengan kehadiran gajah liar tersebut.

Menurutnya, kehadiran kawanan gajah liar tersebut hingga saat ini belum ada penyelesaian, meski kondisi tersebut sudah berlangsung sejak lama.

Sebelumnya, gajah liar tersebut hanya berada di kawasan perkebunan kelapa sawit milik masyarakat, dan saat ini muncul ke perkampungan warga.

Kerusakan tanaman masyarakat akan terus menyebabkan masyarakat terjepit sosial ekonominya.

Sebab tumpuan harapan di perkebunan merupakan salah satu sumber ekonomi Masyarakat.

Sehingga dengan rusaknya tanaman warga akan akan menyebabkan masyarakat kian melarat nantinya.

“Yang parahnya, hari ini anak-anak kami masyarakat di Canggai tidak berani ke sekolah karena takut diamuk gajah,” beber T Sulaiman.

Di lokasi jejak gajah liar, terlihat meninggalkan kotoran di jalan utama desa tersebut.

Sehingga hal itu semakin membuat warga kami was-was akan kondisi tersebut.

“Saat ini, satu ekor gajah besar masih berada semak-semak perkampungan Desa Canggai,” jelasnya.(*)

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved