Berita Aceh Tamiang

Jadi Inspektur Upacara Hari Santri, Kapolres Aceh Tamiang Beber Peran Besar Santri Bagi Kemerdekaan

“Kita ketahui bersama bahwa perjuangan Republik Indonesia ada peran santri, sangat besar sekali,” kata Yanis usai upacara.

Penulis: Rahmad Wiguna | Editor: Saifullah
FOR SERAMBINEWS.COM
Kapolres Aceh Tamiang, AKBP Muhammad Yanis menjadi Inspektur Upacara peringatan Hari Santri 2023, di Dayah Misbahul Rasyad Al-Aziziyah, Selasa (24/10/2023). 

Laporan Rahmad Wiguna | Aceh Tamiang

SERAMBINEWS.CO, KUALASIMPANG – Kapolres Aceh Tamiang, AKBP Muhammad Yanis menjadi Inspektur Upacara peringatan Hari Santri 2023, di Dayah Misbahul Rasyad Al-Aziziyah, Kampung Benuaraja, Kecamatan Rantau, Selasa (24/10/2023).

Pada sambutannya, Kapolres memaparkan kontribusi santri di zaman perjuangan yang begitu besar, sehingga harus dilanjutkan para santri milenial dengan berperan di setiap sendi pembangunan Indonesia.

Upacara Hari Santri Ke-78 yang dipusatkan di lapangan Dayah Misbahul Rasyad Al-Aziziyah ini diikuti ratusan santri dan sejumlah pejabat.

Di antaranya Pj Bupati Aceh Tamiang, Meurah Budiman, Kapolres AKBP Muhammad Yanis, dan dua pimpinan DPRK, Fadlon dan Muhammad Nur.

Secara khusus, Kapolres Aceh Tamiang, AKBP Muhammad Yanis bersedia menjadi inspektur upacara. Yanis mengungkapkan momen dirinya menjadi pemimpin upacara sangat penting untuk mengenang kontribusi santri di zaman perjuangan.

“Kita ketahui bersama bahwa perjuangan Republik Indonesia ada peran santri, sangat besar sekali,” kata Yanis usai upacara.

Yanis mengungkapkan, keterlibatan dirinya secara langsung dalam upacara ini untuk mendukung para santri meniru para perjuangan santri di masa kemerdekaan.

Artinya, urai dia, santri jangan hanya berkutat pada ilmu keagamaan, tapi juga harus mendalami wawasan kebangsaan dan bernegara.

“Jadi sebenarnya santri di zaman perjuangan sudah memiliki wawasan kebangsaan dan kenegaraan, inilah menjadi modal santri ketika itu untuk ikut berjuang merebut kemerdekaan,” ungkapnya.

Di tengah perubahan zaman ini, Yanis mengingatkan, perjuangan bisa dilakukan dengan berperan langsung dalam pembangunan dan kemajuan bangsa.

“Jangan lagi santri berpikiran hanya sebatas menjadi ustaz, perkembangan zaman ini santri bisa menjadi polisi, tentara, dokter, PNS, atau profesi lainnya,” kata Yanis.

Pj Bupati Aceh Tamiang, Meurah Budiman menambahkan, bila saran ini terwujud, maka Indonesia akan lebih berwarna dan lebih agamais.

“Harapan kita, santri ini bisa membangun Indonesia dari berbagai sisi, misalnya pendidikan, sosial, dan budaya,” ungkapnya.

Di sisi lain, santri di Aceh Tamiang memiliki tugas lebih berat karena harus mengawal akidah dan prilaku masyarakat dari ancaman moral non-Islam.

Hal ini disebabkan geografis Aceh Tamiang yang berbatasan langsung dengan Langkat, Sumaetara Utara yang memiliki perbedaan sosial dan budaya mencolok.

“Tapi tetap harus menjaga toleransi, harus menghargai perbedaan,” tegasnya.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved