SOSOK Dato Sri Tahir, Konglomerat RI yang Sumbang Rp7,7 M untuk Palestina, Dulu Anak Pembuat Becak
Dato Sri Tahir dikabarkan menyumbangkan donasi sebesar Rp7,7 miliar untuk Palestina.
SERAMBINEWS.COM - Nama Dato Sri Tahir menjadi perbincangan setelah ia dikabarkan menyumbang angnya sebesar Rp 7,7 miliar untuk Palestina.
Dati Sri Tahir adalah konglomerat Indonesia ternama.
Inilah sosoknya

Dato Sri Tahir dikabarkan menyumbangkan donasi sebesar Rp7,7 miliar untuk Palestina.
Kabar tersebut tertera dalam undangan agenda penyerahan donasi kemanusiaan yang diterima Tribunjabar.id.
Dalam undangan tersebut, donasi tersebut akan dikhususkan bagi beberapa rumah sakit dan korban anak-anak di Jalur Gaza, Palestina.
Donasi tersebut akan diserahkan melalui Kedutaan palestina untuk Indonesia pada Kamis (26/10/2023).
Lantas seperti apa sosok Dato Sri Tahir?
Sosok Dato Sri Tahir
Tahir merupakan konglomerat Indonesia yang lahir di Surabaya, 26 maret 1952.
Meskipun saat ini dirinya masuk jajaran orang terkaya di Indonesia, Tahir sejatinya lahir dari keluarga sederhana.
Ibu Dato Sri Tahir merupakan tukang cat becak, sementara ayahnya penjual onderdil becak.
Tahir mendapatkan pembelajaran tentang kejujuran, kerja keras, dan berbagi tanpa pamrih dari kedua orang tuanya sejak kecil.

Ia merupakan lulusan Sarjana Bisnis di Nanyang Unviersity, Singapura pada 1976.
Keberhasilannya berkuliah di universitas tersebut tak lepas dari beasiswa yang ia peroleh.
Sebelumnya, Dato Sri Tahir pernah bermimpi menjadi dokter dan berkeinginan mewujudkannya.
Ia pun masuk Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Surabaya.
Tetapi, impian Tahir kandas karena ia tidak memiliki biaya.
Pada 1987, Tahir kembali melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Tahir pun mendapat gelar Master Bisnis Administrasi (MBA) dari Universitas Golden Gate, San Francisco, Amerika Serikat.
Ia memiliki istri bernama Rosy Riady.
Dari pernikahannya itu, Tahir dan Rosy memiliki empat orang anak yang masing-masing bernama Jane Tahir, Grace Tahir, Victoria Tahir, dan Jonathan Tahir.
Karier
Dato Sri Tahir memiliki bisnis di bidang keuangan, media, dan lainnya.
Ia memulai bisnisnya dari usaha garmen yang kemudian berkembang menjadi usaha lainnya.
Pada 1986, Tahir mendirikan Mayapada Group yang kemudian merambat dari dealer mobil, garmen, perbankan, hingga kesehatan.
Tahun 1990, Tahir mendirikan Bank Mayapada yang kemudian menjadi salah satu bisnis andalannya.
Selain itu, Tahir juga membangun rumah sakit bernama Mayapada yang berlokasi di Tangerang dan Jakarta Selatan.
Belakangan, rumah sakit tersebut juga dibangun di Kota Bandung.
Melalui rumah sakit ini, Tahir memudahkan akses pelayanan kesehatan bagi anak dan orang tidak mampu.
Saat terjadi banjir di Jakarta, Tahir bersama Alim markus (Maspion) dan Mochtar Riady (Lippo Group) ikut menyumbangkan Rp7 miliar dalam bentuk pengadaan air bersih, buku, dan juga seragam sekolah bagi anak-anak korban banjir.
Tahir juga pernah menyumbang 75 juta dolar AS untuk The Global Fund untuk melawan TBC, HIV, dan Malaria di Indonesia.
Sumbangan tersebut lantas dilipatgandakan setelah bekerja sama dengan BIll & Melinda Gates Foundation menjadi 250 juta dolar AS.
Dilansir dari Forbes, Tahir kini menempati posisi orang terkaya ke-8 di Indonesia dengan kekayaan mencapai 4,2 miliar dolar AS atau setara Rp668 triliun.
Prestasi
Gelar Dato Sri yang didapatkan Tahir merupakan pemberian dari Sultan Pahang, Malaysia pada Mei 2010.
Alasan pemberian gelar itu adalah kontribusi Tahir dalam masyarakat dan menyelesaikan konflik antarperusahaan.
Tahir juga menerima gelar profesor dari Lingnan College, Sun Yat-Sen University untuk periode Oktober 2011 hingga September 2014.
Pada tahun 2011, Tahir mendapatkan penghargaan Chancellor's Citation dari University of California, Berkeley, Amerika Serikat.
Penghargaan itu didapatkan atas kepemimpinan yang luar biasa dalam bisnis dan pengabdiannya dalam kegiatan filantropi dan pelayanan kepada masyarakat.
Tahir juga tercatat sebagai orang Asia pertama yang menjadi anggota Wali Amanat University of California (UC) Berkeley, AS.
Masih di tahun yang sama, Tahir mendapatkan penghargaan Entrepreneur of the Year 2011 dari Ernst & Young dan penghargaan di bidang pendidikan Perdana Menteri Singapura Lee Kuan Yew.
Kemudian, Tahir juga mendapatkan gelar doktor kehormatan dari Universitas Gadjah Mada pada 2016.
Setahun kemudian, Tahir ditetapkan menjadi anggota Majelis Wali Amanat Universitas Gadjah Mada.
Sumber:
Harian Kompas
Kompas.com
Forbes.com
www.ugm.ac.id
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.com
Baca juga: Kisah Lady Rocker Indonesia Nike Ardilla Diserialkan
Baca juga: Warga Gaza: Israel Ingin Jadikan Kami Kembali ke Zaman Batu, tanpa Air, Listrik dan Bahan Bakar
Baca juga: Ditanya Kemungkinan Jadi Konten Kreator, Nicholas Saputra: Main Film Aja Udah Repot
Tutup PBAK 2025, Warek I IAIN Langsa Ingatkan Mahasiswa Baru Serius Kuliah |
![]() |
---|
Rumahnya Dijarah Massa, Ahmad Sahroni Dikenal sebagai Crazy Rich Tanjung Priok dengan Harta Rp 328 M |
![]() |
---|
KPIA Pantau Kualitas Siaran Televisi di Aceh |
![]() |
---|
Wabup Nagan Lantik Pengurus Ipelmanar Meulaboh, Abdul Rani Ketua |
![]() |
---|
Pemko Langsa Gelar Gerakan Pangan Murah, Ini Rincian Bahan Pokok dan Harganya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.