Berita Langsa
Mahasiswa Unsam Langsa Praktik Budaya Tradisional Khas Aceh, Dari Silop Situek Hingga Dalail Khairat
Kegiatan yang diprakarsai Dr Usman Ibrahim, MPd (Dosen MKU- Sejarah dan Budaya Aceh) ini bertujuan untuk memperkenalkan nilai-nila adat tradisional Ac
Penulis: Zubir | Editor: Mursal Ismail
Kegiatan yang diprakarsai Dr Usman Ibrahim, MPd (Dosen MKU- Sejarah dan Budaya Aceh) ini bertujuan untuk memperkenalkan nilai-nila adat tradisional Aceh dan membedah kembali budaya lama, sekaligus mempromosi bagi warga kampus Unsam.
Laporan Zubir | Langsa
SERAMBINEWS.COM, LANGSA - Mahasiswa Universitas Samudra (Unsam) Langsa dari 4 Prodi, yaitu Sejarah, Geografi, Biologi dan Hukum melakukan praktik pembelajaran mata kuliah sejarah dan budaya Aceh, di kampus setempat.
Kegiatan yang diprakarsai Dr Usman Ibrahim, MPd (Dosen MKU- Sejarah dan Budaya Aceh) ini bertujuan untuk memperkenalkan nilai-nila adat tradisional Aceh dan membedah kembali budaya lama, sekaligus mempromosi bagi warga kampus Unsam.
Acara ini diselenggarakan secara interen dari di halaman Gedung Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unsam dan pentas utama Unsam, baru-baru ini.
Dr Usman Ibrahim, MPd, kepada Serambinews.com, Jumat (27/10/2023), mengatakan dalam pelaksanaan kegiatan ini, sebagai bahan perlengkapan praktik budaya ala tradisional Aceh ini diikuti 109 mahasiswa laki-laki dan wanita.
Mahasiswa terdiri dari empat program studi yaitu FKIP Sejarah/Biologi 40 orang, Geografi 34 orang, serta Fakultas Hukum sebayak 35 orang.
Penyelenggaraan kegiatan ini menggunakan sejumlah atribut, yaitu pakaian jubah putih, tudung tradisional terbuat dari pelepah rumbia dan atasnya serbuk ijok, peci.
Baca juga: Rusia Rilis Video Simulasi Serangan Nuklir, Diawasi Presiden Putin, Amerika Makin Ketar-ketir
Kemudian kupiah meukutop dan surban serta sandal (seulop terbuat dari pelepah pinang/situek) bagi mahasiswa laki-laki.
Sementara bagi kaum wanita, selain memakai seulop situek (pelepah pinang), juga menggunakan kain sarung (ia krong) dan kain batik (ija batek/sawak) untuk sarana penutup kepala agar tidak terlihat aurat.
Seperti hanya sandal/alas kaki yang disebut silop situek/pelepah pisang, sebagai sarana dan digunakan oleh orang-orang tua Aceh tempo dulu/teungku chik/leubai, saat menghadiri acara kenduri blang, meunasah dan lainnya, termasuk sudah menjadi kebiasaan sehari-hari.
Namun tatkala masuk Jepang ke Aceh dinamakan “Seulop Jepang”. Besar dugaan bahwa asal seulop itu dari Aceh, kemudian di poles oleh Jepang, maka sandal itu menjadi namanya “Seulop Jepang”.
Usman menambahkan selain aktivitas jalan kaki, para mahasiswa ini juga mempraktikkan membaca dalail khairat yang dimulai dengan ucapan pembukaan.
Terdiri dari Basmalah, surat Al-Fatihah, Al-Ikhlas, serta membaca atau meng-agungkan-Nya yaitu As-Maul Husna hingga selesai. (*)
Baca juga: Israel Tingkatkan Invasi ke Palestina, Kerahkan Pasukan Darat, Jet Tempur, dan Drone Serang Gaza
Suhu di Langsa Hari Ini, Jumat, 29 Agustus 2025 Capai 32 Derajat Celcius |
![]() |
---|
Kota Langsa Diguyur Hujan Sejak Jelang Magrib Hingga Malam Ini |
![]() |
---|
Aksi Maling Sasar Kios Mulai Resahkan Warga Gampong Blang Langsa |
![]() |
---|
Pemko Langsa Komit Siap Lunasi Pembayaran BMD Pemkab Aceh Timur |
![]() |
---|
4 Ibu Rumah Tangga dan 1 Pria di Langsa Kuras Uang di ATM Korban, Pelaku Berhasil Ditangkap |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.