Luar Negeri

Pelaku Penembakan Massal di Maine Amerika Ditemukan Tewas, Bunuh 18 Orang dan Lukai 13 Lainnya

Pelaku penembakan di Lewiston, Maine, Amerika Serikat (AS) yang membunuh 18 orang, ditemukan tewas.

Editor: Faisal Zamzami
Wews
Polisi mengindentifikasi Robert Card sebagai pelaku penembakan massal di Maine, Amerika Serikat. 

SERAMBINEWS.COM, MAINE - Pelaku penembakan di Lewiston, Maine, Amerika Serikat (AS) yang membunuh 18 orang, ditemukan tewas.

Pelaku yang bernama Robert R Card III, menemukannya telah tewas pada Jumat (27/10/2023), di sebuah trailer pada pabrik daur ulang di Lisbon, tempat ia pernah bekerja.

Penemuan itu sekaligus menutup perburuan yang dilakukan sejak Rabu (25/10/2023), ketika ia melakukan penembakan di dua tempat usaha.

Selain membunuh 18 orang, ia juga melukai 13 orang lainnya.

 
Menurut pihak otoritas, pada Sabtu (28/10/2023), pelaku pembunuhan massal paling mematikan di Amerika tersebut memiliki masalah mental.

Ia diyakini paranoid dan selalu merasa orang-orang membicarakan dirinya, dan ia mendengar banyak suara.


Dikutip dari New York Times, petugas kepolisian mengatakan bahwa ia telah bunuh diri setelah melakukan penembakan massal itu.

Selain itu, polisi juga mengungkapkan bahwa ia beraksi sendiri.

Terungkapnya nasib sang pelaku diyakini memberikan perasaan tenang di Lewiston dan kota terdekat.

Pasalnya, para penduduk banyak yang memutuskan berlindung, dan pelaku bisnis menutup usahanya.

“Ada semacam paranoia, ada semacam kepingan teori konspirasi,” kata Komisioner Departemen Keamanan Publik, Michael J Sauschuck.

Ia menambahkan, pelaku, secara salah mengira orang-orang membicarakan dirinya dan merasa mendengar banyak suara.

 
Namun, Sauschuck mengatakan tak ada indikasi Card pernah menjalani perawatan kesehatan.

Ia mengatakan tak jelas apakah Card mengenal salah satu korban, namun Sauschuck mengatakan pernah ke bar dan arena bowling, yang menjadi lokasi penembakan, sebelumnya.

“Saya rasa ada hubungannya dengan semua lokasi tersebut,” ujarnya.

“Saya yakin ada hubungannya, seolah-olah pria ini pernah berada di kedua tempat tersebut,” tambahnya.

 

Baca juga: 22 Orang Tewas dan 60 Lainnya Terluka dalam Penembakan di Maine Amerika Serikat, Polisi Buru Pelaku

 

Amerika Serikat (AS) digegerkan oleh penembakan massal di negara bagian Maine yang menewaskan 18 orang dan melukai puluhan orang lainnya.

Ratusan polisi menggeledah kota Lewiston dan daerah sekitar negara bagian Maine untuk mencari seorang pria yang dicari sehubungan dengan penembakan massal di sebuah bar dan arena bowling.

Polisi negara bagian dan lokal mengidentifikasi Robert R. Card (40) sebagai orang yang bertanggung jawab dalam kasus ini setelah sebelumnya mengunggah di Facebook foto-foto seorang pria yang memegang senapan semi-otomatis.

Gambar-gambar dari salah satu TKP pada Rabu (25/10/2023) menunjukkan seorang pria berjanggut dengan hoodie coklat dan celana jins, memegang senjata dalam posisi menembak.

"Kami memiliki ratusan petugas polisi yang bekerja di seluruh negara bagian Maine untuk menyelidiki kasus ini guna menemukan Card, yang merupakan orang yang 'diminati'," kata Komisaris Keamanan Publik Maine Mike Sauschuck pada konferensi pers, dikutip Reuters.

Beberapa media melaporkan bahwa buletin penegakan hukum Maine mengidentifikasi Card sebagai instruktur senjata api terlatih dan anggota cadangan Angkatan Darat AS yang baru-baru ini melaporkan bahwa dia memiliki masalah kesehatan mental, termasuk mendengar suara-suara.

Dikatakan juga bahwa dia mengancam akan menembak pangkalan Garda Nasional.

"Card juga dilaporkan telah dimasukkan ke fasilitas kesehatan mental selama dua minggu selama musim panas 2023 dan kemudian dibebaskan," demikian pemberitahuan dari Pusat Informasi & Analisis Maine.

Associated Press melaporkan bahwa dokumen tersebut diedarkan ke petugas penegak hukum.

Bar dan arena bowling berjarak sekitar empat mil (6,5 km) di Lewiston, bekas pusat tekstil dan kota berpenduduk 38.000 orang di Androscoggin County sekitar 35 mil (56 km) utara kota terbesar Maine, Portland.

Laporan media yang diambil oleh Reuters sebelumnya mengatakan ada lokasi penembakan ketiga di pusat distribusi Walmart, namun Walmart kemudian mengeluarkan pernyataan kepada media lokal yang mengatakan tidak ada penembakan yang terjadi di properti mereka.

Pusat Medis Central Maine di Lewiston mengeluarkan pernyataan yang mengatakan pihaknya "bereaksi terhadap korban massal, peristiwa penembakan massal" dan berkoordinasi dengan rumah sakit setempat untuk menerima pasien.

Presiden Joe Biden telah diberi pengarahan dan akan terus menerima informasi terkini, kata seorang pejabat AS di Washington.

Gedung Putih menyatakan Presiden berbicara melalui telepon secara pribadi kepada Gubernur Maine Janet Mills, Senator Angus King dan Susan Collins, dan Anggota Kongres Jared Golden tentang penembakan di Lewiston dan menawarkan dukungan penuh federal setelah serangan itu.

Jika jumlah korban tewas sebanyak 18 orang terkonfirmasi, maka pembantaian tersebut akan menjadi yang paling mematikan di Amerika Serikat, setidaknya sejak Agustus 2019, ketika seorang pria bersenjata melepaskan tembakan ke arah pembeli di Walmart El Paso dengan senapan AK-47, menewaskan 23 orang. 

Sebanyak 18 kematian tersebut juga setara dengan jumlah pembunuhan yang biasanya terjadi di Maine pada tahun tertentu.

Jumlah pembunuhan tahunan di negara bagian tersebut berfluktuasi antara 16 dan 29 sejak 2012.

Adapun jumlah penembakan di AS yang melibatkan empat orang atau lebih telah melonjak sejak pandemi Covid-19 di mana 647 kasus terjadi pada 2022 dan 679 kasus diperkirakan terjadi pada tahun 2023.

Penembakan massal paling mematikan yang pernah tercatat di AS adalah pembantaian 58 orang oleh seorang pria bersenjata yang menembaki festival musik country Las Vegas dari sebuah hotel bertingkat tinggi pada 2017.

 

 

Baca juga: Prilly Latuconsina Tak Bantah Pernah Pacaran Kilat, Cuma Seminggu Diputusin

Baca juga: Pemain Serial Friends, Matthew Perry Meninggal Dunia di Usia 54 Tahun

Baca juga: Hasil Tinju Dunia: Francis Ngannou Pukul Jatuh Tyson Fury dan Kalah Terhormat

 

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved