Korban Longsor Subulussalam Meninggal

BREAKING NEWS - Warga Lhokseumawe Korban Longsor di Subulussalam Meninggal di RSUD Meuraxa

Warga Dusun Keude Dua, Desa Blang Crum, Kecamatan Muara Dua, Kota Lhokseumawe ini menghembuskan napas terakhirnya di RSUD Meuraxa, Sabtu (4/11/2023) 

Penulis: Khalidin | Editor: Mursal Ismail
For Serambinews.com
Raja Kalkautsar (25), warga Lhokseumawe, korban tanah longsor di Jalan Nasonal Dusun Patetah, Desa Lae Ikan, Kecamatan Penanggalan, Kota Subulussalam hingga Sabtu (28/10/2023) masih dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Subulussalam. Informasi terbaru, korban kini sudah meninggal dunia di RSUD Meuraxa, Banda Aceh, Sabtu (4/11/2023) sekitar pukul 19.00 WIB. 

Warga Dusun Keude Dua, Desa Blang Crum, Kecamatan Muara Dua, Kota Lhokseumawe ini menghembuskan napas terakhirnya di RSUD Meuraxa, Sabtu (4/11/2023)  sekitar pukul 19.00 WIB.

Laporan Khalidin I Subulussalam

SERAMBINEWS.COM, SUBULUSSALAM – Innalillahi Wainna Ilaihi Rajiun, kabar duka datang dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Meuraxa, Banda Aceh.

Raja Kalkautsar (25),  seorang korban bencana tanah longsor yang selamat, kini dikabarkan meninggal dunia. 

Warga Dusun Keude Dua, Desa Blang Crum, Kecamatan Muara Dua, Kota Lhokseumawe ini menghembuskan napas terakhirnya di RSUD Meuraxa, Sabtu (4/11/2023)  sekitar pukul 19.00 WIB.

Informasi meninggalnya Raja Kalkatsur tersebut disampaikan Kaya Alim Bako, pengurus Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (YARA) Kota Subulussalam.

“Dari informasi yang disampaikan dalam grup YARA, Raja Kalkautsar sudah meninggal dunia,” kata Kaya Alim.

Almarhum sebelumnya sempat dirawat di RSUD Kota Subulussalam, namun karena kondisinya sangat parah, akhirnya dirujuk ke RSUD Meuraxa, Banda Aceh untuk mendapatkan penanganan maksimal.

Baca juga: VIDEO AS Sepelekan Hizbullah, Kini Salah Satu Kota Israel Bagai Neraka Usai Dikirim Lusinan Roket

Namun, Raja Kalkautsar tak tertolong hingga akhirnya menghadap Sang Maha Kuasa setelah selama enam hari dirawat di RSUD Meuraxa.

Menurut Kaya Alim, kondisi Raja Kalkautsar sungguh parah, sehingga sempat menjalani sejumlah operasi.

Operasi tersebut dilakukan karena adanya penumpukan lendir hingga pembekuan darah. Namun, nyawa Raja Kalkautsar tetap tak tertolong.

Sebelumnya, Nurdin SKM MM, Humas Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Subulussalam, kepada Serambinews.com, Minggu, (29/10/23) mengakui kondisi korban tanah longsor ini sangat parah.

Dikatakan, karena kondisinya parah, sehingga pasien meminta untuk dirujuk ke RSUD Meuraxa guna mendapatkan penanganan medis lebih lanjut.

Nurdin mengatakan Raja Kalkausar diberangkatkan dari Subulussalam menuju Banda Aceh dengan didampingi pihak keluarganya yang datang dari Lhokseumawe.

Pasien dirujuk atas pertimbangan penanganan secara maksimal. Hal inu karena setelah diperiksa dokter, pasien harus menjalani perawatan Operasi Pasang WSD dan Laparatomi.

Adapun perawatan tersebut lanjut Nurdin, dengan membelah perut Laparatomi, WSD operasi pasang selang untuk mengeluarkan cairan dari paru-paru.

"Nah, fasilitas tersebut belum tersedia di Kota Subulussalam sehingga dirujuk ke Banda Aceh," kata Nurdin.

Longsor yang terjadi Jumat (27/10/2023) tengah malam menimpa lima orang yang sedang berada di lokasi bencana.

Sebelumnya diberitakan dua dari lima korban tertimpa tanah longsor berhasil selamat, sedangkan tiga lainnya hingga kini masih hilang.

Kedua korban selamat adalah Raja Kalkautsar (25) warga asal Kota Lhokseumawe, Aceh dan Dian warga Sidikalang, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara.

3 korban hilang

Kemudian tiga korban tertimpa longsor yang hilang salah satunya adalah Bripka Kurniadi, personel Polsek Penanggalan, Kota Subulussalam.

Kemudian Edy Sukmawan (27) Warga Man Gedung, Kecamatan Banda Sakti, Lhokseumawe, sebagai driver.

Lalu korban hilang ketiga bernama Ibrahim Pangabean warga Marindal, Kota Medan, Sumatera Utara juga selaku driver.

Diduga jika ketiga korban terseret tanah longsor dan jatuh ke jurang hingga masuk dalam Sungai Lae Kombih yang melintas di sana.

Karenanya, usai mencari di lokasi timbunan tanah longsor dan hasilnya nihil tim memusatkan pencarian di aliran Sungai Lae Kombih mulai Kecamatan Penanggalan, Simpang Kiri hingga Kecamatan Rundeng.

Pencarian juga melibatkan anjing pelacak milik Basarnas Pos Meulaboh, Aceh Barat. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved