Berita Bireuen

Kontingen Bireuen Tampilkan Beragam Atraksi pada Pawai Budaya PKA 8 

Azmi menjelaskan, pawai budaya Kontingen Kabupaten Bireuen berakar dari tradisi  memetik jeureunang sebelum kemudian dijadikan bahan perdagangan.  

Penulis: Yusmandin Idris | Editor: Saifullah
FOR SERAMBINEWS.COM
Pawai Budaya PKA Ke-8 Tahun 2023, Kontingen Bireuen tampilkan beragam atraksi. 

Laporan Yusmandin Idris I Bireuen

SERAMBINEWS.COM, BIREUEN – Pawai budaya gelaran Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) Ke-8 tahun 2023 berlangsung pada Minggu (5/11/2023) besok, yang dipusatkan di Taman Sulthanah Safiatuddin, Kota Banda Aceh. 

Dalam pawai budaya itu, Kontingen Bireuen akan menampilkan beragam atraksi. Antara lain atraksi meugrop, beragam jenis kostum, para penari, pakaian etnis, parkibra, maupun duta wisata. 

Hal tersebut disampaikan Azmi, SKom, MM selaku Humas dalam ajang PKA kepada Serambinews.com, Sabtu (4/11/2023).

Disebutkan Azmi, dalam pawai budaya, Kontingen Bireuen mengikutsertakan 60 peserta.

Mulai dari penari, pemusik, tuha peut, pawang laot, hingga pawang uteun.

Kemudian, pemangku hutan adat, kejruen blang, mukim, keujruen gle, peudame ureung, dan lainnya. 

Azmi menjelaskan, pawai budaya Kontingen Kabupaten Bireuen berakar dari tradisi  memetik jeureunang sebelum kemudian dijadikan bahan perdagangan.  

Tradisi memetik dragon blood atau emas hitam dari hutan atau lebih dikenal dengan  jeureunang itu dalam bentuk tari garapan yang dipadupadankan dengan tari meugrop atau rabbani wahed yang telah memperoleh prediket warisan budaya tak benda.  

Disiapkan suguhan national costum yang mencerminkan kekhasan Bireuen. Juga dimunculkan dalam the miracle spice of sie itek Bireuen, Bahtera Quallah Jangka, jebug (pinang tua) andalan Bumoe Jeumpa, cicem pala kuneng, dan lada sicupak yang menjadi maskot  PKA 8.

Panitia, urai dia, telah mempersiapkan berbagai hal dan rencananya semua disajikan seirama ritme rapa-i pulot grimpheng oleh Kontingen Bireuen dalam rupa  Quallah Jangka, spice route of the dragon blood.

“Yakni jalur niaga jeureunang pada abad ke-13,” ujar Azmi yang didampingi panitia lainnya. 

Pawai budaya, katanya, para peserta selain remaja putra-putri juga melibatkan berbagai unsur dari bapak-bapak dan kaum ibu.(*)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved