Gebyar PKA 8 2023

Aceh Titik Terpenting Jalur Rempah Nusantara

Sejak berabad-abad lalu, rempah berperan penting yang turut memperkaya khasanah kuliner nusantara, herbal, obat-obatan, wewangian, dan berbagai keguna

Penulis: Muhammad Nasir | Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS.COM/Foto Media Center PKA
Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh Bustami Hamzah saat pembukaan seminar Internasional Jalur Rempah yang menjadi bagian dari kegiatan PKA-8, di Hotel Hermes Palace Banda Aceh, Minggu (5/11/2023). 

Laporan Muhammad Nasir I Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Jalur rempah merupakan akses perniagaan yang mengangkut rempah sebagai komoditas utama ke seluruh dunia, dan Aceh menjadi titik terpenting dalam perjalanan rempah di Nusantara.

“Aceh sebagai titik terpenting jalur rempah nusantara,” kata Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh Bustami Hamzah.

Pernyataan itu disampaikan Sekda saat membacakan sambutan Penjabat (Pj) Gubernur Aceh Achmad Marzuki dalam pembukaan seminar Internasional Jalur Rempah yang menjadi bagian dari kegiatan PKA-8, di Hotel Hermes Palace Banda Aceh, Minggu (5/11/2023).

Bustami menuturkan, bagi masyarakat Aceh dan Indonesia pada umumnya, rempah adalah bagian penting dalam kehidupan sehari-hari.

Baca juga: Hakim PN Batam Nanang ER Junanto Tewas di Kamar Hotel, Baru Promosi Jabatan Wakil Ketua PN

Sejak berabad-abad lalu, rempah berperan penting yang turut memperkaya khasanah kuliner nusantara, herbal, obat-obatan, wewangian, dan berbagai kegunaan lainnya.

Lewat fungsi dan kegunaannya itu, rempah bukan saja telah membentuk kebudayaan bangsa-bangsa di kepulauan nusantara, namun juga mengisi berbagai lini kehidupan sosial, budaya, ekonomi, politik.

Maka dalam perjalanan sejarah, rempah memberikan dampak besar terhadap peradaban dan kontak budaya antar bangsa di dunia, serta mewarnai lanskap perdagangan dunia atau yang dikenal sebagai jalur rempah.

“Jalur rempah juga mempengaruhi diplomasi, bahkan konflik politik antar bangsa yang kemudian menandai babak penting perjalanan sejarah bangsa Indonesia, yaitu kolonialisme,” ujarnya.

Aceh sebagai titik terpenting jalur rempah Nusantara, tutur Bustami, juga memiliki jejak sejarah yang sangat panjang sebagai daerah penghasil rempah utama, baik dalam lingkup nusantara maupun dunia. Pada abad 17-18, Aceh pernah tercatat sebagai daerah penghasil lada terbesar di dunia.

Sementara untuk saat ini Aceh juga menghasilkan minyak atsiri yang diolah dari beberapa komoditas rempah seperti pala, cengkeh, serai wangi, dan juga nilam, serta menyumbang bahan baku kualitas terbaik untuk industri parfum, minyak esensial, dan aroma terapi.

Aceh patut bangga karena 2 dari 20 titik jalur rempah nusantara berada di Tanah Serambi Mekkah. Sejarah mencatat, Kerajaan Samudera Pasai dan Kerajaan Aceh Darussalam menjadi sentrum perdagangan aneka rempah, terutama lada yang dikenal luas pada masanya.

“Untuk itu, selaras dengan momentum penyelenggaraan PKA-8 2023, Pemerintah Aceh mengusung tema sentral “Rempahkan Bumi, Pulihkan Dunia,” ucap Bustami.

Sementara itu, Deputi Bidang Koordinasi Revolusi Mental, Pemajuan Kebudayaan dan Prestasi Olahraga Kemenko PMK, Didik Suhardi menyatakan bahwa rempah telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari sejarah Aceh.

“Karena berdasarkan referensi yang saya baca, rempah menjadi komoditi luar biasa dari tanah rencong. Terutama pada abad 15 sampai 18,” jelasnya.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved