Trans Continent Mulai Beraktivitas di Palu, Gorontalo, dan Makassar, Bagaimana di Aceh?
PT Trans Continent kini mulai beraktivitas di tiga kota di Pulau Sulawesi, yakni Palu (Sulawesi Tengah), Gorontalo, dan Makassar (Sulawesi Selatan).
Penulis: Zainal Arifin M Nur | Editor: Amirullah
SERAMBINEWS.COM – PT Trans Continent, perusahaan multi moda transport milik pengusaha asal Aceh, Ismail Rasyid, kini mulai beraktivitas di tiga kota di Pulau Sulawesi, yakni Palu (Sulawesi Tengah), Gorontalo, dan Makassar (Sulawesi Selatan).
Dengan demikian, hingga bulan November 2023 ini, PT Trans Continent telah memiliki cabang di 21 kota di seluruh Indonesia.
Selain di dalam negeri, perusahaan yang didirikan oleh Ismail Rasyid pada tahun 2003 ini juga memiliki kantor cabang di Perth Western Australia dan Subic Filipina.
“Kita juga sedang dalam proses membuka kantor di Kuala Lumpur Malaysia dengan nama Trans Continent Sdn Bhd. Insya Allah akan kita resmikan sebelum akhir tahun 2023,” kata Ismail Rasyid melalui sambungan telepon kepada Serambinews.com, Rabu (8/11/2023).

Baca juga: Pj Wali Kota Dukung Trans Continent Berinvestasi di Lhokseumawe
Baca juga: Trans Continent Impor Kompresor Gas dari Singapura ke PGE, Bongkar Muat di Pelabuhan Krueng Geukueh
“Awalnya kami menjadwalkan kantor di Malaysia ini bisa diresmikan pada akhir bulan November ini, tapi ternyata sedikit meleset karena padatnya aktivitas di Surabaya, Gorontalo, Palu, dan Makassar,” ujar Ismail yang saat menghubungi Serambinews, mengaku sedang bersiap berangkat ke Surabaya dari Jakarta.
Ia menjelaskan, PT Trans Continent di Makassar mulai beraktivitas sejak satu tahun lalu.
Pada tahun ini, perusahaan ini sudah menyelesaikan pembangunan kantor dan depo di Kawasan Industri Makassar di Jalan Ir. Sutami yang berjarak sekira 7 kilometer dari Pelabuhan Makassar.
Sementara di Gorontalo, kantor dan depo PT Trans Continent berada di lahan seluas 2 hektare, di lintas Gorontalo Outer Ring Road (GORR) yang menghubungkan antara Bandar Udara Jalaluddin dengan Pelabuhan Gorontalo.
“Di Gorontalo kita sudah mulai beraktivitas sekira 8 bulan lalu, tapi kantor dan depo baru kita resmikan bulan ini,” ungkap Ismail Rasyid.

Baca juga: Bertemu Menteri Transportasi Malaysia, Ismail Rasyid Bahas Rencana Pembukaan Trans Continent Sdn Bhd
Sedangkan di Palu, PT Trans Continent baru mulai beraktivitas sejak bulan ini di bawah kontrol cabang Gorontalo.
“Saat ini kita sedang persiapkan rencana untuk mencari lahan untuk pembangunan depo dan kator di Palu, karena aktivitas di sini sudah mulai padat” kata Ismail Rasyid.
Seperti halnya di daerah lain di Indonesia, ketiga cabang PT Trans Continent di Sulawesi ini juga bergerak di bidang supply chain logistik untuk keperluan pertambangan.
Pengangkutan logistik yang ditangani PT Trans Continent mencakup semua jenis alat berat, bahan kimia, bahan peledak, alat-alat kontruksi, BBM, dan lain-lain.
Baca juga: PT Trans Continent Raih Penghargaan Safety Terbaik Transporter Bahan Kimia dan Barang Berbahaya
Bagaimana di Aceh?
Kesibukan dan aktivitas Ismail Rasyid yang sangat padat di berbagai daerah hingga ke luar negeri, tak membuat dia lupa akan kampung halaman.
Sejak tahun 2020, Ismail Rasyid mulai merintis sebuah cita-cita untuk menghadirkan sebuah kawasan berikat untuk menunjang aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Malahayati Krueng Raya, Aceh Besar.
Kegagalan investasi di Kawasan Industri Aceh (KIA) Ladong setahun sebelumnya, tidak membuat Ismail Rasyid patah arang.
Ia bergeser beberapa kilometer dari Ladong, tepatnya di kawasan Desa Beurandeh, dan mulai membangun sebuah kawasan yang digadang-gadang akan menjadi kawasan berikat.
Dalam perencanaannya kawasan ini dilengkapi dengan terminal alat berat dan kontainer, perkantoran, industri kecil dan menengah, hingga kantor petugas bea cukai dan imigrasi untuk memudahkan proses ekspor dan impor dari Aceh.
Saat ini, lahan depo dan kantor milik PT Trans Continent yang berada di Jalan Malahayati, Desa Beurandeh, Kecamatan Mesjid Raya, Aceh Besar ini, telah mencapai 20 hektare.
Di sini, Ismail Rasyid membangun sebuah kantor megah dan cantik di atas bukit kecil, lengkap dengan berbagai fasilitas, seperti mushalla, dua ruang pertemuan, mess, kitchen room, serta fasilitas listrik, air bersih, dan internet.
Baca juga: PT Trans Continent Siap Jadikan Aceh Sebagai Daerah Penghubung dengan ASEAN dan Kawasan Lainnya
Sebuah ruang pertemuan yang berada di lantai dua Kantor PT Trans Continent, menghadap ke dua sisi lautan (Pelabuhan Malahayati) dan pegunungan Bukit Barisan.
“Alhamdulillah semua fasilitas sudah lengkap. Memang saat ini belum ada aktivitas, tapi kapan pun diperlukan, kita sudah siap,” ujar Ismail Rasyid.
“Untuk alat berat, jika diperlukan bisa digeser dari daerah lain,” lanjutnya.
Ismail Rasyid pun mengakui bahwa depo dan kantor PT Trans Continent di Krueng Raya ini adalah yang terbesar dari kantor lainnya di seluruh Indonesia.
Pembangunan depo di Aceh ini juga berbeda dengan daerah lain.
Di daerah lain, Trans Continent beraktivitas dulu baru kemudian bangun depo dan kantor, sementara di Aceh lebih dulu membangun depo, meski hingga sekarang belum ada aktivitas yang rutin.
“Aktivitas rutin atau kegiatan utama di depo Krueng Raya hampir tidak ada, tapi saat ini dalam proses kerja sama dengan USK (Universitas Syiah Kuala) untuk membangun pabrik pengalengan ikan keumamah yang diberi nama Lituna,” ungkap Ismail Rasyid.
Menurutnya, minimnya aktivitas PT Trans Continent di Aceh karena hampir tidak ada kegiatan industri di provinsi ini.
Volume barang yang masuk dan keluar dari Aceh tidak stabil, tidak kontinyu, dan nyaris tidak ada peningkatan yang signifikan.
“Sampai sekarang, operasional di depo Krueng Raya dan kantor di Seutui Banda Aceh masih harus kami subsidi,” kata Ismail.
“Tapi saya tetap optimis, melihat potensi dan semangat para pihak, terutama akademisi dari USK dan para pelaku UMKM, akan ada masa depan yang baik bagi dunia industri di Aceh. Namun juga akan sangat tergantung siapa yang akan memimpin Aceh ke depan,” ujarnya.
Selain di Banda Aceh dan Aceh Besar, saat ini PT Trans Continent memiliki aktivitas di Lhokseumawe dan Aceh Utara.
Beberapa hari lalu, Trans Continent mengimpor mengimpor Kompresor gas dari Singapura untuk Perta Global Energi (PGE) melalui Pelabuhan Krueng Geukueh Kecamatan Dewantara, Aceh Utara.
“Lhokseumawe masih ada kegiatan yang sifatnya proyek untuk mobilisasi kegiatan impor dari luar negeri, tapi akhir bulan ini akan selesai. Jadi sifatnya temporer, bukan rutin,” kata Ismail Rasyid.
Ismail mengakui, butuh usaha dan kerja keras untuk menghidupkan industri di Aceh, sekaligus membangun kepercayaan para investor untuk berinvestasi di Aceh.
“Di tempat lain, proyek banyak dan iklim investasi pun kondusif, sehingga bisa cepat mengambil keputusan untuk pengembangan bisnis,” ungkap Ismail Rasyid.
Sejauh ini, di daerah mana PT Trans Continent paling banyak beraktivitas? “Sumatera Utara, Surabaya, Jakarta, Balikpapan, dan Sulawesi secara menyeluruh,” pungkas alumnus Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, tahun 1993 ini.(*)
PT Trans Continent
Ismail Rasyid
pengusaha aceh
Serambi Indonesia
Serambinews
Palu
Makassar
Gorontalo
Pelabuhan Malahayati
Tak Ada Malunya, Israel Akui 63 Situs Bersejarah Palestina sebagai Warisan Yahudi |
![]() |
---|
Pengurus Baru PERTI Aceh Barat Dikukuhkan, Wabup Ajak Ulama Bersinergi Bangun Generasi Islami |
![]() |
---|
Gadis Pidie Jadi Korban TPPO, Dipaksa Layani Pria Bejat dalam Mobil, Pelaku Raup Rp 4 Juta Sehari |
![]() |
---|
Tahanan Palestina di Penjara Israel Alami Penyiksaan Bagai di Neraka |
![]() |
---|
Peringati HUT PAN, Musriadi dan Razami Dek Cut Santuni Anak Yatim & Duafa di Ilie Ulee Kareng |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.