Bireuen
Seluruh Gampong di Gandapura Menolak Pengungsi Muslim Rohingya
Aparatur dari 40 gampong di Gandapura menolak gampong mereka dijadikan tempat penampungan sementara pengungsi Rohingya.
Penulis: Yusmandin Idris | Editor: Taufik Hidayat
Laporan Yusmandin Idris | Bireuen
SERAMBINEWS.COM, BIREUEN – Perangkat desa dan masyarakat seluruh gampong di Gandapura Bireuen berjumlah 40 gampong menolak gampong mereka dijadikan tempat penampungan sementara pengungsi Rohingya yang ditemukan berada di Desa Lhok Mambang dan beberapa desa lainnya, Minggu (19/11/2023).
Penolakan gampong mereka dijadikan tempat penampungan disampaikan Ketua Apdesi Kecamatan Gandapura, Bireuen, Mauliadi saat berdialog dengan Faisal Rahman, selaku Protection Associate dari United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) untuk Aceh, Minggu (19/11/2023) siang, di kompleks Balai Nelayan, Gampong Lapang Barat tempat penampungan sementara.
Dalam pertemuan tersebut, Faisal Rahman mengatakan, besok hari Senin (20/11/2023) informasinya akan digelar rapat besar-besaran dari Pemerintah Pusat dan Provinsi serta daerah yang ada pengungsi Rohingya.
Menunggu hasil rapat tersebut, Faisal mengharapkan adanya tempat penampungan sementara bagi Rohingya, segala kebutuhan mereka akan mereka tangani. “Kami tidak ada kewenangan menentukan tempat dan diharapkan Pemkab Bireuen menunjuk dimana lokasinya untuk kami bawa Rohingya ke tempat itu, sebutnya,” ujarnya.
Setelah mendengar permintaan Faisal, Ketua Apdesi Kecamatan Gandapura, Bireuen, Mauliadi mengatakan, seluruh desa menolak dijadikan tempat penampungan sementara. "Harapan masyarakat dan Keuchik dari 40 gampong sepakat proses orang ini apa yang harus kita lakukan, malam nanti orang Rohingya jangan ada lagi disini," tegasnya di hadapan Camat Gandapura Azmi, petugas IOM, Keuchik Lapang Barat Mukhtar Yusuf, TNI-Polri, dan ratusan warga.
Keuchik Lapang Barat Mukhtar Yusuf juga mengatakan dari gampong sudah menyediakan baik dari segi makanan, pakaian, tempat untuk penampungan sementara di balai nelayan. Tetapi untuk tempat akan digunakan selanjutnya tidak ada tempat. "Berarti Rohingya ini kami sediakan tempat sampai siang hari, kalau malam bagaimana cara jangan ada lagi orang ini disini, kalau Rohingya mau berangkat lagi minyak kapalnya kami bantu, kapalnya rusak kita bantu perbaiki," ujarnya.
Begitu juga untuk bahan makanan yang sudah disediakan lebih untuk dua kali makan lagi yaitu buat makan malam dan makan pagi. "Persediaan makanan untuk Rohingya ini dari gampong kami, gampong tetangga, dan bantuan pihak terkait memadai dan berlebih untuk persiapan mereka dalam boat nantinya," ungkapnya.
Intinya, kata Mukhtar Yusuf, masyarakat desa menolak untuk tempat menampung Rohingya di desa tersebut. “Mereka juga bukan terdampar di gampong kami, karena kami sayang kepada mereka, kami beri tempat penampungan sementara, makanan, selanjutnya kami tidak lagi bersedia memberikan tempat," jelas Keuchik Lapang Barat.(*)
UNIKI Jemput Mahasiswa Usai KKM di 4 Kecamatan Bireuen, Begini Kesan Para Camat |
![]() |
---|
Menang Telak, Waly Alkhalidi Pedagang Kelontong di Bireuen Terpilih Jadi Kepala Desa |
![]() |
---|
Dinkes Bireuen Gelar Sosialisasi P2P, Penyakit DBD hingga HIV Jadi Sorotan |
![]() |
---|
Tim Kementerian Lingkungan Hidup Kunjungi SMAN 2 Bireuen, Ini Tujuannya |
![]() |
---|
Sejumlah Polsek di Bireuen Jual Beras Murah, Warga Bawa KTP Serbu Lokasi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.