Video

VIDEO - Museum Tsunami Aceh Edukasikan Pengunjung Tentang Kebencanaan dengan Audio Visual

​Museum Tsunami Aceh, yang terletak dipusat Kota Banda Aceh, kini menjadi saksi sejarah yang akan diketahui oleh generasi Aceh nantinya bahwa ada benc

Penulis: Hendri Abik | Editor: Teuku Raja Maulana

Laporan Hendri | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM - ​Guncangan dasyat serta air bah yang terjadi 19 tahun lalu masih membekas diingatan rakyat Aceh, kejadian yang meluluh lantakkan sebagian besar daerah Aceh ini akan menjadi memori abadi yang memperlihatkan secara nyata bagaimana kejamnya bencana ketika merengut nyawa manusia. Minggu, 26 Desember 2004 pagi, masyarakat Aceh sudah dengan aktifitasnya masing-masing, ibu yang sedang memasak, ayah sudah mulai bekerja dan adik-kakak yang sedang bercengrama di ruang keluarga. Namun, siapa sangka dalam hitungan menit, bencana datang memisahkan sanak saudara yang sedang bersama.

​Pagi itu, sekira pukul 08.58 WIB, Aceh terkena gempa dengan kekuatan 9,1 SR. Kekuatan gempa yang begitu dasyat tidak membuat masyarakat Aceh menyangka akan datang gelombang air yang tinggi yang menyapu hampir seluruh Kota Banda Aceh dan pesisir Aceh lainnya. Setelah gempa melanda, terdengar denduman keras yang kemudian disusul oleh gelombang tinggi air laut kearah daratan. Tidak ada yang menyangka bahkan tidak ada yang tahu bencana besar itu dinamakan Tsunami.

​'' Ie laot ka diek, ie laot ka di ek (air laut sudah naik, air laut sudah naik," hanya teriakan itu yang diteriakan masyarakat Aceh sambil berlari menggendong anak-anaknya. Namun sayangnya, ketidaktahuan masyarakat Aceh akan bencana yang begitu besar ini kemudian memisahkan anak dan ibu dalam gendongan, yang membuat anak Aceh banyak kehilangan keluarga yang kemudian jadi yatim piatu dan kota Banda Aceh tersapu bersih oleh air bah menyisakan puing-puing bangunan dan tangis duka.

​Kini, setelah 19 Tahun berlalu, masyarakat Aceh telah bangkit, meski memori duka itu masing tersimpan rapi dibenak masing-masing, namun masyarakat Aceh sudah berbenah. Berkat edukasi dan pengetahuan yang terus disampaikan kita masyarakat Aceh sudah mengerti apa itu bencana dan penggulangannya.

​Museum Tsunami Aceh, yang terletak dipusat Kota Banda Aceh, kini menjadi saksi sejarah yang akan diketahui oleh generasi Aceh nantinya bahwa ada bencana besar yang pernah melanda Aceh, dimana ratusan nyawa telah hilang. Museum Tsunami Aceh juga menjadi salah satu tempat edukasi bagi para pengunjung yang datang untuk paham akan bencana.

​Museum Tsunami dirancang oleh Ridwan Kamil yang kemudian disahkan oleh Mantan Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono pada 23 Februari 2009. Gedung ini berdiri gagah dengan desain yang juga begitu unik.

​Setiap sudut dari Museum Tsunami ini memiiki makna tersendiri, berawal saat kita masuk ke pintu utama dari Gedung ini,kita langsung disuguhi dengan lorong panjang yang dinding setinggi dua puluh meter dengan gemercik air, suasana gelap dan suara gerumuh memperlihatkan kepada pengunjung begitulah suasana dan tinggi air saat Tsunami terjadi. Setelah itu, pengunjung juga akan melewati sumur doa, dimana ruangan yang bertulisan nama-nama korban Tsunami diseluruh dinding ruangan.

​Kemudian juga ada lorong kebingungan yang menggambarkan bagaimana masyarakat Aceh yang bingung saat itu, lantaran dinding dan lorong yang didesain berliku-liku untuk menuju ke lantai dua.

​Saat ini, Museum Tsunami sudah sangat bagus, lantai dua merupakan tempat dengan audio visual menampilkan koleksi yang berbasis dengan bencana Tsunami tahun 2004, juga lengkap dengan bioskop mini yang menampilkan video saat Tsunami terjadi. Museum Tsunami ini terlihat menarik dengan banyak visual yang ditampilkan, pengunjung dimanjakan oleh video dan gambar-gambar yang menambah edukasi. Disudut lainnya juga terlihat koleksi berbasis barang peninggalan Tsunami, seperti Al-Qur'an, mesin, jam dinding dari rumah yang terdampak dari Tsunami,

​Di era Globalisasi ini, anak-anak Aceh juga lebih sering berinteraksi dengan dunia digital, pembaharuan audio visual ini juga mampu menargetkan agar anak muda lebih paham dan siap akan bencana ke depan secara mudah. Museum Tsunami melihat bahwa digitalisasi dan visual akan lebih terpahami oleh pengunjung sehingga menangkap dengan cepat berdasarkan dengan visual yang ditampilkan.

​Hadirnya Museum Tsunami ini menjadi harapan agar generasi saat ini dan kedepannya lebih paham dan siap akan bencana karena bencana datang tidak direncanakan, sehingga Aceh mampu meminimalisir korban dalam sebuah bencana, Museum Aceh juga mempersiapkan beberapa pameran temperorer setiap tahunnya sebagai sarana edukasi untuk pengunjung.

​Pada tahun ini tahunnya museum Tsunami tema ''Diorama Budaya Siaga Bencana di Negeri Serambi'' yang akan diangkat dengan menampilkan beberapa diorama terkait dengan bencana, agar para pengunjung tahu seberapa parah kerusakan yang diakibatkan oleh Tsunami ini, oleh karena itu mari jadikan Museum Tsunami sebagai salah satu tempat kunjungan yang memberikan edukasi.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved