Media Asing: Jumlah Pengungsi Rohingya yang Melarikan Diri dari Bangladesh Tertinggi Tahun Ini
Jumlah pengungsi Rohingya yang melarikan diri dari Bangladesh pada tahun ini jumlahnya tertinggi dan telah melampau dari jumlah tahun 2022.
Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Muhammad Hadi
Laporan Media Asing: Pengungsi Rohingya yang Melarikan Diri dari Bangladesh Tertinggi Tahun Ini
SERAMBINEWS.COM – Media asing terus menyoroti kedatangan pengungsi Rohingya dalam jumlah besar pada tahun ini di Indonesia, khususnya Aceh.
Dalam sebuah laporan yang diterbitkan kantor beria Voice of America (VOA) menyebutkan bahwa, para pengungsi yang terdampar di Aceh umumnya mereka yang kabur dari kamp pengungsi di Bangladesh.
Jumlah pengungsi Rohingya yang melarikan diri dari Bangladesh pada tahun ini jumlahnya tertinggi dan telah melampau dari jumlah tahun 2022.
Laporan VOA menyebutkan, gelombang kedatangan terbaru pengungsi Rohingya terjadi pada Sabtu (2/12/2023) pukul 2.30 dini hari WIB di Kota Sabang, Aceh.
Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa kapal tersebut membawa sekitar 150 orang Rohingya.
“Hal ini menjadikan jumlah total warga Rohingya yang melarikan diri melintasi Laut Andaman dengan perahu menjadi 3.722 orang sepanjang tahun ini, menurut UNHCR,” laporan VOA, dikutip Serambinews.com, Selasa (5/12/2023).
Baca juga: Rohingya Datang Lagi ke Kota Sabang, UNHCR Buka Suara: Kita Mencari Alternatif Tempat
Dalam pernyataannya, UNHCR mengatakan pihaknya juga menerima beberapa laporan mengenai dua kapal lagi yang masih dalam pelayaran, dengan total penumpang sekitar 400 orang.
Mereka masih terkatung-katung di Laut Andaman dengan kondisi kapala mengalami kerusakan mesin.
“UNHCR menghitung ada 3.705 orang Rohingya yang melakukan perjalanan laut sepanjang tahun 2022, yang merupakan jumlah terbanyak sejak tahun 2015,” laporan media itu.
Menjelang kedatangan pengungsi baru-baru ini di Indonesia, kelompok bantuan dan advokasi mengatakan kepada VOA bahwa jumlah pengungsi tahun ini bisa, atau kemungkinan besar, akan terus meningkat.
Bulan Desember merupakan musim berlayar tahunan, ketika perairan relatif tenang dan sebagian besar warga Rohingya biasanya melakukan upaya pelayaran.
“Kami tidak bisa memprediksi apa yang akan terjadi pada bulan Desember, tapi jika kita melihat tahun lalu, 2022, tiga bulan terakhir adalah tersibuk,” kata juru bicara UNHCR Babar Baloch.

Akan Datang Lebih Banyak Lagi
Hampir 1 juta etnis Rohingya, minoritas Muslim dari Myanmar, kini tinggal di kamp-kamp pengungsi yang luas di Bangladesh timur.
Sebagian besar dari mereka lari dari Myanmar pada tahun 2017 karena terjadi, apa yang disebut PBB sebagai, genosida oleh militer Myanmar.
Sebagian besar dari mereka yang melarikan diri dari kamp dengan perahu mencoba menyeberangi Andaman menuju Malaysia atau Indonesia, keduanya merupakan negara mayoritas Muslim.
Baca juga: Media Singapura Soroti Pengungsi Rohingya Terdampar di Aceh, Sebut Masih Ada 2 Kapal Lagi di Lautan
Beberapa ratus orang tewas saat mencoba berlayar dengan kapal yang penuh sesak dan tidak layak.
“Saya yakin akan ada lebih banyak orang dalam perjalanan, tapi (jumlah) angka pastinya tidak tahu berapa,” kata Chris Lewa dari Arakan Project, sebuah kelompok yang memantau dengan cermat kapal-kapal tersebut, mengatakan kepada VOA.
“Saya memperkirakan akan ada lebih banyak lagi yang akan datang,” ujar Usman Hamid, direktur Amnesty International untuk Indonesia.
Kelompok bantuan dan advokasi, serta para pengungsi itu sendiri, menganggap peningkatan jumlah tersebut disebabkan oleh kondisi yang semakin memburuk di kamp-kamp Bangladesh.
Sehingga memudarnya harapan bahwa warga Rohingya akan dapat kembali dengan selamat ke Myanmar dalam waktu dekat.
Myanmar pada umumnya menolak kewarganegaraan Rohingya dan memicu perang saudara di seluruh negeri akibat kudeta militer pada tahun 2021.
Sementara itu, di kamp-kamp yang tertutup di wilayah timur Bangladesh, para pengungsi mengeluhkan meningkatnya kekerasan geng, kurangnya lapangan pekerjaan dan sekolah, serta terbatasnya jatah makanan.

Baca juga: Alasan Pengungsi Rohingya Datang ke Indonesia, Bayar Arungi Laut, Ungkap Penjahat di Coxs Bazar
Program Pangan Dunia PBB, sumber utama bantuan pangan bagi para pengungsi, memotong nilai uang bulanan di kamp-kamp pada Juni 2023, untuk kedua kalinya tahun ini, menjadi rata-rata USD 8 per orang.
Badan itu telah menyalahkan kurangnya dukungan para donatur.
“Semua hal ini mendorong orang-orang Rohingya untuk melakukan perjalanan laut yang berbahaya,” kata Mohammed Rezuwan Khan, seorang pengungsi Rohingya dan advokat yang tinggal di kamp-kamp.
Dia mengatakan bahwa saudara perempuan dan keponakannya melarikan diri dari kamp dengan perahu tahun lalu, menuju Indonesia, dan mereka semua tahu risikonya.
“Tetapi ketika orang-orang tidak punya pilihan lain, ketika orang tidak dapat melakukan perjalanan dengan paspor seperti orang-orang lain di dunia,”
“ketika orang-orang tidak memiliki harapan untuk kembali ke Myanmar dalam waktu dekat dalam beberapa tahun mendatang,
“ketika orang-orang mengalami banyak penderitaan di kamp pengungsian, maka perjalanan tersebut menjadi pilihan terakhir dan tidak dapat dibatalkan,” kata Khan.
“Ini seperti melempar koin. Kami akan bertahan atau kami akan mati” ujarnya.
Kondisi di darat dan di laut juga mengubah penumpang dan tujuan kapal.
Jika pada tahun-tahun sebelumnya perahu-perahu tersebut kebanyakan mengangkut laki-laki dan perempuan lajang, kini lebih banyak keluarga yang bepergian bersama dan membawa anak-anak.
Menurut angka UNHCR, 1 dari 5 penumpang pada tahun 2022 adalah anak-anak, namun sepanjang tahun ini hampir sepertiganya.
Baloch dan Lewa mengatakan hal itu juga merupakan akibat dari meningkatnya keputusasaan di kamp-kamp pengungsian.
“Karena mereka tidak melihat masa depan (keluarga) mereka di kamp – pelanggaran hukum, ketidakamanan, kurangnya pendidikan,” kata Lewa.
“Tetapi di antara berbagai alasan orang meninggalkan kamp, kami mendengar alasan nomor satu adalah pengurangan makanan,” paparnya. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)
Rohingya
Media Asing
pengungsi Rohingya
melarikan diri
Bangladesh
UNHCR
Aceh
VOA
Serambi Indonesia
Serambinews
Unsam Terima Serambi Ekraf Awards 2025, Kembangkan Arboretum Mendukung Ekonomi Kreatif |
![]() |
---|
Massa Obrak-abrik Rumah Ahmad Sahroni, Mobil Mewah Dirusak, Perabotan hingga Brankas Dijarah |
![]() |
---|
Baitul Mal Kota Banda Aceh Pastikan Program Bantuan Modal Usaha Bebas Pungli |
![]() |
---|
PT Medco E&P Raih Penghargaan Serambi Ekraf Award 2025 Bidang Pemberdayaan Ekonomi Kreatif |
![]() |
---|
1.000 Batang Ganja di Pegunungan Ie Suum Dimusnahkan, Seorang Tersangka Ditangkap |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.