10 Orang Masih Hilang akibat Banjir Bandang di Humbahas, Anjing Pelacak Diturunkan untuk Cari Korban
Tim SAR gabungan terus berupaya mencari 10 korban yang hilang akibat banjir bandang dan tanah longsor di Kabupaten Humbang Hasundutan
SERAMBINEWS.COM, MEDAN - Tim SAR gabungan terus berupaya mencari 10 korban yang hilang akibat banjir bandang dan tanah longsor di Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas), Sumatera Utara.
Anjing pelacak dan penyelam diturunkan untuk mempercepat proses pencarian.
Anjing pelacak yang diturunkan milik Polda Sumut bernama Trusco. Satwa ini sudah tiga hari menyisir.
Mulai dari sektor pencarian kedua di sisi kiri jalan ke arah pesisir Danau Toba sampai sektor pencarian ketiga yang posisinya di sisi kanan jalan menuju ke hulu.
Namun, operasi SAR ini mengalami kendala, karena banyaknya bebatuan besar di lokasi kejadian.
“Kendalanya banyak batu besar sehingga satwa pendeteksi ini kehilangan kemampuan dalam melacak keberadaan jasad korban,” ujar Tim K-9 SAR Direktorat Samapta Polda Sumut, Briptu Rio Tarigan, dalam keterangan tertulis Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Rabu (6/12/2023).
Sementara itu Kepala Kantor SAR Medan, Budiono mengatakan alasan diturunkan penyelam, berkaca dari penemuan korban pertama yang posisinya di perairan Danau Toba.
Diduga korban hanyut terbawa banjir.
“Korban yang pertama juga ditemukan di perairan, jadi ada kemungkinan bahwa ada korban lain tidak jauh dari lokasi itu,” ujar Budiono.
Penyisiran di atas perairan juga dilakukan oleh BPBD, Basarnas, TNI dan Brimob menggunakan perahu karet. Namun, hingga operasi SAR hari keempat, Selasa (5/12/2023), proses pencarian 10 korban masih nihil.
“Penyisiran air masih nihil, utuk alat berat juga masih belum berhasil menemukan warga yang masih hilang di hari keempat ini,” jelas Budiono.
Selanjutnya kata dia proses pencarian kembali dilanjutkan hari ini, Rabu (6/12/2023). Personel Polairud Polda Sumut juga hadir untuk proses penyisiran korban hilang yang diduga berada di Danau Toba.
Tanah longsor dan banjir bandang sebelumnya terjadi di Desa Simangulampe, Kecamatan Bakti Raja, Humbahas, Jumat (1/12/2023) sekitar pukul 21.30 WIB.
Diawali hujan deras, tiba-tiba banjir dan longsor terjadi. Dampak insiden ini 35 rumah warga rusak, 12 warga hilang dan dua di antaranya ditemukan tewas.
Sementara itu Bupati Humbahas Dosmar Banjarnahor menduga penyebab banjir dan tanah longsor karena adanya pembalakan liar.
Dosmar telah meninjau ke wilayah hulu Humbahas dan menemukan kerusakan hutan yang luasnya 4 hektar.
Dia pun telah berkoordinasi dengan TNI dan Polri untuk melakukan penegakan hukum.
Baca juga: Disdukcapil Aceh Selatan Serahkan 210 KK dan 113 Akte Kelahiran pada Warga Terdampak Banjir Bandang
Banjir dan Longsor di Humbahas Diduga Terjadi karena Pembalakan Liar
Bupati Humbahas Hasundutan (Humbahas), Sumatera Utara, Dosmar Banjarnahor angkat bicara terkait banjir bandang dan longsor yang menyebabkan 10 orang hilang dan dua orang tewas.
Menurutnya, peristiwa itu diduga karena adanya pembalakan liar.
Dosmar meninjau ke wilayah hulu Humbahas dan menemukan kerusakan hutan seluasnya 4 hektar.
Dia pun telah berkoordinasi dengan TNI dan Polri untuk melakukan penegakan hukum.
“Memang di atas ada penebangan. Nanti kita dari TNI dan Polri akan bertindak tegas,” ujar Dosmar dalam keterangan tertulisnya dikutip dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Selasa (5/11/2023).
Di sisi lain, Dosmar juga berjanji akan mencari solusi jangka panjang maupun jangka pendek agar peristiwa serupa dapat dicegah.
“Ke depan kita akan lakukan perbaikan. Kita harus bicarakan dengan para ahli di bidangnya,” tandas Dosmar Sebelumnya Penjabat Gubernur Sumatera Utara Hassanudin juga meminta jajarannya dan pihak kepolisian menyelidiki penyebab banjir bandang dan longsor Humbahas.
Dia juga mengaku telah berkoordinasi dengan Kepala Polda Sumut Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi mengenai permintaan ini.
"Dalam hal ini kami, sama-sama dengan Pak Kapolda dan bidang-bidang lain, saya perintahkan untuk mencari data dan informasi, apakah itu investigasi apa penyebab," ujar Hassanudin saat ditanya wartawan di Kantor Gubernur Sumut, Senin (4/12/2023).
"Karena dilihat dari dampaknya itu sangat sederhana sekali, saya kira dari ketinggian. Rupanya tidak dari ketinggian itu. Apakah ada gejala tektonik? Atau memang dampak dari informasi tadi (karena perambahan hutan)," ungkap dia.
Musibah tanah longsor dan banjir bandang sebelumnya terjadi di Humbahas terjadi pada Jumat (1/12/2023) sekitar pukul 21.30 WIB.
Diawali hujan deras, tiba-tiba banjir dan longsor terjadi.
Dampak insiden ini 35 rumah warga rusak, 12 warga hilang dan dua di antaranya ditemukan tewas.
Baca juga: Kemenag Buka Seleksi Petugas Haji PPIH 2024, Ini Persyaratannya
Baca juga: VIDEO - Mahasiswa Rebutan Bertanya Kepada Gus Imim Saat Diskusi Santai di Bireuen
Baca juga: Janji Bisa Urus Mutasi Jabatan, Polisi Tipu Polisi di Palembang, Gondol Uang Rp 150 Juta
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Anjing Pelacak dan Penyelam Diturunkan untuk Cari 10 Korban Banjir Bandang dan Longsor di Humbahas"
Diprediksi akan Semakin Menyala, Harga Emas di Aceh Timur Hari Ini Variatif |
![]() |
---|
Kondisi ‘Putri Tidur’ Thailand Setelah Hampir 3 Tahun Koma, Berawal dari Jantung Kini Alami Sepsis |
![]() |
---|
Polisi Tangkap Direktur Lokataru, Delpedro Marhaen Jadi Tersangka Penghasutan, Ini Profil Lengkapnya |
![]() |
---|
Aksi Solidaritas Tewasnya Driver Ojol Affan Kurniawan, Wabup Aceh Tamiang Temui Demonstran |
![]() |
---|
Produk Cacat Reformasi, Mubazir Anggaran: daripada DPR Lebih Baik DPD RI Bubar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.