Breaking News

Perjuangan Istri 20 Tahun Hidup Bersama Suami yang Kecanduan Narkoba, Sukses Didik Dua Putra

Perjuangan dan kisah hidup Desi Nolianti patut menjadi inspirasi, jatuh bangun selama 20 tahun hidup bersama suaminya yang terjerumus narkoba.

Penulis: Sara Masroni | Editor: Amirullah
SERAMBINEWS.COM/SARA MASRONI
Perjuangan dan kisah hidup Desi Nolianti patut menjadi inspirasi, jatuh bangun selama 20 tahun hidup bersama suaminya yang terjerumus narkoba hingga sukses didik dua putra. 

Pola Kecanduan Narkoba

Sementara Penulis Buku Keluarga Sebagai Pilar Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba, Hasan Basri M Nur menceritakan bagaimana pola seseorang kecanduan narkoba berdasarkan hasil penelitiannya.

Polanya di awal-awal biasa ada teman menawarkan pada anak lain yang bukan pecandu untuk sekadar coba-coba narkoba secara gratis.

Setelah dirasa dan nikmat karena mampu menciptakan halusinasi dan rasa tenang, pelaku terus menawarkan setidaknya sebanyak tiga kali.

"Sudah mulai kecanduan, yang keempat biasanya bukan lagi si kawan yang tawari tapi anak ini yang telpon langsung. Ada barang? Oh sekarang gak gratis, bayar Rp 300 ribu," jelas Hasan.

"Dicarilah dompet di rumah, sampai benda-benda di rumah seperti mesin kulkas, kemudian benda di rumah tetangga, akhirnya jadi perampok kelas kakap ke kampung lain, makanya jangan coba-coba," tambahnya.

Menurutnya, Aceh yang dikenal sebagai daerah istimewa dan menerapkan syariat Islam, semestinya tidak hanya mengurus persoalan jilbab saja, tetapi lebih luas dari itu, termasuk dalam hal ini masalah narkoba.

"Syariat Islam salah satunya menjaga agar terlindunginya nyawa atau hak hidupnya seseorang, termasuk pembunuhan melalui narkoba, harusnya bandar bisa dihukum mati," kata Hasan.

"Jadi bukan hanya persoalan jilbab, syariat Islam itu luas sekali, termasuk soal narkoba," tambahnya.

Penulis buku yang sama sekaligus Akademisi Fakultas Psikologi UIN Ar-Raniry, Ismiati PhD juga menjelaskan penting pencegahan narkoba dari keluarga.

Salah satu penyebab terjerumusnya seorang anak menjadi pecandu narkoba, ketika mendapatkan sebuah pencapaian dan prestasi, minim apresiasi dari orang tua.

"Namun ketika dia berbuat salah langsung dikatai goblok, ini masuk ke alam bawah sadarnya, kemudian mengadu ke teman yang salah dan akhirnya pakai narkoba," jelas Ismiati.

Selanjutnya Pemimpin Redaksi Serambi Indonesia, Zainal Arifin M Nur menyampaikan, anak-anak muda khususnya di Aceh diharapkan ambil peran mengedukasi pencegahan narkoba melalui konten-konten di media sosial.

"Bikin konten soal edukasi pencegahan narkoba, ini yang selebgram dan TikToker di sini, buat video yang menarik dan spesifik. Ini akan sangat berdampak ke depan," ungkap Zainal.

"Kesbangpol juga mungkin bisa membuat lomba konten edukasi pencegahan narkoba supaya adik-adik ini lebih bersemangat," pungkasnya.

Diskusi tersebut dibuka oleh Sekretaris Kesbangpol Aceh, Masrimin MM. Hadir juga Ketua Gerakan Nasional Anti Narkotika (Granat) Aceh Agusni Usman, Ketua Yayasan Kayyis Ahsana Aceh Muhammad Nasir, Ketua Generasi Gemilang Anti Narkoba (Gergana) Ataya Raniya dan perwakilan Ikatan Keluarga Anti Narkoba (IKAN) Aceh.

(Serambinews.com/Sara Masroni)

BACA BERITA SERAMBI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved