Gajah Rusak Perkebunan Warga di Aceh Jaya, BKSDA Sebut Habitat 'Po Meurah' Sudah Rusak

"Karena enggak tahu kita giring ke mana lagi, habitatnya kan sudah sangat rusak di situ, kita giring ke sana, ada lagi perkebunan orang," terangnya.

Laporan Riski Bintang | Aceh Jaya

SERAMBINEWS.COM, CALANG - BKSDA Aceh membantah tudingan Keuchik Gampong Tuwie Priya, Kecamatan Pasie Raya, Aceh Jaya terkait konflik gajah dan manusia di kawasan itu yang tidak direspons BKSDA.

Hal itu disampaikan salah seorang petugas dari BKSDA Aceh saat dikonfirmasi Serambinews.com, Kamis (4/1/2024)

"Udah, kalau Tuwie Pria udah berapa kali kita respons itu," ungkapnya.

Ia menyebutkan, jika BKSDA sendiri sudah beberapa kali melakukan penggiringan terhadap kawanan gajah liar agar menjauh dari pemukiman.

Hanya saja, kawanan gajah tersebut terus berputar-putar di sekitaran desa di kawasan itu meliputi Tuwie Priya, Aleu Punti, dan Ceurace.

Hal itu, menurutnya, dikarenakan habitat gajah di kawasan itu sudah sangat rusak hingga membuat kawanan 'po meurah' itu tidak tahu harus ke mana.

"Gajah itu terus mutar-mutar di situ aja, kita giring dari Tuwie Priya mereka ke Alue Punti atau ke Ceuraceu, setelah itu balik lagi," ungkapnya.

"Karena enggak tahu kita giring ke mana lagi, habitatnya kan sudah sangat rusak di situ, kita giring ke sana, ada lagi perkebunan orang," terangnya.

Dirinya sendiri saat ini juga sedang berupaya mencari solusi dengan pemerintah Kabupaten Aceh Jaya, terkait penanganan gajah di kawasan itu.

Hanya saja, ia menyampaikan jika belum ada waktu untuk duduk bersama dengan Pemkab setempat guna membahas solusi penanganan konflik gajah dan manusia itu.(*)

Baca juga:  Gajah Liar Serang Pemukiman Masyarakat Pasie Raya Dua Bulan Terakhir, 20 Ha Kebun Rusak