Konflik Palestina vs Israel

Hizbullah Makin Kuat, Israel Diprediksi Bakal Kalah Lagi Seperti Pada Tahun 2006

perang Israel-Hizbullah pernah meletus tahun 2006 silam dan berakhir dengan kemenangan kelompok asal Lebanon itu.

|
Editor: Amirullah
SERAMBINEWS.COM/mehrnews
Lebanese Resistance movement Hezbollah has targeted an Israeli military's intelligence headquarters with 62 rockets on Saturday. 

SERAMBINEWS.COM – Konflik Israel dan Hamas ikut menyeret Hizbullah ke dalam pertempuran.

Israel kini dikepung oleh musuh-musuhnya.

Intelijen Amerika Serikat (AS) memprediksi Hizbullah bakal menang lagi dalam melawan Israel jika perang besar di antara keduanya kembali terjadi.

Sebelumnya, perang Israel-Hizbullah pernah meletus tahun 2006 silam dan berakhir dengan kemenangan kelompok asal Lebanon itu.

Adapun saat ini Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah memberikan sinyal bahwa dia berencana mengobarkan perang besar melawan Hizbullah di perbatasan Israel-Lebanon.

Sinyal perang itu, membuat khawatir AS yang menjadi sekutu dekat Israel. AS takut Israel malah membuat blunder.

Dilansir Sputnik News, media-media besar asal AS selama beberapa hari terakhir mengabarkan ketakutan AS itu.

“Para pejabat AS khawatir Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu akan memperluas perang di Lebanon sebagai cara untuk mempertahanakan politiknya di tengah kritik di dalam negeri perihal kegagalan pemerintahnya mencegah serangan Hamas tanggal 7 Oktober,” demikiaan pernyataan The Washington Post

“Dalam pembicaraan privat, pemerintahan [Presiden AS Joe Biden] sudah memperingatkan Israel agar tidak melakukan eskalasi signifikan di Lebanon.”

Gambar dari video ini menunjukkan peluru kendali anti-tank Hizbullah menghantam kubah radar di pangkalan pengatur lalu lintas udara Angkatan Udara Israel di Gunung Meron, 6 Januari 2024.
Gambar dari video ini menunjukkan peluru kendali anti-tank Hizbullah menghantam kubah radar di pangkalan pengatur lalu lintas udara Angkatan Udara Israel di Gunung Meron, 6 Januari 2024. (Telegram/AlMayadeen)

Israel hanya memiliki jumlah pasukan kecil ketika situasi sedang damai. Negara itu mengandalkan tentara cadangan ketika muncul konflik bersenjata atau perang.

“Jika akan Israel melakukannya, perkiraan rahasia terbaru dari DIA menyebutkan Israel akan susah menang karena aset dan sumber daya militernya akan terlalu sedikit dikerahkan lantaran adanya konflik di Gaza,” kata Washington Post dengan mengutip dua pejabat AS secara anonim.

Kini, Israel tengah melawan Hamas di Gaza. Israel sudah bersumpah akan melenyapkan Hamas, tetapi sampai sekarang belum terwujud.

Pakar AS meyakini, AS ingin membuka medan tempur kedua melawan Hizbullah.

Jika perang itu benar-benar terjadi, Iran dan AS juga bisa ikut terseret di dalamnya.

Sudah pernah kalah lawan Hizbullah

Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved