Konflik Palestina vs Israel

Lawan Houthi di Laut Merah, Singapura dan Sri Lanka Gabung Koalisi Amerika, Janji Kirim Pasukan

Tak hanya Singapura, melansir dari Anadolu Ajansı pemerintah Sri Lanka kabarnya juga akan ikut berpartisipasi dengan koalisi pimpinan AS.

Editor: Amirullah
tangkapan layar Twitter/@GlobeEyeNews
Diluncurkan dari daerah yang dikuasai Houthi, sebuah rudal menghantam kapal tanker komersial. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti

SERAMBINEWS.COM, WASHINGTON – Serangan Houthi di Laut Merah memanas.

Akibatnya banyak kapal kargo yang tak bisa berlayar lewat laut Merah.

Serangan militan Houthi Yaman yang kian memanas, mendorong Singapura untuk bergabung bersama koalisi maritim gagasan Amerika guna mengamankan jalur maritim Laut merah yang saat ini tengah dikuasai Houthi.

“Kami akan berpartisipasi dalam Operasi Penjaga Kemakmuran multinasional sebagai bagian dari upaya untuk menjamin kebebasan navigasi di jalur komunikasi laut global yang penting ini,” kata Kementerian Pertahanan Singapura.

Rencananya dalam operasi militer kali ini Singapura tidak mengerahkan kapal perang, sebagai gantinya Kementerian Pertahanan Singapura akan menerjunkan sejumlah personel nasional untuk berbagi informasi dan perencanaan seputar navigasi di sekitar laut Merah.

Tak hanya Singapura, melansir dari Anadolu Ajansı pemerintah Sri Lanka kabarnya juga akan ikut berpartisipasi dengan koalisi pimpinan AS.

Untuk menyukseskan rencana tersebut, Sri Lanka bahkan turut mengerahkan kapal perangnya agar dapat melindungi perairan internasional, meliputi Laut Merah, Laut Arab, Teluk Aden, dan jalur yang dilalui kapal dagang.

“Kapal perang Angkatan Laut Sri Lanka bakal dikerahkan sesuai perintah presiden, tetapi tanggal pasti keberangkatannya belum dapat dipastikan,” ujar Kapten Angkatan Laut Sri Lanka, Wickramasuriya

Namun, pasca pengumuman tersebut dirilis, sejumlah parlemen Sri Lanka mulai mengajukan protes, lantaran pengerahan kapal perang dapat memicu pembengkakan utang di tengah ancaman krisis. Banyak diantara dari mereka bahkan mempertanyakan manfaat apa yang akan diperoleh Sri Lanka jika mereka terlibat dalam operasi melawan Houthi.

“Pengerahan kapal angkatan laut akan menelan biaya hingga 775.270 dolar AS, bila Sri Lanka membuat perjanjian seperti itu maka negara akan kesulitan melunasi utangnya kepada negara asing,” jelas Anggota parlemen Sajith Premadasa.

Dengan bergabungnya Singapura dengan Sri Lanka dalam koalisi maritim gagasan Amerika, banyak pihak menilai apabila elektabilitas koalisi internasional dapat kembali menguat, setelah sebelumnya kekuatan koalisi AS sempat dikabarkan melemah akibat keengganan anggotanya untuk berpartisipasi dalam mendukung tindakan genosida yang dilakukan Israel.

Houthi Tak Takut

Merespon ancaman AS dan negara sekutu lainnya, Pimpinan Houthi Yaman Mohammed Abdul Salam menyatakan bahwa pihaknya bersikukuh akan tetap melakukan blokade dan serangan kepada kapal – kapal dagang Israel dan para sekutunya yang berada di kawasan Laut Merah.

“Aliansi yang dibentuk AS tak akan berdampak ke pendirian kelompok kami, Misi patroli angkatan laut internasional yang dimaksudkan untuk melindungi jalur pelayaran Laut Merah] pada dasarnya tidak diperlukan," ujar kata Abdulsalam, dikutip Al Jazeera.

Senada dengan pimpinan Houthi, pemerintah Yaman yang dipimpin Ansarallah mengatakan bahwa mereka akan terus menargetkan kapal-kapal yang terkait dengan Israel di koridor pelayaran strategis.

Komitmen Ansarallah untuk menentang apa yang mereka dan pihak lain gambarkan sebagai kampanye genosida yang dilakukan Israel terhadap rakyat Gaza.

 

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Singapura dan Sri Lanka Gabung Koalisi Amerika, Janji Kirim Pasukan Lawan Houthi di Laut Merah

Baca juga: Hizbullah Makin Kuat, Israel Diprediksi Bakal Kalah Lagi Seperti Pada Tahun 2006

Baca juga: Rekrutmen Polri SIPSS 2024 Dibuka, Lulusan Sarjana Langsung Jadi Perwira, Begini Cara Daftarnya

Baca juga: Jokowi Teken Keppres Biaya Haji 2024, Rinciannya: Embarkasi Aceh Rp49,9 Juta, Makassar Rp 60,5 Juta

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved