Tender Bendung Irigasi Krueng Pase Dievaluasi, Pemuda Berusahatani Aceh Soroti Kinerja PUPR
Sebab, proyek Rehab Bendung DI Krueng Pase yang berada Aceh Utara kembali dievaluasi ulang untuk kedua kalinya...
Penulis: Jafaruddin | Editor: Eddy Fitriadi
Laporan Jafaruddin I Aceh Utara
SERAMBINEWS.COM, LHOKSUKON - Gerakan Pemuda Berusahatani (GEUPEUBUT) Aceh menyoroti kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terkait proses tender ulang Bendung Daerah (DI) Irigasi Krueng Pase yang berada di Kabupaten Aceh Utara.
Sebab, proyek Rehab Bendung DI Krueng Pase yang berada Aceh Utara kembali dievaluasi ulang untuk kedua kalinya oleh Balai Pelaksana Pemilihan Jasa Konstruksi (BP2JK) Wilayah Aceh.
Karena proses tender ulang pertama yang dilaksanakan dengan tahapan dari 30 Oktober sampai 29 Desember 2023 dengan anggaran 28,5 miliar ditolak Pejabat Pembuat Komitmen Irigasi dan Rawa II Satuan Non Vertikal Tertentu Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air (SNVT PJPA) Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera I.
PPK menolak hasil pemenang tender dengan alasan tidak sesuai prosedur.
BP2JK yang berada di bawah Direktorat Jenderal Bina Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
“Jauh-jauh hari kita sudah mengingatkan BWS Sumatera-I agar dalam proses tender ulang tidak molor,” ujar Ketua (GEUPEUBUT) Aceh Zulfikar SP MSi, kepada Serambinews.com, Kamis (18/1/2024).
Sebab jika tender proyek tersebut molor lagi akan berdampak semakin lama petani di Aceh Utara menggarap sawahnya.
Ternyata apa yang dikhawatirkan petani kini terjadi, karena tidak profesional panitia bekerja tidak profesional sehingga terjadi kesalahan atau tidak sesuai prosedur, yang menyebabkan PPK menolak hasil pemenang tender.
“Patut kita duga ada permainan yang tidak sehat dalam proses tender tersebut,” ujar Zulfikar yang juga mantan Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Malikussaleh (BEM Unimal).
Dengan tertundanya proses tender ini, maka akan memakan waktu lebih lama lagi untuk pembangunan irigasi Krueng Pase.
Sementara irigasi ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat dan petani di sembilan kecamatan yang menggantungkan hidupnya terhadap air irigasi ini.
“Lose incomenya juga akan terus bertambah dengan adanya penundaan ini, sehingga masyarakat semakin menderita, sengsara karena terus merugi,” ujar Zulfikar Mulieng.
Petani membutuhkan kepastian akan pembangunan irigasi ini. Panitia tender, Balai dan Kementerian PUPR janganlah bermain-main dengan hajat hidup orang banyak.
Harus serius dan betul komit dalam pembangunan dan penyelesaian bendungan irigasi Krueng Pase ini.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.