Perang Gaza

Menteri Kabinet Perang Israel Tuding Netanyahu Berbohong soal Tenggat Waktu Perang di Gaza

Eisenkot, mantan kepala staf IDF yang putranya tewas dalam pertempuran di Gaza bulan lalu, ditanya selama wawancara

Editor: Ansari Hasyim
ABIR SULTAN / POOL / AFP
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memimpin rapat Kabinet di Kirya, yang menampung Kementerian Pertahanan Israel, di Tel Aviv pada tanggal 31 Desember 2023. --- Tepi Barat berada di ambang ledakan perang baru dengan Israel saat kekerasan meningkat di sana. 

SERAMBINEWS.COM - Menteri kabinet perang Israel, Gadi Eisenkot, menyerang Benjamin Netanyahu dalam sebuah wawancara yang disiarkan televisi pada Kamis malam.

Ia menuduh perdana menteri tersebut tidak jujur ​​mengenai tujuan masa perang Israel di Gaza.

Berbicara kepada Channel 12 Israel, Eisenkot menyampaikan pidato pada konferensi pers Netanyahu baru-baru ini, di mana perdana menteri secara terbuka menolak dorongan AS untuk membentuk negara Palestina setelah perang usai—dan menegaskan kembali niatnya untuk terus melanjutkan perang sampai Israel mencapai “kemenangan penuh” atas Hamas.

Baca juga: Apes, IDF Cuma Temukan Terowongan Kosong, Diklaim Sebagai Tempat 20 Sandera yang Ditawan Hamas

Eisenkot, mantan kepala staf IDF yang putranya tewas dalam pertempuran di Gaza bulan lalu, ditanya selama wawancara apakah menurutnya pejabat tinggi pemerintah Israel jujur ​​mengenai tujuan perang mereka. Dia menjawab dengan lugas, “Tidak.”

“Siapa pun yang berbicara tentang kekalahan mutlak berarti tidak mengatakan kebenaran… Itu sebabnya kita tidak boleh bercerita… Saat ini, situasi di Jalur Gaza sedemikian rupa sehingga tujuan perang belum tercapai,” katanya, menurut terjemahan Times of Israel.

“Saya sudah berada pada tahap dan usia di mana saya tidak mempercayai pemimpin ini atau itu dengan mata tertutup, dan saya menilai seseorang berdasarkan keputusannya dan cara dia memimpin negara,” tambahnya.

Mantan jenderal tersebut lebih banyak menyerang Netanyahu selama wawancara, dengan mengatakan bahwa perdana menteri memikul “tanggung jawab yang jelas” atas serangan Hamas pada 7 Oktober.

Dia menganjurkan pemilu baru karena “serius…kurangnya kepercayaan masyarakat Israel terhadap pemerintahannya (Netanyahu).”

“Anda harus menunjukkan kepemimpinan dalam kemampuan untuk mengatakan kebenaran kepada orang-orang, kemampuan untuk menentukan arah,” katanya.

“Sebagai negara demokrasi, Negara Israel perlu bertanya pada dirinya sendiri setelah peristiwa serius ini, ‘Bagaimana kita melanjutkan kepemimpinan yang telah mengecewakan kita?:(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved