Konflik Palestina vs Israel
Hamas Masih Kuat dan Menang Lagi, Kini Giliran Israel Tawarkan Jeda Perang Dua Bulan
Israel dilaporkan telah mengajukan proposal melalui mediator Qatar dan Mesir terkait jeda perang Gaza melawan milisi pembebasan Palestina, Hamas
Tak Mau Penghentian Total Perang
Tawaran tersebut menetapkan bahwa Israel tidak akan setuju untuk mengakhiri perang sepenuhnya, atau membebaskan 6.000 tahanan keamanan Palestina, namun para pejabat Israel mengatakan kepada Axios bahwa mereka bersedia membebaskan sejumlah besar orang.
"Jika diterapkan, cakupan operasi tentara Israel di Gaza akan jauh lebih kecil setelah jeda berakhir," kata Axios.
Tawaran tersebut relatif serupa dengan tawaran yang dilaporkan telah diajukan sejak gencatan senjata tujuh hari berakhir hampir dua bulan lalu.
Hamas menegaskan bahwa mereka tidak akan setuju untuk melepaskan tawanan kecuali pertempuran di Gaza berhenti sepenuhnya.
Baca juga: VIDEO Sambutan Rudal Hizbulah untuk 100 Ribu Tentara IDF di Perbatasan Utara yang Siap Serbu Lebanon
Intelijen AS: Pejuang Hamas Beradaptasi, Masih Sanggup Serang Israel Berbulan-bulan
Brigade Al-Qassam, sayap militer gerakan pembebasan Palestina, Hamas dilaporkan hanya kehilangan sekitar 20 hingga 30 persen kekuatan tempurnya selama perang Gaza melawan Israel yang kini sudah berlangsung hampir empat bulan sejak 7 Oktober 2023 silam.
Analisis kekuatan Hamas itu dilontarkan intelijen AS yang dikutip oleh Wall Street Journal (WSJ).
"Jumlah korban Brigade Al Qassam tersebut sejauh ini masih jauh dari tujuan Israel untuk menghancurkan kelompok tersebut dan menunjukkan ketangguhannya setelah perang berbulan-bulan yang telah menghancurkan sebagian besar Jalur Gaza,” tulis outlet berita tersebut pada tanggal 21 Januari.
Menurut perkiraan intelijen AS, kelompok perlawanan Gaza masih memiliki cukup amunisi untuk terus meluncurkan roket ke Israel dan mempertahankan operasinya melawan pasukan Israel di Gaza selama beberapa bulan.
Satu di antara kunci dari bertahannya milisi Hamas dari bombardemen Israel adalah kemampuan beradaptasi dalam beragam hal, termasuk strategi perang.
“Pejuang kelompok ini telah menyesuaikan taktik mereka, beroperasi dalam kelompok yang lebih kecil dan bersembunyi di antara penyergapan terhadap pasukan Israel, sementara pejuang individu kemungkinan akan mengambil lebih banyak tugas untuk mengisi kekosongan dari rekan-rekan mereka yang tewas,” WSJ mengutip analis militer yang mengatakan.
Penarikan Pasukan IDF Adalah Kesalahan
Israel baru-baru ini mengurangi operasi darat di Jalur Gaza atas tekanan AS, dengan menarik sebagian pasukannya dari Gaza.
Viral di Medsos, Warga Israel Kesakitan Tertimpa Kulkas Rampasan dari Warga Palestina |
![]() |
---|
Truk Bantuan Terguling di Gaza Timpa Pencari Bantuan, 20 Warga Palestina Tewas |
![]() |
---|
PBB: Ambisi Netanyahu Perluas Operasi Militer Demi Duduki Seluruh Gaza Akan Datangkan Bencana |
![]() |
---|
Trump Sebut Netanyahu Tak Becus Urus Bantuan, AS Siap Ambil Alih Misi Kemanusiaan di Gaza |
![]() |
---|
UNICEF: Israel Bunuh 28 Anak per Hari di Gaza melalui Pengeboman dan Kelaparan, 18.000 Anak Syahid |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.