Kisah Inspiratif
Kisah Ula dan RSAN, Mahasiswa Berprestasi di Tengah Himpitan Ekonomi
Baginya, usai menamatkan Sekolah Menengah Atas (SMA) ia harus pulang kampung karena terkendala biaya.
SERAMBINEWS.COM - Zahratul Ula masih belum menyangka bisa melanjutkan pendidikan ke bangku Universitas dan meraih prestasi.
Baginya, usai menamatkan Sekolah Menengah Atas (SMA) ia harus pulang kampung karena terkendala biaya.
Selama di kampung, Ula memilih bekerja sebagai penjahit sarung bantal.
Akrab disapa Ula, anak yang dahulu sempat mendapatkan pengasuhan di Unit Pelaksana Teknis Daerah Rumoeh Seujahtera Aneuk Nanggroe (UPTD-RSAN) Dinas Sosial Aceh sampai tamat SMA.
Impian untuk melanjutkan pendidikan tentunya menjadi harapan tersendiri bagi Ula.
Bermula dari kerjasama antara Yayasan Blood For Life Foundation (BFLF) Kota Sabang dengan Universitas Serambi Mekkah (USM) yang membuka peluang beasiswa bagi pelajar, Ula menjadi salah satu yang terpilih.
“Padahal saat itu hanya dikhususkan untuk anak Sabang, tapi kita berusaha agar Ula mendapatkan fasilitas ini. Agar dia bisa kuliah seperti yang dirasakan oleh anak-anak lain,” kata Kepala UPTD RSAN Michael Octaviano, Jumat (26/1/2024).

Ula terlahir dari keluarga sederhana asal Sigli Kabupaten Pidie, sang Ayah telah meninggal dunia dan ibu pula yang sehari-hari menjadi tulang punggung keluarga.
Ditengah himpitan ekonomi, RSAN terus mendongkrak agar Ula berhasil menjalani aktivitas sebagai mahasiswa.
Michael memberikan fasilitas tempat tinggal untuk menghemat biaya kontrak rumah selama menjadi mahasiswa dengan tinggal kembali di Panti Asuhan.
“Dengan kesungguhan dan perjuangannya, aula mendapat nilai terbaik. Ini sangat membahagiakan,” kata dia.
Kesempatan itu, tidak pernah di sia-siakan oleh Ula, dia begitu giat belajar agar tidak mengecewakan orang-orang yang selama ini ikut membantunya. Terbukti, di penghujung semester, mahasiswa ini bisa meraih Indeks Prestasi Kumulatif 3,96. Lantas, hal ini sangat membanggakan.
“Ini menjadi suatu kebanggaan. Semoga dapat menginspirasi instansi lainnya, karena seharusnya beasiswa bisa langsung jemput bola ke panti untuk berkolaborasi, datangi mana anak panti yang mau kuliah,” kata Michael.
Ula mengaku, sebagai tanda baktinya, Ula memilih untuk menjadi pengajar di TPQ Aneuk Nanggroe, sebuah tempat belajar Al-Quran bagi anak panti dan seluruh anak di kawasan Gue Gajah, Aceh Besar. Bakti ini, ia lakukan untuk membalas kebaikan yang selama ini ia terima.
Sebagai seorang mahasiswi, Ula mempunyai jadwal kuliah yang padat, namun dia juga tidak ingin melewatkan kesempatan untuk berbagi ilmu dan berkontribusi untuk anak-anak dari berbagai permasalahan sosial se Aceh.
Dari Mesin ke Desain: Jejak Sukses Khairul Fajri, Insinyur Aceh yang Bangun Brand Fashion Sendiri |
![]() |
---|
Kisah Inspiratif Hadi Ramnit, Putra Bireuen yang Sukses Jadi Sutradara Lokal Karya Berkelas Nasional |
![]() |
---|
Pensiunan BUMN Tiba di Aceh Setelah Bersepeda 36 Hari dari Jakarta, Puji Kebaikan Polisi dan Warga |
![]() |
---|
Viral Rafael Anak Tukang Sayur Lolos Akpol 2025, Punya Kebiasaan Bangun Pagi, Lari 3 KM 12 Menit |
![]() |
---|
Kisah Aulia Al Farabi, Pemuda Aceh yang Tempuh 90 Hari ke Tanah Suci Naik Sepeda ‘Kodama’ |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.