Berita Luar Negeri
Raja Malaysia Sultan Abdullah Turun Tahta, Digantikan Sultan Ibrahim dari Johor Sebagai Raja ke-17
Sebagai gantinya, Sultan Ibrahim dari Johor diangkat sebagai Raja Malaysia ke-17 yang diputuskan dalam Rapat Khusus Dewan Penguasa ke-263
Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Yeni Hardika
Raja Malaysia Sultan Abdullah Turun Tahta, Digantikan Sultan Ibrahim dari Johor Sebagai Raja ke-17
SERAMBINEWS.COM - Raja Malaysia ke-16, Sultan Abdullah resmi turun tahta setelah menyelesaikan masa jabatan lima tahun kepemimpinan pada Selasa (30/1/2024).
Sultan Abdullah bersama Permaisuri Azizah telah meninggalkan Istana Negara pada Selasa pagi untuk pelaksanaan upacara perpisahan resmi yang menjadi simbol berakhirnya tempo pemerintahan di Dataran Parlimen.
Sebagai gantinya, Sultan Ibrahim dari Johor diangkat sebagai Raja Malaysia ke-17 yang diputuskan dalam Rapat Khusus Dewan Penguasa ke-263 pada Oktober 2023 lalu.
Rapat itu juga memilih Sultan Nazrin dari Perak sebagai Wakil Raja Malaysia ke-17.
Sultan Ibrahim lahir pada tanggal 22 November 1958 di Johor Bahru dan dinobatkan sebagai Sultan Johor pada tanggal 23 Januari 2010 setelah meninggalnya mendiang Sultan Iskandar.
Sultan Ibrahim akan menjalani Upacara Pembacaan dan Penandatanganan Sumpah Jabatan sebagai Raja Malaysia ke-17 di Istana Negara pada Rabu (31/1/2024).
Sultan tiba di Istana Negara pada pukul 10.40 waktu setempat dan disambut oleh Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim.

Sultan Ibrahim kemudian memberikan Salut Kerajaan dari pengawal kehormatan utama yang dipasang oleh empat perwira dan 103 orang dari Batalyon 1 Resimen Kerajaan Melayu yang dipimpin oleh Mayor Nurul Fauzan Md Sabri di Lapangan Istana Negara.
Bersamaan dengan itu, Kelompok Sentral Resimen Kerajaan Melayu yang beranggotakan 40 orang dipimpin oleh Letnan Muhammad Fauzee Japar memainkan lagu kebangsaan, Negaraku , sebelum Yang Mulia memeriksa pengawal kehormatan utama.
Usai upacara, Sultan Ibrahim melanjutkan memasuki istana untuk menghadiri Rapat Konferensi Raja-Raja (Khusus) ke-264 bersamaan dengan upacara pelantikan dirinya dan Sultan Nazrin sebagai wakil Raja ke-17.
Dikenal sebagai Yang Di-Pertuan Agong, raja Malaysia memainkan peran seremonial, karena kekuasaan administratif berada di tangan perdana menteri dan parlemen.
Namun raja sangat dihormati sebagai penjaga agama Islam dan tradisi Melayu, khususnya di kalangan mayoritas etnis Melayu Muslim.
Meskipun jabatan tersebut bersifat seremonial, raja menjadi lebih aktif dalam politik dalam beberapa tahun terakhir.
Seperti Raja Sultan Abdullah sebelumnya, ia harus melakukan intervensi dalam beberapa tahun terakhir untuk memutuskan siapa yang menjadi perdana menteri.
Hal ini termasuk menunjuk Anwar Ibrahim sebagai perdana menteri setelah pemilihan umum tahun 2018 yang menyebabkan parlemen tidak dapat menjalankan fungsinya.
Sultan Ibrahim, penguasa yang sering melakukan perjalanan keliling tahunan dengan mobil dan motor untuk bertemu orang-orang di negara bagiannya, telah menyatakan kesiapannya menjadi raja.
Sultan Ibrahim memiliki banyak koleksi mobil dan motor mewah.
Dia juga memiliki tentara pribadi dan terlibat dalam banyak bisnis.
Hal ini termasuk kepemilikan proyek pembangunan Forest City yang bernilai miliaran dolar di Johor, yang merupakan bentuk kerja sama dengan pengembang China, Country Gardens.
Penguasa Johor ini juga memiliki hubungan dekat dengan Perdana Menteri Anwar Ibrahim.
Sultan Ibrahim pernah mengatakan bahwa pemerintahan Anwar yang baru berusia satu tahun harus diberi lebih banyak waktu untuk memperkuat perekonomian.
Raja adalah kepala nominal pemerintahan dan angkatan bersenjata.
Semua undang-undang, pengangkatan Kabinet dan pembubaran Parlemen untuk pemilihan umum memerlukan persetujuannya.
Raja juga mengeluarkan pengampunan bagi penjahat.
Konstitusi Malaysia mengalokasikan sekitar 5 juta ringgit (1,21 juta dollar AS) per tahun untuk pengeluaran raja dan rumah tangganya, termasuk pemeliharaan istana, meskipun jumlah tersebut dapat ditingkatkan dengan persetujuan Kabinet.
Profil Sultan Ibrahim
Sultan Ibrahim Iskandar lahir pada 30 Juni 1984 di Johor Bahru. Wilayah ini berbatasan dengan Singapura.
Ia merupakan putra sulung dari Sultan Ibrahim dan Ratu Johor, Raja Zarith Sofiah Almarhum Sultan Idris Shah.
Sultan Ibrahim pernah menempuk pendidikan di Sekolah Sri Utama dan Sekolah Dasar Nasional St. Joseph.
Ia kemudian melanjutkan studinya di Hale School, Perth, Australia, pada tahun 1999 hingga akhir tahun 2002.
Selanjutnya, ia menjalani pelatihan militer sebagai Perwira Kadet di Akademi Militer India (IMA), pada 2003 hingga 2004.
Karena karirnya cemerlang di bidang militer, pada Minggu (1/8/2010), Sultan Ibrahim dianugerahi gelar Baret Hijau Kehormatan dari Kelompok Operasi Khusus Malaysia (GGK).
Gelar tersebut diberikan atas kiprah kepemimpinan dan sumbangsih pemikiran Sultan Ibrahim dalam meningkatkan kemampuan GGK.
Ia dinobatkan sebagai Raja Muda Johor pada 8 April 2006.
Ia kemudian dinobatkan sebagai putra mahkota atau Tunku Mahkota Johor pada Kamis (28/1/2010).
Pada Jumat (24/10/2014), Sultan Ibrahim menikah dengan Che' Puan Mahkota Khaleeda Johor di Istana Bukit Serene, Johor, Malaysia.
Pasangan ini dikaruniai empat orang anak yaitu Tunku Khalsom Aminah Sofiah, Tunku Iskandar Abdul Jalil Abu Bakar Ibrahim, Tunku Abu Bakar Ibrahim, dan Tunku Zahrah Zarith Aziyah.
Sultan Ibrahim dekat dengan rakyat
Tidak seperti raja Malaysia lainnya, Sultan Ibrahim adalah sosok pemimpin yang relatif terbuka dengan politik.
Selain itu, Sultan Ibrahim dikenal dekat dengan rakyat dan pernah mengadakan beberapa acara seperti konvoi sepeda motor dengan nama acara Program Kembara Mahkota Johor.
Konvoi moge atau sepeda motor dengan daya pacu tinggi ini diadakan setiap tahun sejak tahun 2001.
Tak hanya sebagai ajang bersosialisasi, kegiatan ini sekaligus dimanfaatkan sebagai wadah untuk melaksanakan berbagai proyek kesejahteraan di 10 distrik negara bagian Johor.
Sultan Ibrahim memiliki ketertarikan yang besar di bidang olahraga, terutama polo.
Ia juga gemar bermain tenis dan ikut serta dalam olahraga berlayar, menembak, dan terjun payung.
Di sisi lain, Sultan Ibrahim merupakan raja di negara bagian pertama yang mempunyai surat izin mengemudi resmi untuk mengendarai kereta api.
Lisensi mengemudikan kereta api ini didapatkan karena Sultan Ibrahim pernah melaksanakan manuver meja putar lokomotif seberat 86 ton.
(Serambinews.com/Agus Ramadhan)
Duta Besar Gadungan Tipu Puluhan Perusahaan Dunia, Pelaku Ngaku dari Negara Ini: Punya Kantor Dubes |
![]() |
---|
Demo 'Turun Anwar' di Kuala Lumpur Besok, Polisi Tutup 15 Ruas Jalan |
![]() |
---|
Pejabat Thailand Pakai Ijazah Palsu Saat Mendaftar ke KPU, Terancam Dilengserkan: Penjara 10 Tahun |
![]() |
---|
Serang Korea Utara Pakai Pesawat Tak Berawak, Jenderal Korea Selatan Ditangkap |
![]() |
---|
Dunia 24 Jam: Rusia Ingin ‘Baikan’ dengan AS, Banjir Bandang di Texas, Bandit Bunuh 70 Orang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.