Berita Luar Negeri

Ukraina 'Kalah’ Perang usai Tak Lagi Didukung Barat, 26 Persen Wilayah Dikuasai Rusia,Zelensky:Buntu

“Sekitar 26 persen wilayah kami masih dikuasai musuh, namun Rusia belum mampu membuat kemajuan besar lebih lanjut. Kami telah menghentikan mereka,”

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Ansari Hasyim
AFP
Presiden Volodymyr Zelensky sedang berbicara dengan prajurit selama kunjungannya ke wilayah Zaporizhzhia, di tengah invasi Rusia di Ukraina pada 4 Februari 2024 

Ukraina 'Kalah’ Perang usai Tak Lagi Didukung Barat, 26 Persen Wilayah Dikuasai Rusia, Zelensky: Buntu

SERAMBINEWS.COM – Perang Ukraina dan Rusia hingga hari ini, Senin (5/2/2024) masih terus berlanjut.

Namun baru-baru ini, Ukraina tampaknya mengalami kemunduran dan menemukan jalan buntu dalam menghadapi gempuran militer Rusia.

Di sisi lain, situasi pejabat elit Ukraina dalam beberapa hari ini juga kian tidak kondusif akibat meningginya tensi antara Presiden Volodymyr Zelensky dan Panglima Angkatan Darat Ukraina, Jenderal Zaluzhny.

Hubungan panas keduanya semakin terlihat jelas setelah Zelensky dikabarkan akan memecat Zaluzhny dari jabatan tertinggi militer dalam pertemuan pada Senin (29/1/2024).

Dalam sebuah wawancara dengan saluran TV Italia, Rai1, Zelensky membenarkan bahwa Jenderal Zaluzhny perlu diganti.

“Kalau menyangkut masalah ini, saya berencana mengganti banyak tokoh berpangkat tinggi, tidak hanya di jajaran militer,”

“Saya sedang berpikir untuk mengganti Zaluzhny tetapi kami tidak akan mengganti hanya satu orang,” jelas Zelensky.

Hubungan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy dengan Panglima Angkatan Darat Ukraina, Jenderal Zaluzhny sedang memanas
Hubungan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy dengan Panglima Angkatan Darat Ukraina, Jenderal Zaluzhny sedang memanas (KOLASE SERAMBINEWS.COM)

Menurut Presiden Ukraina, jika ingin menang melawan Rusia, semua orang harus memiliki tujuan dan tekad yang sama.

“Itulah sebabnya saya berbicara tentang pengaturan ulang, penggantian. Tidak hanya mengganti satu orang tetapi juga mengganti kepemimpinan,” tambah Zelensky.

Dia juga untuk pertama kalinya mengakui bahwa perang tersebut menemui jalan buntu.

“Itu adalah kenyataan karena keterlambatan dalam menyediakan senjata, penundaan berarti kesalahan,” kata Zelensky, mengacu pada menurunnya dukungan Barat terhadap Ukraina.

“Kami tidak hanya membutuhkan lebih banyak amunisi tetapi juga peralatan modern,” sambungnya.

Zelensky menegaskan kembali tanda-tanda positif ketika Ukraina berulang kali melancarkan serangan yang merusak terhadap Armada Laut Hitam Rusia.

“Rusia kehilangan banyak kapal perang. Kami masih bisa mempertahankan jalur pasokan gandum di Laut Hitam. Itu adalah informasi positif,” kata Zelensky.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved