Konflik Rusia vs Ukraina

Vladimir Putin: Rusia Bisa Balas Serang NATO jika Wilayahnya Diserang Lebih Dulu

"Negara-negara Barat berusaha mengintimidasi penduduk mereka sendiri dengan ancaman imajiner Rusia,” kata Putin

Editor: Faisal Zamzami
Gavriil GRIGOROV / POOL / AFP
Presiden Rusia Vladimir Putin memberikan wawancara kepada pembawa acara talk show AS Tucker Carlson di Kremlin di Moskow pada 6 Februari 2024. 

SERAMBINEWS.COM - Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengatakan Rusia tidak berniat menyerang negara anggota NATO di Eropa.

Rusia hanya akan membalas jika diserang terlebih dahulu oleh NATO.

"Negara-negara Barat berusaha mengintimidasi penduduk mereka sendiri dengan ancaman imajiner Rusia,” kata Putin dalam wawancara dengan jurnalis Amerika Serikat (AS), Tucker Carlson, yang rilis Kamis (8/2/2024) malam waktu setempat.

“Orang pintar memahami betul bahwa hal itu salah,” lanjutnya.

Tucker Carlson kemudian bertanya, skenario apa yang terbayang dalam benak Putin ketika Rusia mengirim pasukan ke Polandia.

"Hanya dalam satu kasus, yaitu jika ada serangan terhadap Rusia dari Polandia. Mengapa? Karena kami tidak punya kepentingan di Polandia, Latvia, atau (anggota NATO) lainnya," jawab Putin.

Merujuk pada propaganda negara NATO bahwa Rusia mungkin akan menginvasi seluruh Eropa jika Ukraina kalah, Tucker Carlson kemudian mengajukan pertanyaan baru.

"Apakah Rusia memiliki tujuan teritorial di seluruh benua (Eropa)?" tanya Tucker Carlson.

"Hal itu sama sekali tidak mungkin," jawab Putin, dikutip dari Irkutsk Russia.

Presiden Rusia itu menegaskan, berperang di seluruh Eropa hanya akan menghancurkan kehidupan manusia.

"Anda tidak perlu menjadi seorang analis untuk memahami bahwa terlibat dalam perang global bertentangan dengan akal sehat. Perang global akan membawa seluruh umat manusia ke ambang kehancuran,” katanya.

Baca juga: VIDEO Rusia dan Hamas Makin MESRA, Sandera Asal Moskow Segera Bebas Sebagai HADIAH Untuk Putin

Putin berpendapat pemerintah Barat menggunakan taktik menakut-nakuti untuk meyakinkan rakyat mereka, para pembayar pajak, agar memberi lebih banyak uang untuk melemahkan Rusia melalui Ukraina dan negara lain.

Pemerintah Rusia berulang kali mengatakan alasan operasi militer di Ukraina adalah berlanjutnya ekspansi NATO ke arah Eropa Timur, hingga mendekati perbatasan Rusia.

Para pejabat Rusia juga memperingatkan bahwa pengiriman senjata dan peralatan militer ke Ukraina hanya akan memperpanjang eskalasi.

"Karena kami sepakat bahwa setelah runtuhnya Uni Soviet, segala sesuatunya harus seperti ini di sepanjang perbatasan republik-republik serikat. Kami setuju dengan ini," kata Putin menjelaskan awal pecahnya Uni Soviet.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved