Amalan Bulan Syaban
Bulan Syaban, Ustadz Adi Hidayat Terangkan Rahasia Menuju Ramadhan
Saat ini telah memasuki bulan Sya'ban 1445 Hijriyah, artinya satu bulan lagi akan memasuki bulan suci Ramadhan.
Saat ini telah memasuki bulan Sya'ban 1445 Hijriyah, artinya satu bulan lagi akan memasuki bulan suci Ramadhan.
SERAMBINEWS.COM - Ummat islam sedunia tak lama lagi akan menunaikan ibadah puasa selama sebulan penuh.
Sebelum datang Ramadhan ada satu bulan mulia juga bernama Syaban.
Pendakwah Ustadz Adi Hidayat menerangkan makna bulan Sya'ban yang penting diketahui umat Islam.
Bulan Sya'ban adalah satu bulan sebelum bulan suci, dituturkan Ustadz Adi Hidayat menjadi persiapan dan latihan sebelum Ramadhan.
Saat ini telah memasuki bulan Sya'ban 1445 Hijriyah, artinya satu bulan lagi akan memasuki bulan suci Ramadhan.
Diketahui, 1 Sya'ban 1445 Hijriyah bertepatan pada Minggu (11/2/2024) kemarin, di bulan ini menjadi latihan kaum muslimin membentuk ketaatan kepada Allah SWT.
Sama halnya bulan-bulan lainnya, di bulan Sya'ban umat muslim juga dianjurkan memperbanyak amalan dan ibadah kepada Allah SWT.
Sebagaimana yang dilakukan dan dianjurkan Nabi Muhammad SAW, dengan membiasakan diri meningkatkan ibadah di bulan Sya'ban.
Ustadz Adi Hidayat menjabarkan sebuah hikayat tentang awal mula bulan Sya'ban.
Sejak zaman Jahiliyah masyarakat Arab tempo dulu berusaha untuk membentuk kelompok-kelompok kecil yang menyebar ke seluruh tempat di wilayah padang pasir untuk mencari sumber air.
Kemudian menyiapkan tempat-tempat tertentu, penampungan-penampungan air sebagai persiapan menuju bulan kesembilan yang terik dan panas membakar sehingga berpotensi menjadikan sumur-sumur air menjadi kering dan aktivitas juga menjadi terbatas.
Ustadz Adi Hidayat menuturkan, bulan kesembilan itulah saat panas terik memancar disebut dengan Ramadhan, masyarakat menyebut dengan Ramadhan dari kata Ramadha yang berarti terik panas membakar.
"Jika kita ingin jadikan bentuknya superlative, lebih meningkat lagi, lebih membakar lagi maka tambahkan Alif dan Nun di ujungnya, maka masyarakat menyebutnya dengan Ramadhan, bulan, masa, waktu yang sangat terik membakar yang sangat panas membakar," jelas Ustadz Adi Hidayat dilansir Banjarmasinpost.co.id dari kanal youtube Adi Hidayat Official.
Karena itulah sebulan sebelumnya masyarakat tersebut kemudian membagi tugas per kelompok-kelompok.
Pengelompokan-pengelompokan untuk menyebar disebut dengan tasya'ub namanya, keadaannya disebut dengan Sya'ban.
"Maka di bulan Sya'ban bulan yang kedelapan, masyarakat itu bertugas berpencar mencari sumber-sumber air untuk ditampung dan dikumpulkan sebagai persiapan di bulan yang kesembilan yaitu bulan Ramadhanm," urainya.
Di masa Islam, nama-nama bulan ini dipertahankan dalam perjalanan di tahun Hijriah dari mulai Al muharram atau Muharram sampai dengan bulan Dzulhijah, dari bulan pertama sampai dengan bulan yang kedua belas.
Menariknya pada bulan Sya'ban sampai dengan bulan Ramadhan ada pergantian kembali ada pelebaran dari makna yang dulu maknanya lebih kepada menunjukkan suasana, iklim, cuaca, yang panas membakar, yang terik luar biasa.
Ustadz Adi Hidayat menjabarkan, secara metafora makna itu dibawa dalam nilai-nilai syariat, nilai pendidikan spiritual, orang-orang yang saat Ramadhan mau meningkatkan amalnya, membangun ketaatan, meninggalkan maksiat, bertaubat kepada Allah.
"Maka Ramadhan akan memberikan panas terik membakar dosa-dosanya, menggugurkan kesalahan-kesalahannya, mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala dengan Taqarrub yang sangat indah sehingga berpeluang diterima amal, diberikan kemuliaan, dan mungkin juga bisa berpotensi wafat dalam keadaan khusnul khatimah dan kembali menjadi hamba yang sholeh," papar Ustadz Adi Hidayat.
Untuk itu perlu persiapan, tidak semua orang yang sampai ke bulan Ramadhan boleh jadi mendapatkan peningkatan taqwa, dapat manfaat dari taubatnya, bisa terdorong untuk meningkatkan ketaatan, belum tentu kalau dia tidak sungguh-sungguh, kalau dia tidak serius.
Karena itu ayat puasa ketika dihadirkan di ayat 183 di surat Al-Baqarah itu, di penghujung Allah akhiri dengan kalimat la'allakum tattaqụn agar umat muslim mampu meningkatkan taqwa.
Surat Al Baqarah ayat 183
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ - ١٨٣
Yā ayyuhallażīna āmanụ kutiba 'alaikumuṣ-ṣiyāmu kamā kutiba 'alallażīna ming qablikum la'allakum tattaqụn
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."
Namun apakah semua yang puasa bisa meningkat taqwa? Ustadz Adi Hidayat menjawab belum tentu, karena la'allakum dikenal dengan huruf yang menunjukkan terpenuhinya satu harapan dengan syarat kesungguhan, keseriusan untuk mewujudkannya.
Di antara keseriusan itu maka citranya secara metafora diambil dari bulan sebelumnya bulan Sya'ban, bulan kedelapan saat banyak orang di masa pra Islam mengumpulkan air untuk persiapan bulan kesembilan maka air berikutnya yang kita siapkan menuju Ramadhan adalah air-air spiritual.
"Air-air yang bukan hanya melapangkan dahaga, menghilangkan haus, tapi air yang bisa menumbuhkan nilai-nilai ketaatan, yang bisa menggemburkan kembali, menyuburkan kembali hati-hati yang kering. Karena itulah banyak ayat dalam Al Qur'an yang menyebut tentang air, kata Alma yang mewakili air saja setidaknya disebutkan 63 kali dalam Al Qur'an," tutur Ustadz Adi Hidayat.
Ustadz Adi Hidayat mengatakan, jika tidak dimulai dari bulan Sya'ban, tidak mudah untuk menjalani Ramadhan, karena itu ia mengimbau memanfaatkan bulan Sya'ban untuk mengumpulkan banyak air spiritual, berlatih ibadah, meningkatkan ketaatan sehingga nanti mampu terbiasa saat masuk bulan Ramadhan.
Sehingga itulah rahasia dan makna di balik bulan Sya'ban yakni mampu menumbuhkan nilai-nilai ketaatan paada diri umat muslim.
"Jadi rasulullah mengajarkan kepada kita untuk beradaptasi puasa terlebih dahulu, tingkatkan amal sholeh, cari air spiritual sejak bulan Sya'ban," kata Ustadz Adi Hidayat.
Sehingga ketika terkumpul semua bekal-bekal spiritual itu, maka siap kita manfaatkan di bulan Ramadhan, siap digunakan untuk bulan Ramadhan.
Nabi Muhammad SAW bahkan pernah disebutkan menunaikan puasa di Sya'ban seutuhnya atau sepenuhnya.
Ada juga yang menafsirkan Nabi SAW kadang-kadang berpuasa, ini menunjukkan kesan memperbanyak latihan, memperbanyak mendekat kepada Allah SWT.
"Semoga dengan itu dapat menghantarkan kesiapan pada bulan Ramadhan untuk membangun ketaatan, mendekatkan kepada Allah SWT dan membakar semua dosa dan kesalahan yang pernah diperbuat," tukas Ustadz Adi Hidayat.
Artikel ini telah tayang di BanjarmasinPost.co.id dengan judul Makna Bulan Sya'ban bagi Umat Islam, Ustadz Adi Hidayat Terangkan Rahasia Menuju Ramadhan,
Simak, Amalan Isi Kegiatan Sepanjang Malam Syaban, Lengkap Niat Shalat Sunnah |
![]() |
---|
Jangan Lalai, Amalan Sunnah Bulan Syaban 2025 Wahana Persiapan Sambut Ramadan 1446 Hijriah |
![]() |
---|
Malam Nisfu Syaban Akan Tiba, Nisfu Syaban Tepat pada 14 Februari Lengkap Waktu Baca Yasin |
![]() |
---|
Begini Niat, Tata Cara Sholat, dan Amalan Sunnah Malam Nisfu Syaban |
![]() |
---|
Keutamaan Amalan Malam Nisfu Syaban, Menulis dan Membaca Surat Shad Ayat 54 untuk Rezeki Berlimpah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.