Belasan Ketua RT dan RW di Desa Ini Kompak Mundur dari Jabatan, Diduga Tak Sanggup Kerja 'Sat Set'

Ketua RT 02 Desa Wasiat, Wijo Narko (53) mengaku mengundurkan diri karena sudah tidak mampu menjalankan intruksi atasan (kepala Desa).

Penulis: Yeni Hardika | Editor: Muhammad Hadi
FREEPIK.COM
Ilustrasi - Belasan Ketua RT dan RW di Desa Ini Kompak Mundur dari Jabatan, Diduga Tak Sanggup Kerja 'Sat Set'. 

SERAMBINEWS.COM - Belasan Ketua RT dan RW di salah satu desa di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah mendadak mengundurkan diri dari jabatannya.

Kejadian itu terjadi di Desa Wasiat, Kecamatan Ngombol kabupaten setempat.

Para Ketua RT dan RW itu secara serentak memberikan surat pengunduran diri mereka kepada Kepala Desa terkait pada Senin (19/2/2024).

Kabar mengenai pengunduran diri yang dilakukan secara mendadak dan serentak itu dibenarkan oleh Kepala Desa Wasiat, Sulit Sukesi.

Dilansir dari Tribun Jogja, Selasa (20/2/2024), Sukesi menyebutkan, ada 10 ketua RT dan 4 ketua RW yang menyerahkan surat pengunduran diri mereka kepadanya.

"Kemarin (19/2/2024) saya sangat kaget tiba-tiba mendapat surat pengunduran diri dari para Ketua RT dan RW, setelah pulang dari layat," ungkap Sukesi, Selasa (20/2/2024).

Dalam surat  itu, kata Sukesi, disebutkan bahwa alasan mereka mundur adalah karena merasa tak mampu mengemban amanah dan tugas serta tanggungjawab sebagai ketua RT atau ketua RW.

Setelah menerima surat, Sukesi mangaku langsung mengumpulkan seluruh ketua RT dan RW untuk menanyakan alasan sebenarnya.

Baca juga: Mundur dari Jabatan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo: Harga Diri Lebih Tinggi daripada Pangkat

Baca juga: Gajinya Rp40 Juta per Bulan, Pegawai Ini Tetap Putuskan Resign Gara-Gara Kantor Punya 600 Grup Chat

Namun para ketua RT dan RW bersikukuh alasan mereka mundur sesuai dengan dalam surat.

"Ya saya terima surat mereka dengan lapang dada tapi belum saya tandatangani. Nanti akan saya kembalikan kepada masyarakat, apakah akan dilakukan pemilihan Ketua RT dan RW," katanya.

Namun ia menduga pengunduran para ketua RT dan RW ada sangkut pautnya dengan sifat kepemimpinannya.

Sukesi mengaku memiliki sifat yang tegas dan ceplas-ceplos, sehingga terkesan galak saat dalam forum.

"Saya orangnya memang keras, kalau ngomong ceplas-ceplos dan saya di forum manapun sering bilang 'kalau tidak bisa kerja, leren (berhenti)'. Mungkin itu yang membuat kesabaran mereka mentok sehingga memutuskan mengundurkan diri," ucapnya.

Sukesi menuturkan, kata-kata pedas itu terpaksa ia luncurkan karena ingin memacu semangat para ketua RT dan RW dalam bekerja.

Ia menyebut masalah umur para ketua RT dan RW yang didominasi berusia tua, disebut menjadi satu pemicu niat Sukesi tidak tersampaikan, sehingga dinilai tidak sopan.

Baca juga: Sudah Punya Gaji Rp 15 Juta, PNS DJP Ini Pilih Resign dan Jualan Ayam Geprek, Apa Alasannya?

"Ketua RT dan RW kan kepanjangan tangan saya (Kades) di tengah masyarakat. Jadi saya inginnya mereka kerja sat-set karena banyak program yang ingin dikerjakan," papar Sukesi.

"Tapi karena umur jadi tidak bisa mengikuti. Sehingga dengan ini, saya malah ingin punya Ketua RT dan RW yang muda-muda," sambungnya.

Keputusan para ketua RT dan RW mundur dilakukan beberapa hari setelah pemungutan suara Pemilu 2024.

Sehingga santer mundurnya mereka karena rendahnya perolehan suara salah satu caleg.

Namun kabar tersebut ditepis oleh Sukesi.

"Tapi pas pemungutan suara itu saya memang sempat marah di TPS 04. Karena banyak surat suara yang rusak, terutama surat suara DPRD Provinsi. Padahal surat suara DPD yang calonnya tidak terlalu dikenal saja banyak yang nyoblos. Kok surat suara DPRD Provinsi tidak banyak yang nyoblos, kan eman-eman (sia-sia) negara menghabiskan triliunan untuk menggelar Pemilu," jelas Sukesi.

"Saya berpikir apakah PPS tidak melakukan sosialisasi (agar surat suara tidak rusak) atau bagaimana. Kan eman-eman, setidaknya mereka bisa memilih dewan-dewan yang sudah membantu desa," imbuhnya.

Baca juga: Kisah Abudzar Ghifari, Resign dari Perusahaan Besar Karena Takut Riba, Kini Jadi Pedagang Mie Aceh

Tak mampu jalankan intruksi

Sementara itu, ssat ditemui secara terpisah, Ketua RT 02 Desa Wasiat, Wijo Narko (53) mengaku mengundurkan diri karena sudah tidak mampu menjalankan intruksi atasan (kepala Desa).

Terutama perihal penggunaan tekhnologi digital seperti ponsel.

"Ya kadang-kadang saya terlambat menyerap informasi. Alat yang digunakan kan HP, tapi saya sendiri tidak punya HP harus pinjam anak. Jadi kadang ada suatu undangan saya suka terlambat (mendapatkan info)," jelas Wijo, dikutip dari Tribun Jogja.

"Terus kadang intruksi dari atasan, saya kurang tepat menjalankannya sehingga hasil kurang maksimal," sambung dia.

Wijo mengaku punya keinginan berhenti dari jabatan Ketua RT sudah sejak lama.

Tak hanya dia, bahkan ketua RT lain juga punya keinginan yang sama sejak satu tahun lalu.

Namun, mereka saling mengingatkan untuk bertahan hingga masa periode selesai.

Baca juga: Ahok Mundur dari Jabatan Komisaris Utama Pertamina Demi Dukungan ke Ganjar di Pilpres 2024

"Kami sudah mencoba bertahan, tapi kemarin pumpung (kebetulan) banyak temannya, jadi kami langsung bikin (surat pengunduran diri). Karena kalau mau (mengundurkan diri) sendirian kan malu," kata dia.

Wijo sendiri sudah menjadi ketua RT sejak 2019.

Sebelumnya ia pernah menjadi ketua RW dan beralih menempati kursi Ketua RT 02 karena dorongan dari masyarakat.

"Sebelumnya saya jadi RW, terus ada kekosongan RT, sebenarnya saya tidak minat dan kurang yakin (mampu mengemban amanah), tapi karena permintaan masyarakat, ya sudah," ucapnya.

Menurut Wijo, umur ketua RT dan RW di Desa Wasiat paling muda berusia 40-an dan yang tertua hampir mendekati 65 tahun.

Saat ditanya terkait adanya isu politik terkait kemunduran dia dan rekan-rekannya, Wijo mengaku tidak mengetahui.

Ia juga menampik alasanya mundur karena gaya kepemimpinan kepala desa.

"Kalau Bu Kades galak itu sudab biasa bukan hal aneh. Kami bisa menghadapi itu. Cuma, saya sendiri yang merasa kurang cekat-ceket (sat-set) dan kurang cepat dalam bekerja, jadi mengundurkan diri," beber dia.

Jika pengunduran dirinya diterima, Wijo mengaku akan kembali beraktivitas sebagai buruh tani.

(Serambinews.com/Yeni Hardika/Tribun Jogja)

BACA BERITA LAINNYA DI SINI

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved