OJK
OJK Aceh: Sektor Jasa Keuangan Aceh Tahun 2023 Tumbuh Stabil
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Aceh mencatat kinerja Sektor Jasa Keuangan (SJK) di Aceh sampai dengan penutupan tahun 2023 tumbuh stabil
* Tabungan Simpanan Pelajar Capai 1,06 Juta Rekening
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Aceh mencatat kinerja Sektor Jasa Keuangan (SJK) di Aceh sampai dengan penutupan tahun 2023 tumbuh stabil didukung oleh fungsi intermediasi yang optimal, likuiditas yang memadai dan tingkat risiko yang terjaga serta tingkat pengaduan konsumen yang rendah di sepanjang tahun 2023.
Hal ini disampaikan oleh Kepala OJK Aceh Yusri, dalam acara Kumpul Diskusi Jejaring OJK Aceh (Kupi JROH) bersama awak media di Kantor OJK Aceh, Kamis (29/2/2024).
Saat ini, terdapat 13 BUS/UUS yang melakukan operasional di Aceh, 14 BPR/S, 17 perusahaan pembiayaan, 27 perusahaan asuransi, 1 Perusahaan Pergadaian, 2 BPJS, 2 LKMS, 1 Perusahaan Dana Pensiun, 1 Perusahaan Modal Ventura, 2 Perusahaan Penjaminan dan 1 PNM serta 6 Perusahaan Sekuritas.
Sektor Perbankan
Kinerja intermediasi Bank Umum (BU) di Aceh pada Desember 2023 tumbuh signifikan, dimana pembiayaan (berdasarkan lokasi bank) tumbuh 12,66 persen yoy dari Rp34,23 triliun menjadi Rp38,57 triliun, diikuti dengan peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 5,78 persen yoy dari Rp39,64 triliun menjadi Rp41,93 triliun, dengan rasio pembiayaan bermasalah (NPF) sebesar 1,57 persen atau lebih baik dari rasio NPF BU nasional sebesar 2,19 persen.
Rasio risiko atas kredit (Loan at Risk/LaR) BU di Aceh sebesar 5,40 persen atau turun dari Desember 2022 sebesar 6,40 persen, dengan ROA sebesar 2,78 persen (Desember 2022: 2,45 persen) dan Current Account to Saving Account (CASA) yang tinggi sebesar 73,20 persen.
Porsi pembiayaan untuk investasi sebesar 14,61 persen, naik dari tahun 2022 sebesar 10,60 persen.
Sementara, porsi pembiayaan konsumtif tercatat sebesar 67,74 persen, turun dari tahun 2022 sebesar 67,52 persen. Selanjutnya, porsi pembiayaan kepada UMKM meningkat menjadi 28,21 persen (Desember 2022: 26,14 persen). Hal ini memperlihatkan sektor ekonomi produktif dan UMKM yang semakin menggeliat di Provinsi Aceh.
Pembiayaan berdasarkan lokasi proyek per Desember 2023 tercatat sebesar Rp49,90 triliun, sehingga terdapat selisih pembiayaan antara lokasi bank terhadap lokasi proyek sebesar Rp11,33 triliun yang sebagian besar tersebar pada sektor industri pengolahan, pertambangan dan penggalian, pertanian perburuan dan kehutanan, real estate usaha persewaan, serta jasa perusahaan serta pemilikan kendaraan bermotor.
Namun demikian, selisih tersebut turun sebesar 24,77 persen dibandingkan Desember 2022 sebesar Rp15,06 triliun dengan total pembiayaan berdasarkan lokasi proyek sebesar Rp49,29 triliun.
Kinerja intermediasi BPR/BPRS di Aceh juga mengalami peningkatan di mana pembiayaan pada Desember 2023 tumbuh sebesar 19,70 persen (yoy) menjadi Rp711 miliar dan DPK tumbuh 5,07 persen (yoy) menjadi Rp560 miliar, dengan rasio NPF sebesar 7,77 persen (lebih rendah dari rasio NPF BPR/BPRS nasional sebesar 9,50 persen).
Sektor Pasar Modal
Jumlah investor dengan identitas dari Aceh terus meningkat pada Desember 2023 jumlah investor sebanyak 136.263 Single Investor Identification /SID (meningkat 19,06 persen dari bulan Desember 2022 sebanyak 114.448 SID) serta SID saham sebanyak 52.284 (meningkat 23,04 persen dari SID bulan Desember 2022 sebanyak 42.493).
Sektor IKNB
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.