Bolehkah Main Game Saat Puasa Ramadhan? Ini Kata Dewan Pakar ISAD Aceh Tgk Jamaluddin

SERAMBINEWS.COM - Mengisi waktu luang dengan cara bermain game sudah menjadi kebiasaan hampir banyak orang.

Tidak hanya dilakukan di hari-hari biasa, pada bulan suci ramadhan pun, banyak yang menggunakan waktu luangnya untuk bermain game.

Dalam pandangan Islam, bermain game bukanlah sesuatu hal yang dilarang.

Hukum asal dalam setiap permainan termasuk bermain game adalah boleh-boleh saja.

Hal itu sebagaimana disampaikan oleh Dr. Tgk Jamaluddin Thaib, MA saat menjadi narasumber dalam program Serambi Ramadhan, yang tayang di YouTube Serambinews, Jumat (15/3/2024).

Program ini merupakan program khusus yang diadakan Serambi Indonesia selama bulan ramadhan, bekerjasama dengan Ikatan Sarjana Alumni Dayah (ISAD) Aceh dan didukung oleh Bank Aceh Syariah.

Baca juga: Pemilik Rumah Ikut Berdosa Jika Tukang Bangunan Tidak Puasa saat Bekerja, Buya Yahya: Neraka

Acara ini hadir setiap hari selama bulan Ramadhan mulai pukul 15.00 WIB, disiarkan secara live di YouTube Serambinews.

Tonton videonya disini.

"Game itu kan permainan. Sesuatu yang mubah atau boleh-boleh saja. Pada dasarnya segala sesuatu atau aktivitas itu mubah, kecuali ada dalil atau keterangan yang menjelaskan perbuatan itu dilarang," jelas Tgk Jamaluddin.

Namun jika bermain game secara berlebihan sampai membuat lalai, maka hukumnya sudah berbeda.

"Ketika waktu shalat tiba asik main game, mengabaikan kewajiban sebagai muslim ketaatan kepada Allah, dan kepatuhan kepada orang tua, itu sudah masuk kategori haram," ujar Tgk Jamaluddin.

Apalagi jika dilakukan pada ramadhan, aktivitas ini bisa mengurangi pahala puasa

Ketua Dewan Pakar ISAD Aceh tersebut menyampaikan, sangatlah rugi orang-orang yang menghabiskan waktunya bermain game sedangkan dia tengah berpuasa.

Baca juga: Puasa Ramadhan tapi Tidak Shalat Lima Waktu, Bagaimana Hukumnya?

"Sangat rugi. Harusnya satu kebaikan yang dilakukan di bulan Ramadhan, maka akan dikali (pahala) menjadi 70, dikali lagi menjadi 700 dan seterusnya. 

Begitu besar pahala yang diperoleh selama bulan suci ramadhan," jelas Tgk Jamaluddin

Lebih lanjut, Pimpinan Dayah Darul Fityan, Tibang, Kecamatan Syiah Kuala, Banda Aceh tersebut menyampaikan, ada beberapa kriteria game yang dibolehkan oleh agama Islam

Pertama, dari segi konten atau materi game tersebut, tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip pokok syariah, baik ditinjau dari sisi akidah, akhlak maupun ibadah.

"Kalau kontennya bersifat mendidik, maka itu boleh. tapi kalau game yang misalnya, dia jawab A, B, dia (pemainnya) harus minum minuman keras, (tidak boleh). Ini kan yang dilihat isinya. 

Maka game itu kenapa dilarang, dilihat juga kontennya," jelas alumni Dayah Darul Huda, Lueng Angen, Aceh Utara tersebut.

Kedua, game tersebut tidak bertentangan dengan unsur-unsur budaya setempat.

Menurut Tgk Jamaluddin, hal ini juga menjadi pertimbangan agar tidak merusak kebudayaan yang telah mengakar di tengah-tengah masyarakat serta mencegah rusaknya masa depan serta moral generasi.

Tiga, game yang dibolehkan juga harus dipastikan tidak boleh ada unsur kekerasan.

Baca juga: Sudah Waktu Imsak, Apakah Masih Boleh Makan dan Niat Puasa? Simak Penjelasannya

Empat, game yang dibolehkan ialah game yang tidak membuat seseorang kecanduan.

"Kenapa game itu dilarang, karena unsur kecanduannya," ujar Tgk Jamaluddin.

Dosen STAIN Nusantara, Tibang ini memang tak menapik, bahwa setiap game pasti membuat seseorang menjadi kencanduan.

Untuk itu, cara mengantisipasinya ialah dengan mengontrol diri dan tidak menghabiskan waktu dengan bermain game

"Pada intinya, kalau game itu mengandung sesuatu yang positif, itu dibolehkan," pungkas Tgk Jamaluddin.

Baca juga: Pencuri Sapi Diamuk Massa Teupin Raya Pidie, Mobil Dibakar dan Pelaku Babak Belur Dibawa ke Polsek

(Serambinews.com/Yeni Hardika)

BACA BERITA LAINNYA DI SINI