Opini
Zakat Fitrah dan Tata Cara Pengelolaannya
Secara bahasa, zakat berarti suci, berkah, dan berkembang, secara istilah bermakna; mengeluarkan sebagian harta yang diwajibkan Allah SWT untuk diberi
Oleh: Prof Dr Tgk Hasanuddin Yusuf Adan MCL MA *)
ISTILAH zakat fitrah terdiri dari dua kata; zakat dan fitrah yang masing-masing memiliki makna yang berdekatan antara satu dengan lainnya. Zakat pula ada dua jenis; yakni zakat maal (hasil pendapatan yang diperoleh dalam usaha seseorang) yang diwajibkan kepada setiap muslim yang hartanya sampai nisab (ukuran 93 atau 95 gram emas murni) dan sampai haul (dalam kurun waktu setahun sekali bayar) dan zakat fitrah yang diwajibkan kepada setiap muslim (lelaki-perempuan, budak-merdeka, besar dan kecil) pada bulan Ramadhan.
Secara bahasa, zakat berarti suci, berkah, dan berkembang, secara istilah bermakna; mengeluarkan sebagian harta yang diwajibkan Allah SWT untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya (mustahik), sesuai kadar dan haulnya, dengan rukun dan syarat tertentu.
Zakat yang terdiri dari dua jenis tersebut merupakan kewajiban yang wajib dibayar oleh setiap muslim sesuai dengan pengaturan hukum fikih, bagi yang membayarnya akan berpahala dan yang tidak membayar kedua jenis zakat tersebut akan berdosa.
Baca juga: Kapan Batas Terakhir Bayar Zakat Fitrah? Simak Penjelasan UAS Soal Waktu-Waktu Membayar Zakat Fitrah
Kata fitrah berasal dari akar kata bahasa Arab yang bermakna membuka atau menguak. Fitrah juga mempunyai makna asal kejadian, keadaan yang suci dan kembali ke asal.
Dari segi bahasa, fitrah terambil dari akar kata al-fathir yang berarti belahan, sehingga dari makna ini lahir makna-makna lain, seperti "penciptaan" dan "kejadian".
Dalam kehidupan umat Islam kata fitrah sering dikaitkan dengan kesucian dan kebersihan jiwa raga sehingga kalau disebut kata fitrah kepada seseorang menunjukkan orang tersebut termasuk dalam golongan orang-orang bersih dan baik.
Dasar hukum
Ada dua sumber hukum utama kewajiban membayar zakat fitrah adalah Al-Qur'an dan Al-Sunnah. Dalam Al-Qur'an surat At-Taubah 103 berbunyi: Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka, dan berdoalah untuk mereka.
Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Dalam ayat lain Allah berfirman: “Dan dirikanlah shalat, serta tunaikanlah zakat, serta sujudlah kamu bersama-sama dengan orang yang sujud,” (QS Al-Baqarah: 43).
Dalam ayat ini tidak disebut khusus zakat fitrah tetapi disebut zakat sahaja yang bermakna berlaku untuk zakat maal dan zakat fitrah. Terdapat beberapa hadits Rasulullah SAW terkait zakat fitrah serta jumlah yang harus dikeluarkan dan mustahik sebagai penerima zakat fitrah tersebut.
Hadits Riwayat Muslim terkait dengan kemudahan dalam Islam Rasulullah SAW bersabda: Nabi telah mengutus Abu Musa Al-Asy'ari dan Mu'adz bin Jabal ke negeri Yaman seraya berucap: permudahlah dan jangan dipersulit, beri mereka khabar gembira dan jangan mempersedih mereka dan saling tunduk patuhlah kepada hukum dan undang-undang.
Hadits tersebut mengarahkan kehidupan muslimin agar tidak mempersulit kehidupan muslimin lainnya. Hadits lain beliau bersabda: diwajibkan zakat fitrah satu sha’ dari jenis makanan pokok atau satu sha’ kurma atau satu sha’ gandum atau satu sha’ kismis atau satu sha’ keju.
Kewajiban yang beragam jenis pembayaran tersebut tentu untuk memudahkan umat Islam membayar zakat fitrah dan bisa memilih dari jenis makanan tersebut untuk dibayar zakat fitrah sesuai makanan pokok mereka. Tha’am dalam kamus Arab-Indonesia adalah makanan atau nutrisi atau memberi makan.
Pengertian tersebut memberi kita pemahaman bahwa kata tha'am tersebut menunjukkan kepada jenis makanan pokok yang disantap umat Islam sehari-hari.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.